Groundbreaking Tol Jagat Kerthi Bali Sesuai Jadwal
Koster Letakkan Batu Pertama Candi Bentar Pura Jagatnatha Jembrana
Ada banyak persyaratan administratif harus dilengkapi untuk garap proyek jalan tol, satu per satu diselesaikan sehingga saat groundbreaking semua sudah beres.
NEGARA, NusaBali
Rencana groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi atau yang akan dinamakan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali, dipastikan akan terlaksana sesuai jadwal pada Saniscara Wage Prangbakat, Sabtu (10/9) mendatang. Berbagai tahapan proses administrasi untuk pelaksanaan groundbreaking yang akan dilaksanakan di lahan milik Pemprov Bali di wilayah Kecamatan Pekutatan, Jembrana akan segera dirampungkan.
Hal tersebut ditegaskan Gubenur Koster saat memberi sambutan dalam acara peletakan batu pertama pembangunan candi bentar Pura Jagatnatha Jembrana di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan/Kabupaten Jembrana pada Wraspati Umanis Matal, Kamis (18/8) sore. Perehaban yang salah satu kegiatannya adalah berupa membangun candi bentar pada tembok pagar depan areal parkir Pura Jagatnatha Jembrana ini, didanai melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali.
Gubenur Koster mengatakan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali sudah dijadwalkan akan groundbreaking pada tanggal 10 September tahun ini. Koster mengaku memimpin langsung persiapan groundbreaking ataupun kelanjutan pembangunannya nanti. Pasalnya, jika diberikan ke yang lain, dirinya khawatir tidak akan selesai. "Jadi harus saya tangani sendiri. Sekarang masih proses pembebasan lahan. Sekarang yang paling mudah (sudah tersedia untuk rencana lokasi groundbreaking) adalah tanah milik Provinsi Bali yang sudah dijadikan aset Perumda di Pekutatan. Tetapi ini akan berlanjut sampai tuntas. Sehingga begitu groundbreaking lanjut terus," ujar Gubernur Koster didampingi Bupati Jembrana I Nengah Tamba.
Menurut Gubernur Koster, ada banyak persyaratan administratif yang harus dilengkapi untuk menjalankan proyek jalan tol tersebut. Baik itu di Kementerian ataupun di daerah. Koster pun mengaku satu per satu tahapan itu akan diselesaikan. Sehingga begitu groundbreaking semua proses administrasi sudah beres.
"Termasuk lahan yang akan digunakan milik kehutanan TNBB (Taman Nasional Bali Barat) yang harus memerlukan persetujuan Menteri Kehutanan, dan juga studi mengenai dampak lingkungannya. Jadi lengkap sekali. Astungkara sekarang sudah mulai tercapai tahapannya. Dan tadi saya mendapat laporan untuk groundbreaking tanggal 10 September nanti, kita sudah siap," ucap Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Gubernur Koster menyampaikan, dengan jalan tol tersebut, akan ada fasilitas lain yang akan dikembangkan. Khususnya di Jembrana termasuk Tabanan sebagai wilayah yang paling banyak dilintasi. Total ada lebih dari 50 desa di Jembrana, Tabanan, dan Badung yang akan dilintasi Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi.
"Saya kira nanti Jembrana dan Tabanan akan mendapat manfaat ekonomi yang paling banyak dari pembangunan jalan tol ini. Sekaligus untuk menyeimbangkan pembangunan antara Bali Utara, Bali Selatan, Bali Barat, Bali Timur dan Tengah," ucap Gubernur Koster.
Gubernur Koster menyebutkan, selama ini pembangunan hanya terpusat di Bali Selatan. Sehingga pusat perekonomian tumbuh di Bali Selatan. Akibatnya pembangunan menjadi timpang. Bahkan, menurutnya, tidak saja ekonomi yang timpang, tetapi juga kependudukan antar wilayah menjadi timpang karena beramai-ramai orang pindah untuk mencari kerja ke Bali Selatan.
"Untuk itu, sekarang strategi saya di dalam membangun Bali dengan Nangun Sat Kerthi Loka Bali itu, adalah semua wilayah harus dibangun sesuai dengan potensinya. Dan sebelum pusat ekonomi dibangun, infrastrukturnya dulu yang harus dibangun. Tidak ada negara ekonominya maju kalau infrastrukturnya tidak dibangun lebih dulu. Jadi kalau orang mengerti untuk membangun ekonomi, pasti yang didahulukan adalah infrastrukturnya. Dan Bali selama ini paling tertinggal pembangunan infrastrukturnya," ucap Gubernur Koster.
