Gali Tanah untuk Sumur, Warga Temukan Tulang Manusia
Diduga Tulang Manusia yang Terkubur 100 Tahun Lebih
NEGARA, NusaBali
Warga Banjar Sumbersari, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana, dihebohkan penemuan tulang manusia.
Tulang manusia yang sudah kondisi hancur itu ditemukan dari aktivitas penggalian tanah untuk pembuatan sumur di areal halaman rumah salah satu warga banjar setempat, I Made Wendra,56.
Dari informasi yang dihimpun, temuan tulang manusia yang dilaporkan pada, Senin (29/8) pagi itu, sebenarnya telah ditemukan pada, Jumat (26/8) sore pukul 15.00 Wita. Sejumlah bagian tulang yang di antaranya mengarah adalah bagian tulang tengkorak manusia itu, pertama ditemukan oleh istri pemilik rumah, Ni Ketut Anik Sutarni,57.
Saat kejadian, Jumat sore lalu, saksi Sutarni tengah meratakan gundukan tanah dari bekas galian untuk pembuatan sumur di halaman rumahnya yang sudah rampung digarap oleh tukang gali, Misran,73, asal Banjar Melaya Krajan, Desa/Kecamatan Melaya. Ketika penggalian dinyatakan rampung hingga mengeluarkan air itu, telah dibuat lubang dengan kedalaman sekitar 6 meter.
Nah, saat meratakan gundukan tanah itu, saksi Sutarni melihat sejumlah pecahan tulang. Awalnya, saksi Sutarni sempat mengira pecahan tulang itu merupakan tulang binatang. Setelah terus dikorek menggunakan cangkul, ditemukan beberapa bagian pecahan tulang rahang manusia. Namun saat menemukan beberapa bagian tulang yang diduga kuat tulang manusia itu, saksi Sutarni ataupun keluarganya tidak langsung melapor karena sedang ada kesibukan acara pengabenan salah satu keluarganya di Desa Baluk, Kecamatan Negara.
Setelah acara pengabenan selesai dan kembali dilakukan upaya perataan terhadap seluruh gundukan tanah untuk mengumpulkan pecahan tulang lainnya, barulah saksi Sutarni melapor ke Kepala Kewilayahan Sumbersari I Made Samiarta Dwi Adnya pada, Senin kemarin pukul 08.00 Wita. Selanjutnya laporan itu diteruskan ke Polsek Melaya dan diterjunkan tim Inafis Sat Reskrim Polres Jembrana untuk melakukan olah TKP, Senin kemarin.
Kapolsek Melaya Kompol I Made Katon saat dikonfirmasi, Senin kemarin membenarkan adanya laporan temuan tulang manusia itu. Dari hasil identifikasi awal, tulang manusia itu diduga sudah terkubur dalam waktu cukup lama. Ada sejumlah warga yang menduga bahwa tulang manusia itu adalah korban Gerakan 30 September (G30S/PKI) tahun 1965. "Sementara pecahan tulang itu masih diamankan ke RSU Negara. Masih dilakukan upaya pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.
Sementara Kepala Kewilayahan Sumbersari I Made Samiarta Dwi Adnya saat dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin mengatakan tulang manusia itu ditemukan setelah proses perataan terhadap gundukan tanah dari bekas galian untuk pembuatan sumur di halaman rumah salah satu warga. Sementara dari keterangan tukang yang melakukan penggalian, tidak menyadari adanya tulang manusia itu karena diduga kondisi di dalam lubang yang cukup gelap.
"Ada tulang itu baru disadari setelah dilakukan perataan tanah (hasil galian). Kemungkinan saat masih terkubur di bawah, beberapa bagian tulang itu masih utuh. Tetapi mungkin karena kena cangkul saat dilakukan penggalian, jadinya terpecah-pecah," ujar Samiarta.
Menurut Samiarta, dari cerita para tokoh ataupun sesepuh terdahulu, di seputaran wilayahnya memang kerap dijadikan tempat penguburan mayat korban G30S/PKI. Namun dirinya ataupun beberapa warganya, menduga tulang manusia yang ditemukan di salah satu halaman rumah warganya itu sudah ada sebelum G30S/PKI. Hal itu diperkirakan dari lokasi tulang manusia yang diduga ditemukan dalam kedalaman lubang antara 6-7 meter di bawah lapisan tanah paras.
"Dari keterangan tukang gali, memang lubang itu sebelumnya digali sampai di bawah lapisan tanah paras. Jadi kemungkinan besar itu memang sudah lama. Mungkin sudah ada 100 tahun lebih," pungkas Samiarta. *ode
Komentar