Atasi Stunting dengan Padi Kaya Gizi
Apa itu Padi Kaya Gizi?
Padi Kaya Gizi (Biofortifikasi) melalui varietas Inpari IR Nutri Zinc merupakan salah satu varietas baru yang dilepas Menteri Pertanian Republik Indonesia Tahun 2019 melalui Surat Keputusan Nomor: 168/HK.540/C/01/2019. Padi Kaya Gizi itu sendiri memiliki keunggulan dari segi kandungan Zinc (Zn) sebesar 34,51 ppm yang lebih besar daripada varietas lain seperti Ciherang yang memiliki kandungan 24.06 ppm.
Kaitan Beras Kaya Gizi (Biofortifikasi) dengan Stunting? Stunting merupakan permasalahan akan kurangnya gizi kronis yang ditandai dengan pertumbuhan badan yang kurang optimal. Stunting dapat disebabkan karena rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan. Upaya pencegahan stunting salah satunya dapat dilakukan dengan optimalisasi kandungan Zinc (Zn) atau mengkonsumsi olahan dari padi kaya gizi tersebut.
Eksistensi Padi Kaya Gizi (Biofortifikasi) di Provinsi Bali. Komoditas Padi Kaya Gizi (Biofortifikasi) di Provinsi Bali mulai dikembangkan pada tahun 2021 dan masih terus dikembangkan sampai saat ini. Hasil olahan menjadi nasi ini menimbulkan respon tersendiri terhadap bentuk, tekstur dan cita rasanya. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi kita semua untuk mengolah beras kaya gizi menjadi suatu produk unggulan yang menarik bagi masyarakat. Tidak hanya dari segi pengolahannya saja, namun perlu juga memperhatikan hasil serta kualitas produksi dari segi teknik budidaya.
Teknik Budidaya Padi Kaya Gizi (Biofortifikasi) Budidaya Padi Kaya Gizi (Biofortifikasi) pada dasarnya mirip dengan budidaya padi pada umumnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah untuk budidaya dilakukan pada lahan sawah irigasi pada ketinggian 0-600 m dpl, proses pengolahan tanah dan dosis pemupukannya. Dosis pemupukan berdasarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2021, yaitu Urea sebanyak 350 kg/ha, SP-36 sebanyak 50 kg/ha, KCl sebanyak 50 kg/ha atau bisa juga dengan dosis untuk pupuk NPK 15-10-12 sebanyak 250 kg/ha, urea 275 kg/ha, ini merupakan batas dosis maksimal. Optimalisasi kandungan Zinc (Zn) pada padi kaya gizi (Biofortifikasi) ini juga dapat dilakukan dengan pemberian pupuk zinc sulfat. Dosis pupuk zinc sulfat berkisar antara 4.5-34 kg ha-1 menurut Hamam (2017). Potensi hasil dari padi kaya gizi (biofortifikasi) ini mencapai ± 9,98 Ton/Ha.
Potensi Pengembangan Padi Kaya Gizi (Biofortifikasi) Pengembangan padi kaya gizi (biofortifikasi) dapat menjadi suatu produk unggulan seperti padi khusus (beras merah, beras hitam). Hal ini didasari oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang mengutamakan kesehatan akibat Pandemi COVID-19. Potensi lainnya juga dapat dilihat pada minat pasar terhadap beras organik meningkat serta pesaing pasar yang masih sedikit di Indonesia. (I Gede Vibhuti Kumarananda SP, adalah Penyuluh Pertanian Ahli Pertama pada Distan Pangan Provinsi Bali). *
Komentar