Sebelumnya, sambung Gubernur Koster, belum pernah ada desain pembangunan dari Pemerintah Daerah yang merupakan inisiatif Pemerintah Daerah. Pembangunan infrastruktur besar semuanya inisiatif Pemerintah Pusat dan karena ada kebutuhan mendesak. Artinya, ketika ada keperluan mendadak, baru dibangun. Namun dirinya tidak ingin seperti itu sehingga membuat desain besar untuk pembangunan Bali yang juga merata di tiap kabupaten.
Dalam beberapa pembangunan, Gubernur Koster mengakui terkadang ada saja yang menolak. Tetapi setelah pembangunan jadi dan bagus, semua merasakan manfaatnya dan tidak ada lagi yang mempermasalahkan. Dalam rencana pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini, Gubernur Koster pun mengaku ada sedikit pihak yang menolak.
Perbandingannya dari hitungan 8.000 bidang tanah dan melibatkan 8.000-an orang pemilik, dirinya memperkirakan hanya ada 1 orang yang tidak setuju. Meski tetap diributkan di media sosial, dirinya mengaku tetap fokus bekerja. "Kita tugasnya kerja. Lebih bagus kita kerja, tetapi kerja benar," ucap Koster.
Gubernur Koster menambahkan, ketika sudah rampung Jalan Tol Jagat Kerthi Bali nantinya juga akan jadi taman wisata Taman Kerthi Bali Semesta dan yang membangun nanti adalah Paramount, pengembang destinasi wisata terbesar di dunia seperti Disneyland dan Universal Studio di Singapura.
"Bali sebagai tujuan wisata utama dunia memang harus punya fasilitas pariwisata seperti itu. Dan Astungkara dapat tempatnya. Ada tanah provinsi yang luas di Bali Barat. Mula jodoh ne (memang sudah jodoh lokasi ada) di Jembrana. Bukan karena apa, ya karena wilayahnya ada di Jembrana. Tanah provinsi ada 1.000 hektare di Pekutatan," ucap Gubernur Koster.
Menurutnya, selama ini tanah aset Pemrov Bali yang ada di Pekutatan itu, ditanami karet. Dirinya pun mengaku sempat heran dengan pemanfaatan aset lahan untuk karet tersebut, dan menyangsikan apa yang didapatkan. "Ternyata betul, begitu saya masuk jadi Gubernur, sejak tanah itu ada sampai sekarang, tidak ada satu rupiah pun masuk ke kas daerah. Malah rugi," ujar Gubernur Koster.
Untuk itu, dirinya ingin mengoptimalkan aset-aset Provinsi Bali. Agar selain memberi nilai ekonomi yang maksimal untuk semua wilayah, juga meningkatkan pendapatan masyarakat di wilayah sekitar dan memeratakan pembangunan. "Jadi itulah sebabnya saya sedang bekerja keras sekarang. Termasuk yang ini (perehaban Pura Jagatnatha Jembrana), ya bagian dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Provinsi Rp 18 miliar untuk Jembrana," tegasnya.
Untuk diketahui, dalam kegiatan proyek perehaban Pura Jagatnatha Jembrana digarap CV Guna Karya dengan nilai kontrak sebesar Rp 3.397.722.000 atau Rp 3 miliar lebih. Selain mencakup rehabilitasi sejumlah bangunan penunjang di areal Pura Jagatnatha Jembrana, dalam proyek rehabilitasi yang baru mulai berjalan ini, juga dilakukan pembangunan candi bentar pada tembok pagar depan areal parkir Pura Jagatnatha serta Kebun Raya Jagatnatha Jembrana ini.
Lima buah patung penari yang sebelumnya menjadi penghias di antara dua pintu masuk pada pagar depan parkiran ini dibongkar untuk membangun candi bentar. Begitu juga untuk membangun candi bentar itu dilakukan pembongkaran bangunan Palinggih Pangayengan Jagatnatha Jembrana yang sebelumnya ada di tengah areal parkir.
Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata dan Kebudayan (Parbud) Jembrana Anak Agung Komang Sapta Negara mengatakan pembangunan candi bentar pada pagar depan areal parkir tersebut bertujuan untuk menyediakan tempat pamedalan Ida Bhatara. Sebelumnya untuk akses pamedalam Ida Bhatara ketika prosesi ngabejian saat piodalan ataupun hari tertentu lewat candi bentar yang ada di sisi barat.
Hal itu pun dinilai kurang etis. Untuk itu dibuatkanlah candi bentar pada pagar depan atau di selatan, sehingga untuk akses ngamedalan Ida Bhatara bisa langsung dengan pintu keluar areal Pura Jagatnatha "Ya itu untuk membuatkan tempat pamedalan Ida Bhatara. Biar nanti bisa langsung lurus. Tidak lagi lewat ke barat," ujar Sapta Negara.
