Kader PDIP Bali All Out Menangkan Ahok-Djarot
PDIP targetkan Ahok-Djarot menang dengan 52,4 persen suara dalam tarung head to head lawan Anies-Sandi di Jakarta hari ini
95 Persen dari 70.000 Suara Pemilih Asal Bali Diprediksi Dukung Ahok
DENPASAR, NusaBali
Meski tidak boleh ada pengerahan massa ke Jakarta, kader PDIP dari Bali tetap all out berupaya memenangkan pasangan incumbent Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok-Djarot Syaiful Hidayat di Pilgub DKI Jakarta, 19 April 2017 ini. Mereka sejak awal ikut gerilya mendekati 70.000 pemilih asal Bali di Jakarta, serta gotong royong secara moral maupun material guna mendukung Ahok-Djarot.
Ketua DPD PDIP Bali, Dr Ir Wayan Koster MM, menegaskan pihaknya komitmen menjaga suasana kondusif dan menghormati imbauan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, supaya tidak ada mobilisasi massa ke Jakarta saat coblosn Pilgub DKI, Rabu (19/4) ini. Meski tidak mengerahkan massa ke Jakarta, bukan berarti kader PDIP Bali diam. Mereka tetap berjuang agar Ahok-Djarot memenangkai tarung head to head melawan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Menurut Wayan Koster, kader PDIP Bali sejak mulai tarung putaran pertama Pilgub DKI Jakarta 2017 sudah berjuang dan menggalang dukungan buat Ahok-Djarot. PDIP merupakan motor koalisi pengusung Ahok-Djarot bersama Golkar-Hanura-NasDem plus PPP dan PKB (di putaran kedua). “Mobilisasi massa dari luar Jakarta saat coblosan Pilgub DKI kan nggak boleh itu. Namun, kami kader PDI Perjuangan Provinsi Bali sejak putaran pertama sampai kampanye putaran kedua sudah menggalang dukungan buat Ahok-Djarot,” papar Koster saat dikonfirmasi NusaBali di Jakarta, Selasa (18/4).
Politisi yang akrab dipanggil KBS (Koster Bali Satu) ini menyatakan, jajaran pengurus partai terutama dari unsur Fraksi PDIP DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, dan DPR RI kompak terjun ke Jakarta memback up Ahok-Djarot saat massa kampanye. Kader PDIP bahkan door to door mendatangi nyama Bali (krama Bali) yang memiliki hak pilih di Pilgub DKI Jakarta 2017, supaya mereka memilih Ahok-Djarot.
“Kader PDIP dari Bali sangat serius dan bahkan sampai memondok (menetap sementara) di Jakarta selama kampanye Pilgub DKI, untuk melakukan pendekatan kepada nyama Bali di Ibukota,” tandas Koster.
Menurut Koster, kader PDIP dari Bali bergerak secara perorangan dan ada pula berkelompok dalam melakukan pendekatan demi galang dukungan Ahok-Djarot. Ini sesuai instruksi Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, dalam Rakernas PDIP di Jakarta, Januari 2017 lalu.
“Gerilya dukungan untuk Ahok-Djarot ini sudah berlangsung sejak tarung putaran pertama Pilgub DKI. Saya pantau langsung, kader PDIP dari Bali melakukan tugas sangat serius. Mereka all out menggalang dukungan sesuai dengan penugasan di masing-masing wilayah di Jakarta. Pada putaran kedua, saya atensi lagi gerakannya makin bagus. Mereka ada yang sampai dua-tiga kali terjun ke Jakarta mendekati kolega dan saudara yang ada di Ibukota, supaya pilih Ahok-Djarot,” ujar politisi militan PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang akan maju sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali di Pilgub 2018 ini.
Koster menyebutkan, saat tarung putaran pertama Pilgub DKI, 15 Februaro 2017 lalu, 90 persen krama Bali di Jakarta memilih Ahok-Djarot. Suara krama Bali kala itu terbelah, karena ada tiga paket calon yang bertarung. Selain Ahok-Djarot (yang diusung PDIP-Golkar-Hanura-NasDem), ada pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylvi Murni (diusung Demokrat-PAN-PKB-PPP) dan Anies-Sandi (diusung Gerindra-PKS). “Mungkin karena ada 3 paket calon, tidak full 100 persen suara pemilih asal Bali yang coblos Ahok-Djarot,” ujar Koster.
Namun, dalam putaran kedua Pilgub DKI yang melibatkan tarung head to head dua pasangan calon hari ini, Koster memprediksi dukungan pemilih asal Bali di Jakarta untuk Ahok-Djarot akan tembus 95 persen. Dia memperkirakan pendukung Agus-Sylvi akan beralih ke Ahok-Djarot. “Dulu kan mungkin ada krama Bali yang pilih Agus-Sylvi. Tapi, sekarang pendukung Agus-Sylvi diperkiarakan beralih ke Ahok-Djarot,” ujar Kostere yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali.
