Kendalikan Inflasi, TPID dan Produsen Pangan Jalin Kerja Sama
SINGARAJA, NusaBali
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Buleleng terus berupaya untuk mengendalikan inflasi.
Salah satu upaya yang sedang dilakukan yakni menjalin kerja sama dengan produsen pangan, untuk menyakinkan pasokan tetap tersedia dan harga di pasaran terkendali.
Data inflasi di Buleleng per Juli 2022, mencapai 5,3 persen, jauh di atas rata-rata nasional yakni 4,9 persen. Hal ini pun mendapat perhatian pemerintah pusat. Ketua TPID Buleleng Gede Suyasa, usai mengikuti rapat koordinasi nasional (rakornas) sinkronisasi program/kegiatan pengendalian inflasi secara virtual, Selasa (30/8), mengatakan, komoditas cabai dan bawang merah menjadi perhatian khusus. Sebab sejauh ini dua komoditas bumbu dapur ini seringkali memicu inflasi.
“Sejatinya produksi cabai merah di Buleleng cukup. Hanya saja petani lebih banyak menjual hasil panennya ke luar daerah sehingga persediaan kurang. Oleh karenanya kita berharap agar petani bersedia menjual cabainya ke Perumda kita yang melakukan intervensi pasar dengan harga yang lebih murah.” jelas Suyasa.
Kemudian komoditas lainnya juga digarap Perumda khususnya Perusahan Daerah (PD) Swatantra, salah satunya telur ayam ras. Telur yang saat ini dijual dengan harga Rp 54.000 per krat dengan pendekatan dan lobi-lobi dari PD Swatantra bisa dibeli dengan harga yang lebih rendah dan dijual lebih murah dari harga pasar.
“Itu sangat ditentukan oleh permintaan dan kebutuhan, apakah jumlah kuota yang bisa di-supply PD Swatantra signifikan terhadap kebutuhan. Itu akan menentukan harga bisa turun dan menekan inflasi pada komoditasnya,” imbuh dia.
Pemkab Buleleng melalui Dinas Pertanian juga akan bertanam cabai di seluruh desa. Setiap desa ditarget menyediakan lahan sekitar 10 are. Sehingga penanaman cabai serentak akan dilakukan di lahan seluas 14,8 hektare. Produksi cabai dari lahan tersebut dipastikan dapat menstabilkan ketersediaan cabai untuk kebutuhan lokal Buleleng.
Sementara itu, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam rakor, memberikan kebijakan Dana Desa boleh digunakan untuk membuat kegiatan pengendalian inflasi di desa. Misalnya, dengan menanam cabai, bawang merah, dan komoditas pangan pemicu inflasi. *k23
Komentar