Sayan Rancang Olah Plastik Jadi BBM
Hasilkan 14 Ton Sampah Per Hari
Satu kilogram sampah plastik bisa diolah menjadi sekitar 1 liter premium. BBM ini baru bisa dipakai pada mesin dua tak.
GIANYAR, NusaBali
Masyarakat Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar, menghasilkan sampah per hari mencapai 14 ton. Pelbagai upaya pengolahan telah dilakukan, di antaranya TPS3R, bank sampah, pembuatan lubang biopori, komposting, eco enzym hingga memelihara maggot. Meski demikian Perbekel Sayan I Made Andika mengatakan Desa Sayan kini melirik teknologi terbarukan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM).
Made Andika mengatakan secara personal telah mengenal Yayasan getplastik.org yang berkecimpung dalam teknologi ini. "Foundernya mas Dimas Widjanarko orang Yogyakarta yang sudah lama menetap di Bali. Saya kenal 2015, mesin pengolahan ini sudah dibikin diinovasi. Saat itu saya melihat mesinnya di daerah Gerih, Mambal," jelasnya, Jumat (26/8).
Dari pengamatannya, satu kilogram sampah plastik bisa diolah menjadi sekitar 1 liter premium. BBM ini baru bisa dipakai pada mesin dua tak. Saya kurang begitu jelas gimana konsep penyulingan nya, tapi mas Dimas punya mesin dan sekarang sudah diinovasikan lagi," jelasnya.
Inovasi terbarukan dari mesin ini pun sudah siap disosialisasikan melalui kegiatan workshop. "Di tanggal 16 Oktober nanti kami akan ada acara untuk workshop mesin ini sekaligus mengkampanyekan," terangnya.
Made Andika yang sudah cukup lama mengenal teknologi ini berencana akan menerapkannya di Desa Sayan. Menurutnya, pengelolaan sampah desa tidak cukup dilakukan dengan satu atau dua cara saja. "Kami punya TPS3R, tapi kami mau juga lakukan langkah lain," ungkapnya. Kemauan itu bukan tanpa sebab, mengingat tonase sampah yang dihasilkan desa ini mencapai 14 ton per hari. Sedangkan TPS3R maksimal bisa mengelola dan mengolah sekitar 750 kilogram sampai 1.000 kilogram atau 1 ton sampah per hari. "Sampah yang kami hasilkan bahkan melebihi dari 10 kali lipat kapasitas TPS3R. Itu sebelum dan saat Covid, sekarang mulai banyak lagi. Jadi kami tentu tidak bisa mengolah sampah seluruhnya di TPS3R," ungkapnya.
Upaya mengurai sampah juga telah dilakukan lewat program lain. "Seperti bank sampah untuk menggugah warga memilah sampah. Kami juga giatkan biopori, komposting di masing rumah tangga. Artinya banyak cara untuk mengelola sampah. Jadi keterkaitan nya dengan get plastik ini tentunya kami punya sampah plastik yang bisa diolah menjadi premium itu," jelasnya. *nvi
Made Andika mengatakan secara personal telah mengenal Yayasan getplastik.org yang berkecimpung dalam teknologi ini. "Foundernya mas Dimas Widjanarko orang Yogyakarta yang sudah lama menetap di Bali. Saya kenal 2015, mesin pengolahan ini sudah dibikin diinovasi. Saat itu saya melihat mesinnya di daerah Gerih, Mambal," jelasnya, Jumat (26/8).
Dari pengamatannya, satu kilogram sampah plastik bisa diolah menjadi sekitar 1 liter premium. BBM ini baru bisa dipakai pada mesin dua tak. Saya kurang begitu jelas gimana konsep penyulingan nya, tapi mas Dimas punya mesin dan sekarang sudah diinovasikan lagi," jelasnya.
Inovasi terbarukan dari mesin ini pun sudah siap disosialisasikan melalui kegiatan workshop. "Di tanggal 16 Oktober nanti kami akan ada acara untuk workshop mesin ini sekaligus mengkampanyekan," terangnya.
Made Andika yang sudah cukup lama mengenal teknologi ini berencana akan menerapkannya di Desa Sayan. Menurutnya, pengelolaan sampah desa tidak cukup dilakukan dengan satu atau dua cara saja. "Kami punya TPS3R, tapi kami mau juga lakukan langkah lain," ungkapnya. Kemauan itu bukan tanpa sebab, mengingat tonase sampah yang dihasilkan desa ini mencapai 14 ton per hari. Sedangkan TPS3R maksimal bisa mengelola dan mengolah sekitar 750 kilogram sampai 1.000 kilogram atau 1 ton sampah per hari. "Sampah yang kami hasilkan bahkan melebihi dari 10 kali lipat kapasitas TPS3R. Itu sebelum dan saat Covid, sekarang mulai banyak lagi. Jadi kami tentu tidak bisa mengolah sampah seluruhnya di TPS3R," ungkapnya.
Upaya mengurai sampah juga telah dilakukan lewat program lain. "Seperti bank sampah untuk menggugah warga memilah sampah. Kami juga giatkan biopori, komposting di masing rumah tangga. Artinya banyak cara untuk mengelola sampah. Jadi keterkaitan nya dengan get plastik ini tentunya kami punya sampah plastik yang bisa diolah menjadi premium itu," jelasnya. *nvi
Komentar