Pemuda Tabanan Ciptakan Game Metaverse Gambelan Bali
TABANAN, NusaBali
Dunia game memang membuat kalangan tertentu kecanduan. Game selain membuat suasana hati menjadi senang, game juga bisa menghasilkan pundi rupiah.
Kondisi ini pun banyak dimanfaatkan kalangan muda berlomba-lomba membuat permainan modern itu. Salah satunya pemuda asal Tabanan I Made Ochlan Pramana Putra, menciptakan game metaverse Gamelan Bali. Ochlan, sapaan akrabnya, mengaku game metaverse yang dibuat ini sudah digodok sejak tahun 2019. Dari tahun itu sudah memiliki 5 aplikasi Gong Bali. Diantaranya rindik, gangse, gong, gender, dan reong. "Game yang saya buat baru mini, belum digabungkan," ujar Ochlan, Kamis (18/8).
Kata dia, dengan adanya game metaverse Gong Bali tersebut orang di luar Bali pun bisa memainkan game Gong Bali ini. Karena lewat game ini, orang sudah bisa mengetahui bentuk gambelan, bentuk alat memukul, mendengar suaranya hingga merasakan sensi maya memainkan alat musik khas Bali ini. "Lewat game ini, kita sudah bisa memainkan Gong Bali, meskipun sensasi nyatanya jauh lebih bagus untuk memainkan karena ada taksunya," beber Ochlan.
Dia mengakui, game yang dibuat masih dalam bentuk mini, belum memiliki game yang satu gabung. Maksudnya gabungan ini belum dalam bentuk gambelan satu barung (alat musik lengkap). Untuk membuat ini, dia sendiri masih menyiapkan hal tersebut. "Saya masih siapkan, game yang berbentuk satu gabung, kalau sekarang masih pisah-pisah," ujar pemuda asal Banjar Kuwum Tegalinggah, Desa Kuwum, Kecamatan Marga ini.
Ochlan menuturkan ada cerita pilu dalam menciptakan game metaverse ini. Di banjarnya sendiri orang yang mendapat megambel itu bergantian, sehingga susah untuk belajar megambel. Ada keinginan membeli gong supaya mahir megambel harganya mahal.
Dengan kondisi ini pun dia belajar secara otodidak membuat game metaverse itu. Apalagi Ochlan sendiri adalah jebolan STIMIK Primakara. "Akhirnya saya rembuk dengan teman, kemudian coba-coba membuat game, dibantu belajar dari YouTube. Akhirnya satu game yakni Rindik bisa saya dibuat dengan waktu yang lumayan lama," tuturnya.
Hingga kini, aku Ochlan sudah 5 game gambelan yang dibuat dan sudah diupload lewat aplikasi Oclus Store. Bahkan dengan usahanya tersebut sudah terdownload 160 game. Sekali download dijual seharga 2 dolar. Dari 160 unit yang sudah terjual banyak yang membeli gambelan rindik. Peminat ini kebanyakan dari Amerika hingga Australia.
Baginya membuat game ini ada susah dan senang. Jika ingin fokus membuat game harus bersabar tanpa hasil sementara. Karena untuk membuat game diperlukan konsentrasi, ketelitian, dan paling penting kesabaran. "Jadinya satu game ini bisa setahun, untuk menunggu ini siap-siap selama setahun itu tanpa penghasilan," jelasnya.
Sayangnya dengan bakat yang dimiliki tersebut, Ochlan sendiri masih di kendala anggaran pemasaran. Maklum saja untuk menjual game yang dijual ini harus ada pemasaran secara dunia maya lingkup gamers. Pemasaran diperlukan agar game yang diciptakan selalu muncul dalam aplikasi Oclus Store ini sehingga selalu dilihat oleh calon pembeli dan ada keinginan untuk mendownload.
Untuk mencari anggaran pemasaran ini pun Oclan bersama dengan rekannya sekarang mendirikan coffee shop di Denpasar yang bernama Tahoma Cafe. "Mendirikan coffee shop ini sebagai langkah mengumpulkan dana untuk bisa memasarkan game," ungkap mantan siswa SMPN 1 Marga ini.
Ochlan menambahkan tujuan dari menciptakan game ini bukan semata-mata ingin mengurangi taksu dari gambelan asli. Tetapi lebih ke arah mengenalkan budaya Bali secara luas. "Saya ciptakan game ini suara gambelan di game tidak sama persis dengan yang nyata. Tujuanya ingin mengenalkan budaya Bali," tandas pemuda kelahiran 27 Oktober 1997 tersebut. *des
1
Komentar