Jadi Tempat Malukat, Dipercaya Bisa Sembuhkan Penyakit Kulit
Bulakan Pingit di Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan
Meskipun sering diambil tetap keluar air dari dalam tanah, ajaibnya semakin kering atau saat cuaca semakin panas, air di dalam Bulakan malah semakin banyak.
TABANAN, NusaBali
Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan memiliki tempat malukat pingit, tepatnya berlokasi di Banjar Kelecung. Di tempat malukat ini terdapat dua Bulakan (kolam kecil) lanang dan istri yang airnya tak pernah surut meskipun sedang musim kemarau. Bulakan pingit ini dipercaya menjadi obat atau tamba, terutama menghilangkan penyakit kulit seperti gatal-gatal.
Keberadaan Bulakan ini tidak besar. Lebar dan dalamnya hanya 1 meter x 1 meter. Namun air di dalam Bulakan ini tak pernah kering, meskipun sudah sering diambil tetap keluar air dari dalam tanah. Ajaibnya, semakin kering atau saat cuaca semakin panas, air di dalam Bulakan malah semakin banyak.
Perbekel Tegal Mengkeb, Dewa Made Widarma mengatakan Bulakan ini memang sudah ada sejak lama, diwarisi secara turun temurun. Keberadaannya sekitar 400 meter ke arah utara dari Pantai Kelecung, masih di dalam hutan di antara pohon-pohon besar. "Selain air di dalam Bulakan ini tidak pernah surut, airnya juga bisa diminum," ungkap Perbekel Dewa Widarma, Minggu (21/8).
Menurutnya, Bulakan ini dipingitkan (dikeramatkan) oleh krama setempat. Sebab selain airnya tak pernah kering, juga dipercaya dijadikan sarana pengobatan terutama untuk menghilangkan penyakit gata-gatal. "Banyak warga yang sudah membuktikan, mereka melukat di lokasi. Rata-rata yang memiliki penyakit kulit bisa sembuh. Bule (warga negara asing) juga sering malukat di sini," ungkap Dewa Widarma.
Seiring perjalanan waktu, Desa Tegal Mengkeb melihat Bulakan Pingit ini bisa menjadi potensi wisata spiritual. Saat ini sudah dilakukan renovasi terhadap lokasi Bulakan ini. Sudah ada yayasan yang bekerjasama untuk membangun sarana pangelukatan di Bulakan pingit tersebut. Sekarang pembangunan sudah 80 persen dan akan dilakukan upacara melaspas pada Desember 2022 nanti. Sarana prasarana yang dibangun, seperti tembok panyengker, pintu gerbang masuk, patung Siwa, penataan lokasi bulakan dan lainnya.
"Yayasan ini milik bule, kita kerjasama merenovasi agar dijadikan tempat malukat yang memiliki fasilitas lengkap," katanya. Dia menambahkan dibangunnya sarana malukat ini sebagai tambahan destinasi wisata di Desa Tegal Mengkeb, khususnya wisata spiritual. Apalagi sekarang Desa Tegal Mengkeb sudah menata Pantai Kelecung untuk dijadikan wisata favorit di Tabanan bagian tengah.
"Kami berharap dengan adanya tempat wisata spiritual ini, bisa membangkitkan perekonomian masyarakat di desa. Selain itu dari segi niskala ada dijadikan tempat untuk berobat," jelas Perbekel Dewa Widarma. Sebelumnya Desa Tegal Mengkeb sudah mengembangkan Pantai Kelecung untuk dijadikan tempat pariwisata. Sejumlah upaya sudah dilaksanakan untuk menarik wisatawan, mulai dari menggelar festival tiap tahun. Kemudian sudah disediakan wisata majukungan hingga penataan kawasan pantai.
