Desa Penglipuran Terapkan Tiket Elektronik
Pada APBD Perubahan tahun 2022, target dinaikkan jadi Rp 18 miliar.
BANGLI, NusaBali
Desa Wisata Penglipuran menerapkan tiket elektronik (e-tiket) sejak Minggu (21/8). Selain untuk transparansi, penerapan e-tiket juga menekan kebocoran. Ada dua petugas checker memastikan jumlah pengunjung yang masuk Desa Wisata Penglipuran.
Manajer Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiarsa mengatakan, sebelum menggunakan e-tiket, penjualan tiket masih manual. Penjualan tiket manual kurang efektif karena merekap jumlah kunjungan memerlukan waktu lama. “Merekap bisa sampai malam. Belum lagi ada selisih antara tiket keluar dan uang yang terkumpul,” ungkap Wayan Sumiarsa, Selasa (23/8).
Sebelum menerapkan tiket elektronik, manajemen dan pengelola mendapat pelatihan dari penyedia layanan. Training kepada manajemen digelar pada Minggu (21/8). “Sistem ini tidak rumit, anak-anak milenial yang ikut di pengelola mudah memahaminya,” jelas Wayan Sumiarsa. Dengan sistem elektronik lebih efektif, mudah, dan transparan. Semuanya bisa dipantau secara real time dari layar monitor. Tiket domestik dewasa Rp 25.000, anak-anak Rp 15.000. Asing dewasa Rp 50.000 dan anak-anak Rp 30.000.
Sistem e-tiket menggunakan beberapa pola pembayaran. Mulai tunai, elektronik, debit, hingga kartu kredit. “Saat ini kami masih fokus pembayaran dengan non tunai. Meski begitu pembayaran tunai tetap diterima,” ujarnya. Selain penerapan e-tiket, pengelola juga memberdayakan tenaga checker yang bertugas menghitung wisatawan yang akan masuk objek. Memastikan jumlah pengunjung untuk diinformasikan kepada petugas tiket. “Tidak dipungkiri ada kejadian saat membayar tiket justru jumlah pengunjung yang dilaporkan tidak sesuai riil. Tentu ini jadi salah satu celah kebocoran,” beber Wayan Sumiarsa.
Ketika ada ketidaksesuaian, petugas checker berkoordinasi dengan tour leader ataupun guide. Jika antara tour leader ataupun guide tidak sinkron maka pengelola minta guest list untuk transparansi. “Kami punya dua petugas checker,” jelas Wayan Sumiarsa. Pengelola menyiapkan tiga loket tiket. Menurut Wayan Sumiarsa ada peningkatan pendapatan sejak beberapa bulan terakhir. Pada bulan April, pendapatan Rp 400 juta lebih, bulan Mei pendapatan mencapai Rp 1,9 miliar. Pada APBD Perubahan 2022, pengelola Desa Wisata Penglipuran mengajukan target lebih.
Pada APBD induk tahun 2022, Pemkab Bangli menargetkan pendapatan Rp 4 miliar. Realisasi sudah melampaui target. Pada APBD Perubahan target dinaikkan menjadi Rp 18 miliar. “Kami optimis target terealisasi. Sebab pengajuan target telah melalui perencanaan yang matang. Terlebih ada beberapa event besar yang menanti, seperti G20,” ungkap Wayan Sumiarsa. *esa
Manajer Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiarsa mengatakan, sebelum menggunakan e-tiket, penjualan tiket masih manual. Penjualan tiket manual kurang efektif karena merekap jumlah kunjungan memerlukan waktu lama. “Merekap bisa sampai malam. Belum lagi ada selisih antara tiket keluar dan uang yang terkumpul,” ungkap Wayan Sumiarsa, Selasa (23/8).
Sebelum menerapkan tiket elektronik, manajemen dan pengelola mendapat pelatihan dari penyedia layanan. Training kepada manajemen digelar pada Minggu (21/8). “Sistem ini tidak rumit, anak-anak milenial yang ikut di pengelola mudah memahaminya,” jelas Wayan Sumiarsa. Dengan sistem elektronik lebih efektif, mudah, dan transparan. Semuanya bisa dipantau secara real time dari layar monitor. Tiket domestik dewasa Rp 25.000, anak-anak Rp 15.000. Asing dewasa Rp 50.000 dan anak-anak Rp 30.000.
Sistem e-tiket menggunakan beberapa pola pembayaran. Mulai tunai, elektronik, debit, hingga kartu kredit. “Saat ini kami masih fokus pembayaran dengan non tunai. Meski begitu pembayaran tunai tetap diterima,” ujarnya. Selain penerapan e-tiket, pengelola juga memberdayakan tenaga checker yang bertugas menghitung wisatawan yang akan masuk objek. Memastikan jumlah pengunjung untuk diinformasikan kepada petugas tiket. “Tidak dipungkiri ada kejadian saat membayar tiket justru jumlah pengunjung yang dilaporkan tidak sesuai riil. Tentu ini jadi salah satu celah kebocoran,” beber Wayan Sumiarsa.
Ketika ada ketidaksesuaian, petugas checker berkoordinasi dengan tour leader ataupun guide. Jika antara tour leader ataupun guide tidak sinkron maka pengelola minta guest list untuk transparansi. “Kami punya dua petugas checker,” jelas Wayan Sumiarsa. Pengelola menyiapkan tiga loket tiket. Menurut Wayan Sumiarsa ada peningkatan pendapatan sejak beberapa bulan terakhir. Pada bulan April, pendapatan Rp 400 juta lebih, bulan Mei pendapatan mencapai Rp 1,9 miliar. Pada APBD Perubahan 2022, pengelola Desa Wisata Penglipuran mengajukan target lebih.
Pada APBD induk tahun 2022, Pemkab Bangli menargetkan pendapatan Rp 4 miliar. Realisasi sudah melampaui target. Pada APBD Perubahan target dinaikkan menjadi Rp 18 miliar. “Kami optimis target terealisasi. Sebab pengajuan target telah melalui perencanaan yang matang. Terlebih ada beberapa event besar yang menanti, seperti G20,” ungkap Wayan Sumiarsa. *esa
Komentar