Bendesa Pakraman Culik Diturunkan
Bendesa Pakraman Culik I Ketut Pasek dilengserkan saat paruman yang membahas LPJ dana desa, Minggu (16/4)
AMLAPURA, NusaBali
Tersandung laporan pertanggungjawaban (LPJ) karya di Pura Dalem Setra Desa Pakraman Culik, Kecamatan Abang, Karangasem, Bendesa I Ketut Pasek yang menjabat bendesa sejak tahun 2005, dilengserkan oleh krama. Pelengseran jabatan itu nyaris tanpa perlawanan, setelah ditemukan adanya dugaan penyimpangan penggunaan dana desa.
Hal itu mengemuka dalam paruman Desa Pakraman Culik di Pura Dalem Setra, Minggu (16/4) sekitar pukul 08.00–12.00 Wita. Saat itu juga langsung ditunjuk Plt Bendesa Pakraman Culik I Gede Degeng, guna menghindari terjadi kevakuman di desa pakraman.
Paruman yang rutin digelar itu kemarin dihadiri perwakilan dadia dan ratusan warga setempat. Mulanya Penyarikan Desa Pakraman Culik I Putu Sedana menyampaikan tata tertib paruman, yang berhak hadir adalah prajuru desa dan perwakilan dadia. Sedangkan warga tidak diundang hendaknya duduk di jaba pura.
Tetapi I Wayan Suparta dari perwakilan Dadia Arya Kanuruhan mengklarifikasi, dalam awig-awig tidak diatur larangan warga menghadiri paruman.
SELANJUTNYA . . .
Tersandung laporan pertanggungjawaban (LPJ) karya di Pura Dalem Setra Desa Pakraman Culik, Kecamatan Abang, Karangasem, Bendesa I Ketut Pasek yang menjabat bendesa sejak tahun 2005, dilengserkan oleh krama. Pelengseran jabatan itu nyaris tanpa perlawanan, setelah ditemukan adanya dugaan penyimpangan penggunaan dana desa.
Hal itu mengemuka dalam paruman Desa Pakraman Culik di Pura Dalem Setra, Minggu (16/4) sekitar pukul 08.00–12.00 Wita. Saat itu juga langsung ditunjuk Plt Bendesa Pakraman Culik I Gede Degeng, guna menghindari terjadi kevakuman di desa pakraman.
Paruman yang rutin digelar itu kemarin dihadiri perwakilan dadia dan ratusan warga setempat. Mulanya Penyarikan Desa Pakraman Culik I Putu Sedana menyampaikan tata tertib paruman, yang berhak hadir adalah prajuru desa dan perwakilan dadia. Sedangkan warga tidak diundang hendaknya duduk di jaba pura.
Tetapi I Wayan Suparta dari perwakilan Dadia Arya Kanuruhan mengklarifikasi, dalam awig-awig tidak diatur larangan warga menghadiri paruman.
SELANJUTNYA . . .
Komentar