Desa Kayu Putih Bergejolak
Warga menyegel Balai Banjar dan menuntut Kadus Tabog mundur akibat ketidakjelasan pertanggungjawaban uang desa.
SINGARAJA, NusaBali
Desa Kayu Putih, Kecamatan Banjar mendadak bergejolak. Puluhan warga di Banjar Dinas Tabog turun menyegel Balai Banjar Tabog dan minta agar Kelian Dinas Tabog mundur dari jabatan.
Informasi dihimpun, aksi puluhan warga Banjar Dinas Tabog dipicu tidak jelasnya pertanggungjawaban uang desa yang konon dikelola oleh Kelian Banjar Dinas Tabog, Ida Bagus Puja. Semula warga minta melalui surat resmi agar pengelola keuangan desa khususnya di Banjar Dinas Tabog dipertanggungjawabkan. Namun permintaan itu tidak kunjung ditanggapi, hingga warga kecewa.
Puncaknya, warga turun segel Balai Banjar Tabog sambil pasang spanduk di depan Balai Banjar saat Penampahan Kuningan, Jumat (14/4) malam, sekitar pukul 20.00 Wita. Aksi itu baru bisa diselesaikan setelah Perbekel Desa Tabog I Made Sudiarta turun memediasi pada pukul 23.00 Wita. Dalam mediasi itu, Perbekel Sudiarta janji mempertemukan warga dengan Kelian Dinas Ida Bagus Puja. Pertemuan itu digelar Minggu (16/4) pagi di Kantor Desa Kayu Putih.
Dalam pertemuan itu, warga tetap kecewa karena pertangungjawaban pengelolaan uang desa hanya disampaikan secara lisan oleh Kelian Banjar Dinas Ida Bagus Puja. Warga yang kecewa kemudian menuntut mundur Ida Bagus Puja dari jabatannya. “Warga masih kecewa karena pertanggungjawaban itu hanya disampaikan lisan, dari pertemuan itulah warga menuntut mundur (Kelian Banjar Dinas Ida Bagus Puja, red),” kata tokoh masyarakat Tabog, Komang Arta, yang dikonfirmasi Minggu siang.
Komang Arta menyebut, ada beberapa tuntutan warga soal pertangungjawaban keuangan, di antaranya menyangkut uang Pengampel mulai tahun 2015-2016, sumbangan Pajegan Cengkeh sejak tahun 2015-2016, sumbangan penduduk pendatang, urunan krama desa per KK sebesar Rp 500.000, bantuan kelompok tani senilai Rp 40.000.000, dan keuangan desa lainnya. “Dia sendiri yang mengelola, tapi belum pernah dipertanggungjawabkan. Warga sudah kumpulkan tandatangan untuk meminta mundur yang bersangkutan,” akunya.
Sementara Perbekel Desa Tabog I Made Sudiarta dikonfirmasi terpisah mengakui tuntutan warga di Banjar Dinas Tabog. Dikatakan, terkait dengan tuntutan agar Kelian Banjar Dinas Tabog Ida Bagus Puja, pihaknya tidak berani memutuskan, karena pemberhentian dan pengangkatan kelian dinas harus sesuai mekanisme. “Memang ada pertanyaan soal penggunaan keuangan dan itu sudah disampaikan. Tapi warga memang belum puas, sehingga muncul tutuntutan mundur. Tapi saya tegaskan, tuntutan itu harus disertai dengan data-data lengkap. Misalnya warga yang menghendaki 50 + 1, dan itu harus disampaikan, sehingga kami bisa mengadakan rapat dengan BPD menindaklanjuti,” tegasnya. *k19
Informasi dihimpun, aksi puluhan warga Banjar Dinas Tabog dipicu tidak jelasnya pertanggungjawaban uang desa yang konon dikelola oleh Kelian Banjar Dinas Tabog, Ida Bagus Puja. Semula warga minta melalui surat resmi agar pengelola keuangan desa khususnya di Banjar Dinas Tabog dipertanggungjawabkan. Namun permintaan itu tidak kunjung ditanggapi, hingga warga kecewa.
Puncaknya, warga turun segel Balai Banjar Tabog sambil pasang spanduk di depan Balai Banjar saat Penampahan Kuningan, Jumat (14/4) malam, sekitar pukul 20.00 Wita. Aksi itu baru bisa diselesaikan setelah Perbekel Desa Tabog I Made Sudiarta turun memediasi pada pukul 23.00 Wita. Dalam mediasi itu, Perbekel Sudiarta janji mempertemukan warga dengan Kelian Dinas Ida Bagus Puja. Pertemuan itu digelar Minggu (16/4) pagi di Kantor Desa Kayu Putih.
Dalam pertemuan itu, warga tetap kecewa karena pertangungjawaban pengelolaan uang desa hanya disampaikan secara lisan oleh Kelian Banjar Dinas Ida Bagus Puja. Warga yang kecewa kemudian menuntut mundur Ida Bagus Puja dari jabatannya. “Warga masih kecewa karena pertanggungjawaban itu hanya disampaikan lisan, dari pertemuan itulah warga menuntut mundur (Kelian Banjar Dinas Ida Bagus Puja, red),” kata tokoh masyarakat Tabog, Komang Arta, yang dikonfirmasi Minggu siang.
Komang Arta menyebut, ada beberapa tuntutan warga soal pertangungjawaban keuangan, di antaranya menyangkut uang Pengampel mulai tahun 2015-2016, sumbangan Pajegan Cengkeh sejak tahun 2015-2016, sumbangan penduduk pendatang, urunan krama desa per KK sebesar Rp 500.000, bantuan kelompok tani senilai Rp 40.000.000, dan keuangan desa lainnya. “Dia sendiri yang mengelola, tapi belum pernah dipertanggungjawabkan. Warga sudah kumpulkan tandatangan untuk meminta mundur yang bersangkutan,” akunya.
Sementara Perbekel Desa Tabog I Made Sudiarta dikonfirmasi terpisah mengakui tuntutan warga di Banjar Dinas Tabog. Dikatakan, terkait dengan tuntutan agar Kelian Banjar Dinas Tabog Ida Bagus Puja, pihaknya tidak berani memutuskan, karena pemberhentian dan pengangkatan kelian dinas harus sesuai mekanisme. “Memang ada pertanyaan soal penggunaan keuangan dan itu sudah disampaikan. Tapi warga memang belum puas, sehingga muncul tutuntutan mundur. Tapi saya tegaskan, tuntutan itu harus disertai dengan data-data lengkap. Misalnya warga yang menghendaki 50 + 1, dan itu harus disampaikan, sehingga kami bisa mengadakan rapat dengan BPD menindaklanjuti,” tegasnya. *k19
Komentar