Dalam catatan Koster, ada sekitar 70.000 krama Bali yang punya hak pilih di Pilgub DKI Jakarta 2017. “Itu baru krama Bali yang digalang oleh kader PDIP dari Bali. Tapi, kader PDIP dari Bali tentu punya jaringan organisasi dan kelompok yang punya hak pilih juga digalang,” katanya.
Sebagai Ketua DPD PDIP Bali, Koster mengimbau kader dari Bali bersama-sama mengawal Pilgub DKI Jakarta berjalan kondusif. “Kader bisa menangkan Ahok-Djarot yang punya program konkret. Kami juga memohon dukungan moril di Jakarta dalam upaya membela Pancasila, NKRI, Bhinnekka Tunggal Ika. Pilgub DKI tidak memilih pemimpin berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan. Namun, pemimpin yang memiliki program jelas untuk pembangunan DKI Jakarta,” tandas Koster.
Sayangnya, kubu Gerindra Bali selaku pendukung pasangan Anies-Sandi, tidak bisa dimintai konfirmasinya terkait upaya pemenangan jagonya di Pilgub DKI Jakarta 2017. Saat dihubungi NusaBali, Ketua DPD Gerindra Bali Ida Bagus Putu Sukarta enggan bicara masalah pemenangan Pilgub DKI.
Semnentara itu, DPP PDIP optimistis Ahok-Djarot akan memenangkan tarung Pilgub DKI Jakarta 2018 dengan 52,4 persen suara. "Paling tidak kami targetkan 52,4 persen suara bisa dimenangkan pasangan Ahok-Djarot," ujar Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanti, dilansir detikcom secara terpisah di Kantor DPP NasDem, Jakarta Pusat, Selasa kemarin.
Hasto menyatakan optimismenya ini, karena program-program yang ditawarkan Ahok-Djarot diterima dengan baik oleh warga DKI Jakarta. "Program-program Ahok-Djarot banyak diterima oleh warga DKI dengan tingkat kepuasan 72 persen. Contohnya KJP, subsidi bahan pokok, kebutuhan rumah tangga yang dirasakan ibu-ibu rumah tangga ini memberikan banyak sekali manfaat," katanya.
Ditegaskan Hasto, elektabilitas Ahok-Djarot dalam survei juga mengalami tren positif. Apalagi, melalui pertemuan partai-partai pengusung Ahok-Djarot yang digelar di Jakarta kemarin, membuat mesin politik lebih siap. “:Melalui pertemuan hari ini (kemarin), seluruh kekuatan mesin politik partai pendukung Ahok-Djarot betul-betul siap memparipurnakan gotong royong tersebut," sebut Hasto.
Jumlah pemilih yang tercatat dalam DPT untuk Pilgub DKI Jakarta 2017 mencapai 7.218.254 jiwa. Mereka akan nyoclos di 13.034 TPS yang tersebar di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Kabupaten Kepulauan Seribu.
Jumlah 7.218.254 suara pemilih inilah yang akan dipertebutkan Ahok-Djarot (pasangan calon nomor urut 2) dan Anies-Sandi (pasangan calon nomor urut 3). Dalam perburuan suara ini, kedua pasangan calon termasuk juga memperebutkan kantong-kantong suara Agus-Sylvi, kandidat yang terpental di putaran pertama.
Saat tarung putaran pertama, Agus-Sylvi tercatat menang di 10 TPS. Posisi kedua di TPS-TPS kantong suara Agus-Sylvi ini ditempati secara bergantian antara Ahok-Djarot dan Anies-Sandi. TPS di mana Agus-Sylvi unggul saat tarung putaran pertama, antara lain, di TPS 3 Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di TPS ini, Agus-Sylvi mendominasi 127 suara (41,5%), disusul Anies-Sandi dapat 95 suara (31,0%), dan Ahok-Djarot dengan 84 suara (27,5%).
Di TPS 11 Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Agus-Sylvi juga jawara dengan 182 suara (48,3%), disusul Anies-Sandi dapat 129 suara (34,2%), dan Ahok-Djarot dapat 66 suara (17,5%). Sementara di TPS 12 Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Agus-Sylvi mendominasi 225 suara (48,3%), disusul Anies-Sandi dapat 169 suara (36,3%), dan Ahok-Djarot dapat 72 suara (15,5%). Sedangkan di TPS 12 Batu Ampar, Kramatjati, Jakarta Timur, Agus-Sylvi mendominasi 173 suara (35,9%), disusul Ahok-Djarot dapat 158 suara (32,8%), dan Anies-Sandi dapat 151 suara (31,3%). * nat
Komentar