Menurut Dewa Widarma, Pantai Kelecung memiliki pesona alam tersendiri. Tempatnya yang masih asri banyak dikunjungi wisatawan mancanegara terutama untuk melakukan aktifitas yoga. Selain itu, kata Widarma, wisatawan yang akan ke Pantai Kelecung, di sepanjang jalan menuju pantai disuguhkan pemandangan sawah terasering. "Setiap harinya kunjungan wisatawan sudah ramai saat ini, terutama saat weekend (akhir pekan) "Yang berkunjung ini adalah wisatawan mancanegara dan domestik. Kalau weekend jumlah kunjungan sampai di angka 500 orang-1.000 orang," tandasnya. *des
Keberadaan Bulakan ini tidak besar. Lebar dan dalamnya hanya 1 meter x 1 meter. Namun air di dalam Bulakan ini tak pernah kering, meskipun sudah sering diambil tetap keluar air dari dalam tanah. Ajaibnya, semakin kering atau saat cuaca semakin panas, air di dalam Bulakan malah semakin banyak.
Perbekel Tegal Mengkeb, Dewa Made Widarma mengatakan Bulakan ini memang sudah ada sejak lama, diwarisi secara turun temurun. Keberadaannya sekitar 400 meter ke arah utara dari Pantai Kelecung, masih di dalam hutan di antara pohon-pohon besar. "Selain air di dalam Bulakan ini tidak pernah surut, airnya juga bisa diminum," ungkap Perbekel Dewa Widarma, Minggu (21/8).
Menurutnya, Bulakan ini dipingitkan (dikeramatkan) oleh krama setempat. Sebab selain airnya tak pernah kering, juga dipercaya dijadikan sarana pengobatan terutama untuk menghilangkan penyakit gata-gatal. "Banyak warga yang sudah membuktikan, mereka melukat di lokasi. Rata-rata yang memiliki penyakit kulit bisa sembuh. Bule (warga negara asing) juga sering malukat di sini," ungkap Dewa Widarma.
Seiring perjalanan waktu, Desa Tegal Mengkeb melihat Bulakan Pingit ini bisa menjadi potensi wisata spiritual. Saat ini sudah dilakukan renovasi terhadap lokasi Bulakan ini. Sudah ada yayasan yang bekerjasama untuk membangun sarana pangelukatan di Bulakan pingit tersebut. Sekarang pembangunan sudah 80 persen dan akan dilakukan upacara melaspas pada Desember 2022 nanti. Sarana prasarana yang dibangun, seperti tembok panyengker, pintu gerbang masuk, patung Siwa, penataan lokasi bulakan dan lainnya.
"Yayasan ini milik bule, kita kerjasama merenovasi agar dijadikan tempat malukat yang memiliki fasilitas lengkap," katanya. Dia menambahkan dibangunnya sarana malukat ini sebagai tambahan destinasi wisata di Desa Tegal Mengkeb, khususnya wisata spiritual. Apalagi sekarang Desa Tegal Mengkeb sudah menata Pantai Kelecung untuk dijadikan wisata favorit di Tabanan bagian tengah.
"Kami berharap dengan adanya tempat wisata spiritual ini, bisa membangkitkan perekonomian masyarakat di desa. Selain itu dari segi niskala ada dijadikan tempat untuk berobat," jelas Perbekel Dewa Widarma. Sebelumnya Desa Tegal Mengkeb sudah mengembangkan Pantai Kelecung untuk dijadikan tempat pariwisata. Sejumlah upaya sudah dilaksanakan untuk menarik wisatawan, mulai dari menggelar festival tiap tahun. Kemudian sudah disediakan wisata majukungan hingga penataan kawasan pantai.
Menurut Dewa Widarma, Pantai Kelecung memiliki pesona alam tersendiri. Tempatnya yang masih asri banyak dikunjungi wisatawan mancanegara terutama untuk melakukan aktifitas yoga. Selain itu, kata Widarma, wisatawan yang akan ke Pantai Kelecung, di sepanjang jalan menuju pantai disuguhkan pemandangan sawah terasering. "Setiap harinya kunjungan wisatawan sudah ramai saat ini, terutama saat weekend (akhir pekan) "Yang berkunjung ini adalah wisatawan mancanegara dan domestik. Kalau weekend jumlah kunjungan sampai di angka 500 orang-1.000 orang," tandasnya. *des
Komentar