Terkait bangunan Palinggih Pangayengan Jagatnatha Jembrana yang dibongkar, kata Sapta Negara, akan dibangun kembali. Namun posisinya dipindah ke sisi pojok kaja-kangin (timur laut). Begitu juga 5 buah patung penari yang sebelumnya dibongkar, nantinya akan dipasang kembali untuk menghias areal halaman Pura Jagatnatha. "Nanti Palinggih-nya akan dibangun kembali. Cuman posisinya biar bagus, kita tempatkan kaja-kangin. Tidak di tengah-tengah," pungkas Sapta Negara. *ode
Hal tersebut ditegaskan Gubenur Koster saat memberi sambutan dalam acara peletakan batu pertama pembangunan candi bentar Pura Jagatnatha Jembrana di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan/Kabupaten Jembrana pada Wraspati Umanis Matal, Kamis (18/8) sore. Perehaban yang salah satu kegiatannya adalah berupa membangun candi bentar pada tembok pagar depan areal parkir Pura Jagatnatha Jembrana ini, didanai melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali.
Gubenur Koster mengatakan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali sudah dijadwalkan akan groundbreaking pada tanggal 10 September tahun ini. Koster mengaku memimpin langsung persiapan groundbreaking ataupun kelanjutan pembangunannya nanti. Pasalnya, jika diberikan ke yang lain, dirinya khawatir tidak akan selesai. "Jadi harus saya tangani sendiri. Sekarang masih proses pembebasan lahan. Sekarang yang paling mudah (sudah tersedia untuk rencana lokasi groundbreaking) adalah tanah milik Provinsi Bali yang sudah dijadikan aset Perumda di Pekutatan. Tetapi ini akan berlanjut sampai tuntas. Sehingga begitu groundbreaking lanjut terus," ujar Gubernur Koster didampingi Bupati Jembrana I Nengah Tamba.
Menurut Gubernur Koster, ada banyak persyaratan administratif yang harus dilengkapi untuk menjalankan proyek jalan tol tersebut. Baik itu di Kementerian ataupun di daerah. Koster pun mengaku satu per satu tahapan itu akan diselesaikan. Sehingga begitu groundbreaking semua proses administrasi sudah beres.
"Termasuk lahan yang akan digunakan milik kehutanan TNBB (Taman Nasional Bali Barat) yang harus memerlukan persetujuan Menteri Kehutanan, dan juga studi mengenai dampak lingkungannya. Jadi lengkap sekali. Astungkara sekarang sudah mulai tercapai tahapannya. Dan tadi saya mendapat laporan untuk groundbreaking tanggal 10 September nanti, kita sudah siap," ucap Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Gubernur Koster menyampaikan, dengan jalan tol tersebut, akan ada fasilitas lain yang akan dikembangkan. Khususnya di Jembrana termasuk Tabanan sebagai wilayah yang paling banyak dilintasi. Total ada lebih dari 50 desa di Jembrana, Tabanan, dan Badung yang akan dilintasi Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi.
"Saya kira nanti Jembrana dan Tabanan akan mendapat manfaat ekonomi yang paling banyak dari pembangunan jalan tol ini. Sekaligus untuk menyeimbangkan pembangunan antara Bali Utara, Bali Selatan, Bali Barat, Bali Timur dan Tengah," ucap Gubernur Koster.
Gubernur Koster menyebutkan, selama ini pembangunan hanya terpusat di Bali Selatan. Sehingga pusat perekonomian tumbuh di Bali Selatan. Akibatnya pembangunan menjadi timpang. Bahkan, menurutnya, tidak saja ekonomi yang timpang, tetapi juga kependudukan antar wilayah menjadi timpang karena beramai-ramai orang pindah untuk mencari kerja ke Bali Selatan.
"Untuk itu, sekarang strategi saya di dalam membangun Bali dengan Nangun Sat Kerthi Loka Bali itu, adalah semua wilayah harus dibangun sesuai dengan potensinya. Dan sebelum pusat ekonomi dibangun, infrastrukturnya dulu yang harus dibangun. Tidak ada negara ekonominya maju kalau infrastrukturnya tidak dibangun lebih dulu. Jadi kalau orang mengerti untuk membangun ekonomi, pasti yang didahulukan adalah infrastrukturnya. Dan Bali selama ini paling tertinggal pembangunan infrastrukturnya," ucap Gubernur Koster.
Sebelumnya, sambung Gubernur Koster, belum pernah ada desain pembangunan dari Pemerintah Daerah yang merupakan inisiatif Pemerintah Daerah. Pembangunan infrastruktur besar semuanya inisiatif Pemerintah Pusat dan karena ada kebutuhan mendesak. Artinya, ketika ada keperluan mendadak, baru dibangun. Namun dirinya tidak ingin seperti itu sehingga membuat desain besar untuk pembangunan Bali yang juga merata di tiap kabupaten.
