Mobil Milik Agung Mirah Dijual, Salah Satu Pelaku Pacar Korban
Dua Pelaku Pembunuhan Diringkus
Petunjuk keberadaan kedua tersangka diketahui setelah polisi berhasil mengamankan mobil korban yang dijual pelaku di Boyolali, Jawa Tengah.
DENPASAR, NusaBali
Pelaku pembunuhan terhadap I Gusti Agung Mirah Lestari,42, perempuan asal Banjar Tengah, Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, Badung, akhirnya terungkap. Dua orang pelaku masing-masing berinisial NSP dan R ditangkap di wilayah Provinsi Lampung pada, Sabtu (27/8) malam. Kedua pelaku diringkus setelah sehari sebelumnya tim gabungan dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Bali dan Sat Reskrim Polres Jembrana mengamankan mobil korban di Boyolali, Jawa Tengah. Disebutkan otak dari pelaku pembunuhan, yakni NSP yang merupakan pacar korban.
Direktur Reskrimum Polda Bali, Kombes Pol Surawan saat dikonfirmasi, Minggu (28/8) sore mengatakan otak dari tindak pidana pembunuhan tersebut adalah NSP yang merupakan pacar dari korban. Sementara pelaku R adalah teman dari NSP. Kedua pelaku nekat menghabisi nyawa korban karena motif ingin menguasai mobil korban yang akhirnya mereka jual di Boyolali, Jawa Tengah.
Penangkapan terhadap para kedua pelaku selang empat hari setelah korban I Gusti Agung Mirah Lestari alias Agung Mirah ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan di got pinggir Jalan Umum Denpasar-Gilimanuk, kawasan Hutan Klatakan, Banjar Sumbersari, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa (23/8) pagi. Anggota Sat Reskrim Polres Jembrana dibantu Resmob dari Dit Reskrimum Polda Bali langsung melakukan penyelidikan. Kombes Pol Surawan mengatakan penangkapan terhadap kedua pelaku berdasarkan penelusuran keberadaan mobil Honda Brio Satya nopol DK 1792 FAL.
Mobil tersebut diketahui meninggalkan Bali ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Minggu (21/8) malam. Tim gabungan Dit Reskrimum Polda Bali dan Sat Reskrim Polres Jembrana kemudian melakukan pengejaran ke Pulau Jawa. Petunjuk tentang keberadaan dari kedua tersangka diketahui setelah polisi berhasil mengamankan mobil korban di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (26/8). Mobil tersebut sudah dijual para tersangka. Informasi yang diperoleh di sana, kedua tersangka kabur menuju Lampung.
Mendapat petunjuk itu, tim gabungan melakukan pengejaran ke Lampung hingga akhirnya berhasil menangkap kedua tersangka, Sabtu malam. Pada saat disergap polisi, kedua tersangka tidak berkutik dan mengakui perbuatan mereka merampas mobil korban Agung Mirah. "Ada dua orang yang sudah kita tangkap dalam kasus tewasnya Gusti Agung Mirah Lestari. Kedua tersangka sedang dalam perjalanan menuju Bali untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut," ungkap Kombes Surawan.
Sayangnya, perwira melati tiga di pundak ini enggan menjelaskan secara rinci tentang motif dan detail penangkapan para tersangka. Kombes Surawan berdalih kalau timnya sedang dalam perjalanan. "Motifnya, kedua tersangka ingin menguasai mobil korban. Mereka merampas mobil itu dengan kekerasan," tutur Kombes Surawan.
Sementara prosesi Kremasi Agung Mirah, perempuan yang diduga menjadi korban pembunuhan ini telah dilakukan di Krematorium Desa Adat Kerobokan, Badung pada Redite Umanis Menail, Minggu kemarin. Suasana duka begitu terasa. Keluarga yang hadir terlihat bersedih. Kepergian I Gusti Agung Mirah Lestari untuk selama-lamanya ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga besarnya. Terutama lagi, bagi dua anaknya yang masih belia. Ditemui di rumah duka, Rabu (24/8) lalu anak sulung korban, I Gusti Agung Pramita Jayantari,18, nampak tegar.
