Pesisir Kota Singaraja Bakal Ditanami Mangrove
SINGARAJA, NusaBali
Garis pantai mencapai 157,05 kilometer membuat Kabupaten Buleleng menjadi kawasan yang rawan abrasi.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng pun sedang mengkaji uji coba penanaman mangrove di pesisir Kota Singaraja, sebagai salah satu upaya menekan luasan abrasi.
Keberadaan mangrove selama ini hanya ada di kawasan barat Buleleng dengan luasan sekitar 380 hektare. Sebaliknya di Buleleng tengah dan timur dengan potensi abrasi yang sama, justru nihil mangrove.
“Setelah penanaman mangrove di Pemuteran menyasar lahan kritis, kami juga akan mencoba menanam mangrove di pesisir Pantai Banyuasri hingga kawasan Pelabuhan Buleleng. Karena potensi abrasi juga sama di sepanjang pesisir Buleleng,” ucap Kepala DLH Buleleng I Gede Melanderat, Minggu (21/8).
Kawasan yang kini nihil mangrove, kata Melanderat, sebenarnya dulu pernah ada. Namun mangrove sudah punah karena digempur permukiman dan tidak dipelihara. Melanderat meyakini tanaman mangrove sempat tumbuh di beberapa pesisir Kota Singaraja, seperti misalnya di pesisir Kelurahan Banyuasri, Buleleng.
“Di Banyuasri itu ada nama Jalan Pidada. Itu salah satu jenis mangrove, kami yakin secara historis di sana pernah ada dan kemudian hilang, maka akan terjadi abrasi,” imbuh mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng ini.
Uji coba penanaman mangrove itu akan menggandeng Undiksha dan menyasar pesisir Pantai Lingga Kelurahan Banyuasri hingga Kelurahan Kaliuntu. Lahan yang lama sudah tidak ditumbuhi mangrove disebut Melandrat perlu teknik dan metode khusus.
“Tentu bukan perkara mudah karena sudah lama mangrovenya hilang. Jadi nanti dengan Undiksha kami akan mencoba dengan metode pot. Pot nanti akan membantu bertahan dari ombak, ketika pot pecah harapannya akar mangrove sudah kuat,” jelas pejabat asal Desa/Kecamatan Kubutambahan ini. *k23
1
Komentar