Dukung Konservasi Lingkungan, 5.000 Bibit Mangrove Ditanam di Pemogan
Djarum Trees for Life Libatkan Generasi Muda
DENPASAR, NusaBali.com – Mendekati gelaran KTT G20 bulan November 2022 mendatang, kesadaran dan inisiatif penanaman mangrove semakin menjadi perhatian banyak pihak.
Seperti dilakukan Djarum Trees for Life (DTFL), Rabu (31/8/2022), menggagas
Diskusi Interaktif atau Talkshow di Wantilan Pura Dalem Penataran Suwung, Pemogan, Denpasar, dilanjutkan dengan penananaman 5.000 pohon mangrove.
Diskusi yang dilaksanakan secara hybrid ini mengupas tentang tanaman mangrove yang memiliki kekayaan fungsi fisik, ekologi, sosial, dan ekonomi. Diskusi diikuti sekitar 150 orang dari kalangan mahasiswa aktif di Pulau Dewata yang tergabung dalam Darling Squad.
“Kami menggandeng mahasiswa karena semangat mereka untuk gethok tular (menyampaikan info dari satu orang ke orang lain, Red). Anak muda ini kan komunikasinya bagus, jadi semangat anak muda selalu menyala,” ujar FX Supanji selaku Vice President Director Djarum Foundation.
Pada diskusi tetang konservasi lingkungan ini akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Soni
Trison, menjelaskan luasan hutan mangrove Indonesia sebesar 3.364.076 hektare memiliki valuasi Rp 156 triliun lebih per tahun. “Dari total luasan mangrove nasional dapat menyerap total 3,15 miliar ton per tahun,” ujarnya.
Sementara Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove, Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Inge Retnowati, memaparkan jika ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan penyelamatan pohon mangrove.
“Kita harus mengetahui manfaatnya dulu baru kita bisa mengupayakan penyelamatan,” ujar Inge Retnowati. Lebih lanjut, Inge menjelaskan jika penanaman mangrove tidak hanya soal penanamanya saja, melainkan harus ada panduan dan tata caranya.
Turut hadir influencer, Nana Mirdad, yang mendorong generasi muda sadar dan cinta alam. “Menurut saya yang pertama kita harus mau tahu. Kita harus jadi generasi muda yang tidak tutup mata. Jadi kita harus mulai dari diri sendiri, kita harus berfikir kalau kita itu punya impact,” ujar Nana.
Bukan hanya diskusi, pada kesempatan itu juga digelar penanaman 5.000 bibit mangrove di Kawasan Hutan Mangrove, Pemogan, Denpasar Selatan. Penanaman 5.000 bibit mangrove ini memiliki tujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan menularkan aksi kolektif masyarakat untuk rehabilitasi dan konservasi mangrove secara berkelanjutan.
“Tidak hanya menanam melainkan bagaimana kita bisa mengembangkan masyarakat dalam pemanfaatan mangrove ke depannya,” harap Soni Trison.
Inisiatif ini merupakan kelanjutan dari program konservasi ekosistem mangrove yang sudah dijalankan oleh DTFL sejak 14 tahun terakhir. “Kami telah berhasil menanam lebih dari satu juta mangrove di sepanjang pantai utara Pulau Jawa dan kali ini kami lakukan di Pulau Bali,” ujar FX Supanji selaku Vice President Director Djarum Foundation.
Sementara itu Asisten Pemerintah dan Kesra Provinsi Bali, I Gede Indra Dewa Putra, mengapresiasi kegiatan penanaman dan konservasi mangrove ini. “Kegiatan ini merupakan bentuk aksi nyata penanaman mangrove, sebagai simbol upaya keberlanjutan lingkungan untuk mengurangi efek perubahan iklim, serta wujud kepedulian akan pelestarian hutan mangrove,” ujar I Gede Indra Dewa Putra saat membacakan sambutan dari Gubernur Bali Wayan Koster.
I Kadek Bagus Mario Mahaputra, mahasiswa Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional yang baru pertama kali mengikuti kegiatan penanaman mangrove menyatakan senang bisa menambah pengetahuan tentang fungsi dan manfaat mangrove.
“Dilihat dari sektor ekonomi masyarakat juga dapat membantu, seperti membuat kopi atau kripik dari buah atau tumbuhan mangrove itu sendiri,” ujar mahasiswa semester 5 jurusan D4 Manajemen Perhotelan ini.
Selaras dengan hal tersebut, Ni Putu Ayu Sintia Sumariyani, 23, mengaku senang bisa ikut dalam kegiatan menanam 5.000 bibit mangrove. “Kegiatannya seru sekali karena kita bisa ikut andil dalam melestarikan lingkungan. Semoga nanti kegiatan ini tidak hanya bisa dilaksanakan di Bali saja, namun nantinya bisa berlanjut di berbagai daerah lainnya,” ungkap Sintia. *ris
1
Komentar