Namun tak dapat dipungkiri, gurat kesedihan dan rasa kehilangan nampak di matanya. Dia merasa sangat terpukul atas kepergian sang ibu. Apalagi sang ayah yang juga belum genap setahun meninggal dunia. Gung Prami, sapaan akrabnya, mengaku tak melihat ada gelagat aneh di hari-hari terakhir sang ibu.
"Jika merasa ada gelagat yang aneh, mungkin saya tidak akan kasih ibu pergi keluar. Tapi ibu hari itu seperti hari-hari biasanya. Jadi saya gak ada merasa gelagat atau firasat apapun," tuturnya. Gung Prami pun mengaku sangat terpukul. Namun dia berusaha menguatkan diri saat memberikan keterangan kepada polisi dengan harapan bisa mempercepat proses ditemukannya pelaku dan diberikan hukuman seberat-beratnya. "Saya berusaha tabah saat ini dan saya berharap semoga pelaku segera ditemukan," harapnya.
Di mata Gung Prami, ibunya merupakan sosok pekerja keras dan perhatian. Komunikasi tak pernah lepas dengan anak-anaknya setiap waktu. "Ibu selalu memberi kabar dan juga nanya kabar. Kalau off di WA, kadang ditelepon biasa. Perhatian dengan anak, dan juga gak pernah marah dengan anak. Kalau pun marah, caranya halus. Itu yang bikin saya merasa sangat kehilangan," kenang Gung Prami.
Peristiwa meninggalnya I Gusti Agung Mirah Lestari menggemparkan warga Jembrana. Perempuan asal Banjar Tengah, Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, Badung tersebut ditemukan jadi mayat setelah sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarganya di Mapolres Badung. Jenazah Agung Mirah ditemukan dalam kondisi mengenaskan di got pinggir Jalan Umum Denpasar-Gilimanuk, kawasan Hutan Klatakan, Banjar Sumbersari, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa (23/8) pagi.
Pada saat ditemukan oleh warga, korban memakai celana panjang jeans warna biru tua, memakai baju kemeja lengan panjang warna biru dongker, celana dalam warna merah, dan bra warna merah muda. Selain itu tangan kiri memakai jam tangan hitam tali kuning merek Hos Copies dan anting bermotif bunga di telinga kanan
Pada tubuh mayat perempuan dengan ciri berambut hitam sebahu itu, ditemukan mengalami cukup banyak luka. Di antaranya luka lebam di kepala, lengan kiri, tungkai bawah kiri, di dada kanan kiri, di perut kanan, paha kiri sisi dalam, paha kanan sisi luar, betis kiri dalam, betis kanan luar, di pantat kanan dan kiri. *pol
Direktur Reskrimum Polda Bali, Kombes Pol Surawan saat dikonfirmasi, Minggu (28/8) sore mengatakan otak dari tindak pidana pembunuhan tersebut adalah NSP yang merupakan pacar dari korban. Sementara pelaku R adalah teman dari NSP. Kedua pelaku nekat menghabisi nyawa korban karena motif ingin menguasai mobil korban yang akhirnya mereka jual di Boyolali, Jawa Tengah.
Penangkapan terhadap para kedua pelaku selang empat hari setelah korban I Gusti Agung Mirah Lestari alias Agung Mirah ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan di got pinggir Jalan Umum Denpasar-Gilimanuk, kawasan Hutan Klatakan, Banjar Sumbersari, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa (23/8) pagi. Anggota Sat Reskrim Polres Jembrana dibantu Resmob dari Dit Reskrimum Polda Bali langsung melakukan penyelidikan. Kombes Pol Surawan mengatakan penangkapan terhadap kedua pelaku berdasarkan penelusuran keberadaan mobil Honda Brio Satya nopol DK 1792 FAL.
Mobil tersebut diketahui meninggalkan Bali ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Minggu (21/8) malam. Tim gabungan Dit Reskrimum Polda Bali dan Sat Reskrim Polres Jembrana kemudian melakukan pengejaran ke Pulau Jawa. Petunjuk tentang keberadaan dari kedua tersangka diketahui setelah polisi berhasil mengamankan mobil korban di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (26/8). Mobil tersebut sudah dijual para tersangka. Informasi yang diperoleh di sana, kedua tersangka kabur menuju Lampung.
