Pemberdayaan Petani Terganjal Pemasaran
SINGARAJA, NusaBali
Upaya pemerintah memberdayakan para petani dinilai DPRD Buleleng masih setengah hati.
Hal itu disebab perkembangan sektor pertanian hingga kini belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Pemerintah selama ini disebut terlalu fokus pada sektor hulu atau produksi pertanian. Sementara di sektor hilir atau pengolahan serta pemasaran hasil pertanian, belum terlalu optimal.
Sejauh ini upaya faktual yang terlihat adalah pemasaran beras dan kopi petani yang dilakukan Perusahaan Daerah (PD) Swatantra. Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa mengatakan, pertanian tidak bisa dilihat secara parsial. Sektor itu harus dilihat secara holistik karena permasalahan di dalamnya cukup kompleks.
"Kalau pembangunan pertanian sektor hulu kami sudah acungi jempol. Tapi sektor hilirnya belum optimal. Padahal masalah pertanian bukan hanya di hulu, tapi juga di hilir,” kata anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.
Menurutnya pemerintah harus mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM) yang ada di desa. Baik itu kelompok tani maupun Kelompok Wanita Tani. Pemberdayaan itu dapat melibatkan Dinas Pertanian maupun Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan. Selain itu Dinas Perdagangan juga harus menyokong akses pemasaran.
“Kalau masih bergerak sendiri-sendiri, sektor hilir nggak akan selesai, karena sektor ini yang kurang digarap. Sehingga perlu ada sinergitas lintas sektor,” imbuh politisi asal Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Buleleng ini.
Menurutnya kemampuan petani pengolahan hasil panen akan berdampak positif terhadap tingkat kesejahteraan petani. Sebab dapat meningkatkan nilai jual di samping mengantisipasi harga anjlok saat panen raya.
"Seringkali petani tidak berdaya saat terjadi panen raya. Saat harga komoditas anjlok, mereka tidak bisa berbuat banyak meski terancam menanggung rugi. Tapi kalau dia bisa mengolah hasil panen, maka dia punya kendali terhadap komoditas," terangnya. *k23
1
Komentar