Masesangi Saat Berhasil Hidupkan Kembali Armada yang Lama Tak Berfungsi
Staf Menikah, Armada Tua Damkar Buleleng Dijadikan 'Mobil Pengantin'
Staf Dinas Damkar dan Penyelamatan Buleleng masesangi, kalau mobil Morita produksi tahun 1968 yang sedang mengalami kerusakan, bisa berfungsi kembali, akan dipinjam untuk acara pernikahan. Doa tersebut terkabulkan.
SINGARAJA, NusaBali
Pasangan pengantin asal Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, punya cara berbeda untuk memeriahkan acara pernikahan mereka. Kadek Jeksen Mahayana, 33, staf Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Buleleng memilih untuk tidak naik mobil mewah saat meminang istrinya Ketut Ayu Sukrisna Putri, 23. Jeksen diantarkan ke rumah mempelai di Desa Suwug, Kecamatan Sawan, Buleleng, menggunakan armada tua damkar jenis Morita yang sudah berusia 54 tahun.
Konvoi rombongan pengantin Jeksen dan Putri menyita perhatian saat melintasi jalan Amlapura – Singaraja, tepatnya saat melintas dari wilayah Kubutambahan hingga Sawan, Jumat (19/8) siang. Sejumlah pengguna jalan sempat mengira ada peristiwa kebakaran. Namun saat ditelisik lebih lanjut di bangku depan mobil pemadam kebakaran duduk sepasang pengantin dan kaca spion kanan lengkap diikat pohon tebu.
Jeksen saat dihubungi, Sabtu (20/8), mengatakan pilihannya untuk menggunakan armada Damkar Buleleng untuk memenuhi sesangi (janji niskala). Dia yang sudah bergabung sebagai personel Dinas Pemadam Kebakaran sejak tahun 2011 lalu, bertugas sebagai koordinator pemeliharaan armada. Dari total 7 armada yang dimiliki Dinas Damkar dan Penyelamatan Buleleng, armada Morita merupakan kendaraan tertua yakni produksi tahun 1968 atau sudah berumur 54 tahun.
Kondisi usia kendaraan yang sudah sangat tua, membuatnya menjadi ‘rewel’. Kendaraan tua dengan bentuk klasik ini disebut sering mengalami kerusakan. Bahkan enam bulan terakhir tidak berfungsi karena ada masalah di komponen koplingnya.
Mobil tua yang merupakan ikon Damkar Buleleng ini pun selalu digunakan dalam upacara peringatan HUT RI yang jatuh setiap 17 Agustus. Begitu pun tahun 2022 ini.
“Karena susah cari spare part-nya, dan waktu perbaikannya mepet mau dipakai 17 Agustus, saya tidak sengaja masesangi, kalau mobilnya mau hidup setelah dipakai upacara, saya akan izin ke pimpinan pinjam untuk acara pernikahan saat bebas saja, sekaligus melihat perkembangan setelah perbaikan,” kata Jeksen.
Ternyata doanya itu terkabul. Bengkel yang bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng dapat membeli spare part asli yang diperlukan di Surabaya. Sehingga armada Morita Damkar Buleleng dapat difungsikan kembali.
Bagi Jeksen, diantarkan armada damkar Morita saat hari bersejarah dalam hidupnya menjadi kebanggaan tersendiri. Mobil tua yang ‘diasuhnya’ selama ini merupakan armada ikonik Damkar Buleleng yang saat ini di Bali hanya ada 2 unit saja. Selain di Buleleng masih ada di Dinas Damkar Denpasar. Namun tidak diketahui pasti masih bisa digunakan atau tidak.
“Tentu saya sangat senang bisa meminjam kendaraan maskot Damkar Buleleng di hari bahagia saya bersama istri dan keluarga. Ini menjadi kebanggaan tersendiri,” imbuh dia.
Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Buleleng I Made Subur dikonfirmasi terpisah kemarin membenarkan stafnya menggunakan armada damkar Morita untuk memenuhi sesangi. “Ya saya memang izinkan memakai sebentar untuk memenuhi sesangi staf kami yang memang bertugas sebagai koordinator pemeliharaan. Armada Morita memang sempat rusak, berkat perbaikan dan usaha dari staf juga bisa beroperasi lagi,” kata Subur.
Sejauh ini armada Morita meskipun memiliki usia paling tua dibandingkan armada damkar lainnya, namun disebut paling canggih. Teknologi yang dimiliki dapat menghasilkan tekanan semprotan air yang sangat kuat. Selain masih difungsikan untuk penanganan peristiwa kebakaran di lapangan, armada Morita ini juga difungsikan sebagai sarana edukasi pelajar. Siswa TK yang kerap kali datang untuk mengenal bermacam alat transportasi bisanya diajak naik mobil Morita keliling kantor Dinas Damkar Buleleng.