Dalam beberapa pembangunan, Gubernur Koster mengakui terkadang ada saja yang menolak. Tetapi setelah pembangunan jadi dan bagus, semua merasakan manfaatnya dan tidak ada lagi yang mempermasalahkan. Dalam rencana pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini, Gubernur Koster pun mengaku ada sedikit pihak yang menolak.
Perbandingannya dari hitungan 8.000 bidang tanah dan melibatkan 8.000-an orang pemilik, dirinya memperkirakan hanya ada 1 orang yang tidak setuju. Meski tetap diributkan di media sosial, dirinya mengaku tetap fokus bekerja. "Kita tugasnya kerja. Lebih bagus kita kerja, tetapi kerja benar," ucap Koster.
Gubernur Koster menambahkan, ketika sudah rampung Jalan Tol Jagat Kerthi Bali nantinya juga akan jadi taman wisata Taman Kerthi Bali Semesta dan yang membangun nanti adalah Paramount, pengembang destinasi wisata terbesar di dunia seperti Disneyland dan Universal Studio di Singapura.
"Bali sebagai tujuan wisata utama dunia memang harus punya fasilitas pariwisata seperti itu. Dan Astungkara dapat tempatnya. Ada tanah provinsi yang luas di Bali Barat. Mula jodoh ne (memang sudah jodoh lokasi ada) di Jembrana. Bukan karena apa, ya karena wilayahnya ada di Jembrana. Tanah provinsi ada 1.000 hektare di Pekutatan," ucap Gubernur Koster.
Menurutnya, selama ini tanah aset Pemrov Bali yang ada di Pekutatan itu, ditanami karet. Dirinya pun mengaku sempat heran dengan pemanfaatan aset lahan untuk karet tersebut, dan menyangsikan apa yang didapatkan. "Ternyata betul, begitu saya masuk jadi Gubernur, sejak tanah itu ada sampai sekarang, tidak ada satu rupiah pun masuk ke kas daerah. Malah rugi," ujar Gubernur Koster.
Untuk itu, dirinya ingin mengoptimalkan aset-aset Provinsi Bali. Agar selain memberi nilai ekonomi yang maksimal untuk semua wilayah, juga meningkatkan pendapatan masyarakat di wilayah sekitar dan memeratakan pembangunan. "Jadi itulah sebabnya saya sedang bekerja keras sekarang. Termasuk yang ini (perehaban Pura Jagatnatha Jembrana), ya bagian dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Provinsi Rp 18 miliar untuk Jembrana," tegasnya.
Untuk diketahui, dalam kegiatan proyek perehaban Pura Jagatnatha Jembrana digarap CV Guna Karya dengan nilai kontrak sebesar Rp 3.397.722.000 atau Rp 3 miliar lebih. Selain mencakup rehabilitasi sejumlah bangunan penunjang di areal Pura Jagatnatha Jembrana, dalam proyek rehabilitasi yang baru mulai berjalan ini, juga dilakukan pembangunan candi bentar pada tembok pagar depan areal parkir Pura Jagatnatha serta Kebun Raya Jagatnatha Jembrana ini.
Lima buah patung penari yang sebelumnya menjadi penghias di antara dua pintu masuk pada pagar depan parkiran ini dibongkar untuk membangun candi bentar. Begitu juga untuk membangun candi bentar itu dilakukan pembongkaran bangunan Palinggih Pangayengan Jagatnatha Jembrana yang sebelumnya ada di tengah areal parkir.
Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata dan Kebudayan (Parbud) Jembrana Anak Agung Komang Sapta Negara mengatakan pembangunan candi bentar pada pagar depan areal parkir tersebut bertujuan untuk menyediakan tempat pamedalan Ida Bhatara. Sebelumnya untuk akses pamedalam Ida Bhatara ketika prosesi ngabejian saat piodalan ataupun hari tertentu lewat candi bentar yang ada di sisi barat.
Hal itu pun dinilai kurang etis. Untuk itu dibuatkanlah candi bentar pada pagar depan atau di selatan, sehingga untuk akses ngamedalan Ida Bhatara bisa langsung dengan pintu keluar areal Pura Jagatnatha "Ya itu untuk membuatkan tempat pamedalan Ida Bhatara. Biar nanti bisa langsung lurus. Tidak lagi lewat ke barat," ujar Sapta Negara.
Terkait bangunan Palinggih Pangayengan Jagatnatha Jembrana yang dibongkar, kata Sapta Negara, akan dibangun kembali. Namun posisinya dipindah ke sisi pojok kaja-kangin (timur laut). Begitu juga 5 buah patung penari yang sebelumnya dibongkar, nantinya akan dipasang kembali untuk menghias areal halaman Pura Jagatnatha. "Nanti Palinggih-nya akan dibangun kembali. Cuman posisinya biar bagus, kita tempatkan kaja-kangin. Tidak di tengah-tengah," pungkas Sapta Negara. *ode
Komentar