Mendapat petunjuk itu, tim gabungan melakukan pengejaran ke Lampung hingga akhirnya berhasil menangkap kedua tersangka, Sabtu malam. Pada saat disergap polisi, kedua tersangka tidak berkutik dan mengakui perbuatan mereka merampas mobil korban Agung Mirah. "Ada dua orang yang sudah kita tangkap dalam kasus tewasnya Gusti Agung Mirah Lestari. Kedua tersangka sedang dalam perjalanan menuju Bali untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut," ungkap Kombes Surawan.
Sayangnya, perwira melati tiga di pundak ini enggan menjelaskan secara rinci tentang motif dan detail penangkapan para tersangka. Kombes Surawan berdalih kalau timnya sedang dalam perjalanan. "Motifnya, kedua tersangka ingin menguasai mobil korban. Mereka merampas mobil itu dengan kekerasan," tutur Kombes Surawan.
Sementara prosesi Kremasi Agung Mirah, perempuan yang diduga menjadi korban pembunuhan ini telah dilakukan di Krematorium Desa Adat Kerobokan, Badung pada Redite Umanis Menail, Minggu kemarin. Suasana duka begitu terasa. Keluarga yang hadir terlihat bersedih. Kepergian I Gusti Agung Mirah Lestari untuk selama-lamanya ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga besarnya. Terutama lagi, bagi dua anaknya yang masih belia. Ditemui di rumah duka, Rabu (24/8) lalu anak sulung korban, I Gusti Agung Pramita Jayantari,18, nampak tegar.
Namun tak dapat dipungkiri, gurat kesedihan dan rasa kehilangan nampak di matanya. Dia merasa sangat terpukul atas kepergian sang ibu. Apalagi sang ayah yang juga belum genap setahun meninggal dunia. Gung Prami, sapaan akrabnya, mengaku tak melihat ada gelagat aneh di hari-hari terakhir sang ibu.
"Jika merasa ada gelagat yang aneh, mungkin saya tidak akan kasih ibu pergi keluar. Tapi ibu hari itu seperti hari-hari biasanya. Jadi saya gak ada merasa gelagat atau firasat apapun," tuturnya. Gung Prami pun mengaku sangat terpukul. Namun dia berusaha menguatkan diri saat memberikan keterangan kepada polisi dengan harapan bisa mempercepat proses ditemukannya pelaku dan diberikan hukuman seberat-beratnya. "Saya berusaha tabah saat ini dan saya berharap semoga pelaku segera ditemukan," harapnya.
Di mata Gung Prami, ibunya merupakan sosok pekerja keras dan perhatian. Komunikasi tak pernah lepas dengan anak-anaknya setiap waktu. "Ibu selalu memberi kabar dan juga nanya kabar. Kalau off di WA, kadang ditelepon biasa. Perhatian dengan anak, dan juga gak pernah marah dengan anak. Kalau pun marah, caranya halus. Itu yang bikin saya merasa sangat kehilangan," kenang Gung Prami.
Peristiwa meninggalnya I Gusti Agung Mirah Lestari menggemparkan warga Jembrana. Perempuan asal Banjar Tengah, Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, Badung tersebut ditemukan jadi mayat setelah sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarganya di Mapolres Badung. Jenazah Agung Mirah ditemukan dalam kondisi mengenaskan di got pinggir Jalan Umum Denpasar-Gilimanuk, kawasan Hutan Klatakan, Banjar Sumbersari, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa (23/8) pagi.
Pada saat ditemukan oleh warga, korban memakai celana panjang jeans warna biru tua, memakai baju kemeja lengan panjang warna biru dongker, celana dalam warna merah, dan bra warna merah muda. Selain itu tangan kiri memakai jam tangan hitam tali kuning merek Hos Copies dan anting bermotif bunga di telinga kanan
Pada tubuh mayat perempuan dengan ciri berambut hitam sebahu itu, ditemukan mengalami cukup banyak luka. Di antaranya luka lebam di kepala, lengan kiri, tungkai bawah kiri, di dada kanan kiri, di perut kanan, paha kiri sisi dalam, paha kanan sisi luar, betis kiri dalam, betis kanan luar, di pantat kanan dan kiri. *pol
Komentar