Semarakkan HUT Ke-77 RI, Pedagang Keliling di Legian Hias Motor dan Gerobak
MANGUPURA, NusaBali
Banyak cara untuk merayakan HUT Ke-77 RI. Salah satunya seperti yang dilakukan seorang pedagang mie ayam bernama Faza, 35.
Pria asal Lombok, NTB, sengaja menghias motor dan gerobok dengan pernak-pernik bendera merah putih sambil berkeliling menjajakan dagangan.
Menurut Faza sengaja menghias motornya demi memeriahkan HUT Ke-77 RI, selain juga demi mengikuti lomba motor hias yang digelar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Legian. Dia tak terlalu peduli berapa hadiah yang akan diterima, yang paling penting bisa turut berpartisipasi dalam menyemarakkan Hari Kemerdekaan Indonesia. Menurut dia, itu sekaligus sebagai ajang promosi ‘Mie Ayam Selebew’ jualannya.
“Lomba ini merupakan tahun pertama. Tentu saya sangat antusias dengan adanya lomba hias dagangan ini,” ucapnya saat ditemui, Rabu (17/8).
Diakui pria yang biasa berjualan di sekitar Pantai Padma, Legian ini bukan hadiahnya yang ingin dicapai. Namun, semangat saat momentum Kemerdekaan Indonesia yang ingin dikobarkan. Pria yang sudah jualan di Legian sudah sejak 2016 mengaku lomba seperti ini baru pertama kali digelar. Saat momentum kemerdekaan ini, harapan satu-satunya yang dia sampaikan adalah bangkitnya pariwisata. Karena dalam kurun waktu dua tahun belakangan, dirinya juga ikut merasakan dampak lesunya pariwisata akibat pandemi Covid-19. “Kalau pariwisata kembali normal, tentu akan ada banyak orang yang kembali bekerja. Dengan begitu, banyak juga yang punya bekal untuk jajan mie ayam saya,” harapnya.
Ketua LPM Legian I Wayan Puspa Negara, mengatakan Festival Motor Hias Pedagang Keliling sesungguhnya merupakan inovasi spontan. Digelar semata-mata demi memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Dia berharap dengan hadirnya kegiatan ini bisa mendorong pandemi menuju endemi. “Ini hanya spontanitas saja. Ya, ternyata para pedagang sangat antusias,” ujarnya.
Dia mengaku peserta kegiatan itu tidak lain adalah para pedagang keliling yang sudah bertahun-tahun beraktivitas di wilayah Legian. Dengan metode pembatasan, mereka selama ini juga diberdayakan dalam berbagai kegiatan, seperti bersih-bersih lingkungan. “Dengan langkah ini mereka senantiasa menunjukkan perilaku yang mendukung Legian sebagai destinasi wisata,” katanya. *dar
Komentar