“Kami bangga memiliki armada tua ini, artinya dengan usia yang sudah sangat tua masih bisa difungsikan. Tentu memang perlu perawatan yang istimewa dibandingkan armada lainnya untuk menjaganya tetap beroperasi,” jelas Subur yang juga mantan Kepala BPBD Buleleng. *k23
Konvoi rombongan pengantin Jeksen dan Putri menyita perhatian saat melintasi jalan Amlapura – Singaraja, tepatnya saat melintas dari wilayah Kubutambahan hingga Sawan, Jumat (19/8) siang. Sejumlah pengguna jalan sempat mengira ada peristiwa kebakaran. Namun saat ditelisik lebih lanjut di bangku depan mobil pemadam kebakaran duduk sepasang pengantin dan kaca spion kanan lengkap diikat pohon tebu.
Jeksen saat dihubungi, Sabtu (20/8), mengatakan pilihannya untuk menggunakan armada Damkar Buleleng untuk memenuhi sesangi (janji niskala). Dia yang sudah bergabung sebagai personel Dinas Pemadam Kebakaran sejak tahun 2011 lalu, bertugas sebagai koordinator pemeliharaan armada. Dari total 7 armada yang dimiliki Dinas Damkar dan Penyelamatan Buleleng, armada Morita merupakan kendaraan tertua yakni produksi tahun 1968 atau sudah berumur 54 tahun.
Kondisi usia kendaraan yang sudah sangat tua, membuatnya menjadi ‘rewel’. Kendaraan tua dengan bentuk klasik ini disebut sering mengalami kerusakan. Bahkan enam bulan terakhir tidak berfungsi karena ada masalah di komponen koplingnya.
Mobil tua yang merupakan ikon Damkar Buleleng ini pun selalu digunakan dalam upacara peringatan HUT RI yang jatuh setiap 17 Agustus. Begitu pun tahun 2022 ini.
“Karena susah cari spare part-nya, dan waktu perbaikannya mepet mau dipakai 17 Agustus, saya tidak sengaja masesangi, kalau mobilnya mau hidup setelah dipakai upacara, saya akan izin ke pimpinan pinjam untuk acara pernikahan saat bebas saja, sekaligus melihat perkembangan setelah perbaikan,” kata Jeksen.
Ternyata doanya itu terkabul. Bengkel yang bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng dapat membeli spare part asli yang diperlukan di Surabaya. Sehingga armada Morita Damkar Buleleng dapat difungsikan kembali.
Bagi Jeksen, diantarkan armada damkar Morita saat hari bersejarah dalam hidupnya menjadi kebanggaan tersendiri. Mobil tua yang ‘diasuhnya’ selama ini merupakan armada ikonik Damkar Buleleng yang saat ini di Bali hanya ada 2 unit saja. Selain di Buleleng masih ada di Dinas Damkar Denpasar. Namun tidak diketahui pasti masih bisa digunakan atau tidak.
“Tentu saya sangat senang bisa meminjam kendaraan maskot Damkar Buleleng di hari bahagia saya bersama istri dan keluarga. Ini menjadi kebanggaan tersendiri,” imbuh dia.
Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Buleleng I Made Subur dikonfirmasi terpisah kemarin membenarkan stafnya menggunakan armada damkar Morita untuk memenuhi sesangi. “Ya saya memang izinkan memakai sebentar untuk memenuhi sesangi staf kami yang memang bertugas sebagai koordinator pemeliharaan. Armada Morita memang sempat rusak, berkat perbaikan dan usaha dari staf juga bisa beroperasi lagi,” kata Subur.
Sejauh ini armada Morita meskipun memiliki usia paling tua dibandingkan armada damkar lainnya, namun disebut paling canggih. Teknologi yang dimiliki dapat menghasilkan tekanan semprotan air yang sangat kuat. Selain masih difungsikan untuk penanganan peristiwa kebakaran di lapangan, armada Morita ini juga difungsikan sebagai sarana edukasi pelajar. Siswa TK yang kerap kali datang untuk mengenal bermacam alat transportasi bisanya diajak naik mobil Morita keliling kantor Dinas Damkar Buleleng.
“Kami bangga memiliki armada tua ini, artinya dengan usia yang sudah sangat tua masih bisa difungsikan. Tentu memang perlu perawatan yang istimewa dibandingkan armada lainnya untuk menjaganya tetap beroperasi,” jelas Subur yang juga mantan Kepala BPBD Buleleng. *k23
Komentar