Alat Berat Rusak, Sampah Meluber di Tabanan
TABANAN, NusaBali
Tempat Pembuangan Sampah (TPA) di Banjar Mandung, Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan kembali bermasalah.
Sejak lima hari lalu layanan pengiriman sampah tak maksimal karena alat berat rusak. Dampak alat rusak ini membuat sampah di areal kota meluber. Rusaknya alat berat sudah terjadi sejak Kamis (25/8) di bagian selang bocor. Alat yang sudah tua ini pun diperbaiki esok harinya. Setelah bagus, namun baru digunakan 2 jam kembali di bagian selang jebol. Alat berat baru selesai diperbaiki Minggu (28/8) dan pengangkutan sampah Minggu siang secara perlahan mulai dilakukan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tabanan I Gusti Putu Ekayana mengatakan, dampak dari rusaknya alat membuat layanan pengangkutan sampah terganggu. Layanan sudah berjalan normal sejak Minggu siang. "Memang saat alat rusak, truk pengangkut sampah antre di TPA, kemudian sampah di TPS khusus areal kota meluber," jelas Ekayana, Senin (29/8).
TPA Mandung sebenarnya ada empat alat berat, yakni, dua alat berat jenis eskavator, dan dua alat berat buldozer. Namun empat alat berat ini kondisinya tidak prima alias sudah tua. Jika satu mesin saja bermasalah maka pengelolaan sampah terganggu. "Ideal ada alat berat memang 4 unit, namun harus kondisi prima," jelasnya.
Dampak dari kondisi ini, Ekayana pun kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk mengelola sampah berbasis sumber. Baik aktif di bank sampah dan TPS 3R yang sudah ada di masing-masing desa. "Saat ini kita sudah punya 43 TPS 3R, aktif dan yang tidak aktifnya masih kita data," jelasnya.
Diakui jika alat berat di TPA memang kerap rusak dan seharusnya diganti karena jika terus rusak biaya operasionalnya cukup tinggi. "Saya cek di katalog harga eskavator dan buldoser ini kisaran Rp 800 juta sampai Rp 1,5 miliar. Namun kalau membeli harus ada anggaran," sebutnya.
Memang dalam penataan atau pengelolaan TPA ini kata Ekayana dilakukan maksimal. Sebab sampah yang ada di TPA Mandung sudah full, per hari saja kiriman sampah mencapai 90 ton. Sampah yang dikirim ini ada juga dari pihak swasta. Namun sampah dari pihak swasta ini harus dicek lebih teliti, karena ditakutkan ada sampah industri yang masuk yang menyebabkan sampah menggunung ke TPA.
Untuk itu agar pengelolaan sampah lebih baik, ada saran dari pemeriksa, untuk menaikan tarif retribusi, namun kembali lagi ini harus dikoordinasikan. "Kami masih koordinasi terkait hal ini, karena retribusi di TPA ditarget Rp 800 juta per tahun, sedangkan biaya operasional lebih tinggi," tandas Mantan Kabag Perekonomian Setda Tabanan ini. *des
Komentar