UI dan Undiksha Inventarisasi Koleksi Museum Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI) menggandeng Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, membantu menginventarisasi koleksi di Museum Buleleng.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UI Dian Sulistyowati ditemui di Museum Buleleng, Kamis (18/8) menjelaskan, Buleleng menjadi salah satu kabupaten di Indonesia yang dinilai belum berkembang maksimal. Namun potensi yang dimiliki sangat besar, terutama dari sisi tinggalan sejarah dan museumnya.
“Inventarisasi menjadi hal mendasar untuk mendata, merekam dan menginformasikan koleksi yang ada, lebih lanjut nanti dikemas menjadi cerita yang disajikan di museum kepada pengunjung,” ucap Dian yang juga dosen arkeologi UI itu.
Tim UI memilih Buleleng selain karena potensi yang dimiliki belum digarap maksimal, juga masih lemah di pencatatan koleksi museum. Inventarisasi menjadi sangat penting, untuk melindungi dan merawat benda-benda bersejarah yang memiliki sifat dan ketahanan yang berbeda.
“Dengan inventarisasi ini kita akan tahu apa yang akan dilakukan terhadap koleksi yang ada, baik dari cara penyimpanan, perawatan dan juga tampilan. Bagaimana nanti mengupayakan koleksi tetap terawat secara fisik dan non fisik. Kalau fisik sudah pasti antisipasi kerusakan, sedangkan non fisik itu bisa saja kehilangan, kebakaran, itu yang diantisipasi dengan inventarisasi ini,” imbuh dia.
Selain melakukan inventarisasi, dalam pengabdian masyarakat ini UI dan Undiksha juga akan membantu menyusun cerita dan informasi yang disajikan dalam bentuk katalog. Seluruh kegiatan pengabdian masyarakat akan dilakukan selama 7 bulan hingga Desember mendatang.
“Nanti akan dibangun juga sistem inventarisasi data manual dan digital. Memudahkan sistem penyimpanan informasi. Jadi kalau ke depan ada penambahan koleksi bisa langsung di input oleh petugas disini,” jelas Dian. Tim UI pun berharap bisa melanjutkan program mereka tahun depan, dengan sentuhan bidang lainnya untuk memaksimalkan keberadaan Museum Buleleng.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng I Nyoman Wisandika mengatakan sangat terbantu dengan program pengabdian masyarakat UI dan Undiksha ini. Sejauh ini Museum Buleleng diakuinya memang belum maksimal dalam pengelolaan. Salah satu persoalan yang masih menjadi kendala, yakni ketersediaan ruang.
Museum Buleleng sejauh ini masih menyatu dengan perkantoran, yakni bidang sejarah dan museum Dinas Kebudayaan. Keterbatasan ruang ini menjadikan pengelolaan kurang maksimal. “Tapi terlepas dari itu kami tetap memaksimalkan yang ada dulu, karena bidang di dinas cukup banyak dan masih kekurangan ruangan. Kedepannya memang perlu kami pikirkan untuk tempat yang lebih representatif,” kata Wisandika sembari mengapresiasi UI dan Undiksha yang telah membantu proses inventarisasi dan katalogisasi untuk memaksimalkan pengelolaan Museum Buleleng. *k23
Komentar