Pastikan Antisipasi PMK, Ipat Tinjau Gilimanuk
NEGARA, NusaBali
Larangan lalu lintas ternak ataupun olahan ternak berpotensi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) keluar masuk Bali, masih terus diberlakukan jelang KTT G20 di Bali.
Guna memastikan antisipasi PMK tetap berjalan maksimal, Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) melakukan peninjauan ke Pelabuhan Gilimanuk, Kamis (1/9). Dalam peninjauan ke Gilimanuk tersebut, Wabup Ipat sempat mengecek pemeriksaan di Pos II Pelabuhan Gilimanuk yang menjadi tempat pemeriksan kendaraan masuk Bali. Di samping itu juga dicek spraying disinfektan otomatis yang terpasang di bekas bangunan Pos Pemeriksaan KTP, di jalur pintu keluar Pelabuhan Gilimanuk.
Wabup Ipat mengatakan, dari hasil peninjauan langsung ke Pelabuhan Gilimanuk, sudah berjalan dengan baik. Untuk mengantisipasi penyebaran PMK, jajarannya termasuk dari unsur TNI/Polri yang tergabung Satgas Penanganan PMK Jembrana telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan memperketat pengawasan di Pelabuhan Gilimanuk.
"Kita cek bagaiaman SOP (standar operasional prosedur) pemeriksaan serta kendala-kendala yang dihadapi selama ini. Yang perlu menjadi salah satu perhatian, bagaimana di Gilimanuk ini tetap ada Satgas yang merupakan satu kesatuan yang dapat memantau dan memberikan tindakan dan solusi terhadap upaya-upaya dalam penanggulangan PMK," ujar Wabup Ipat.
Wabup Ipat menyatakan, antisipasi PMK ini harus tetap dimaksimalkan. Bagaimana agar wabah PMK dapat segera teratasi dan perekonomian peternak dapat kembali pulih. Begitu juga penting untuk saat ini menjaga agar PMK tidak kembali menyebar jelang kegaitan internasional, yakni KTT G20 yang akan diadakan di Bali.
"Seperti kita ketahui Gilimanuk merupakan pintu masuk ke Bali. Jika sesuatu terjadi maka Bali juga akan terkena dampak. Jadi kita harapkan kerjasama yang baik antara Kepolisian, Dinas terkait dan tim Satgas penanganan PMK untuk selalu berusaha mencegah keluar masuknya hewan ternak. Sesuai dengan aturan yang melarang keluar masuknya hewan yang berpotensi PMK antar pulau," ucap Wabup Ipat.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, bahwa untuk penanggulangan PMK di Kabupaten Jembrana sudah berjalan sesuai dengan SOP. Saat ini, untuk wilayah Provinsi Bali ataupun Kabupaten Jembrana masuk zona hijau PMK. "Sekarang sudah mereda. Namun kita tetap jaga agar tidak terjadi penyebaran," ujarnya.
Menurut Sutama, ketika ada temuan kasus ternak yang suspek PMK, langsung dilakukan isolasi serta upaya pengobatan. Dari temuan beberapa kasus ternak suspek PMK belakangan ini, berhasil diobati dengan pemberian vitamin termasuk obat-obatan tradisional.
"Kalau ada suspek, kita antisipasi dengan isolasi, pisahkan dengan ternak lain, kemudian diobati. Seperti kita berikan vitamin dan ada juga peternak yang memberikan loloh campuran telur madu. Dan dari pengamatan kita, Sapi Bali lebih kuat. Tingkat kematian karena PMK sangat kecil," ucap Sutama.
Disingung megenai vaksinasi PMK, kata Sutama, juga masih terus berjalan. Sesuai update data per Kamis kemarin, sudah ada sebanyak 11.064 ekor sapi yang divaksin PMK. Kemudian dari jumah tersebut, sudah ada 6.156 ekor yang sudah divaksin PMK tahap II.
"Alokasi vaksin PMK yang kita terima di Jembrana, sudah kita aplikasikan sebanyak 17.220 dosis. Vaksin tahap I 11.064 ekor dan yang sudah tahap II 6.156 ekor," ujar Sutama yang juga Wakil Ketua Satgas Penanganan PMK Jembrana. *ode
Wabup Ipat mengatakan, dari hasil peninjauan langsung ke Pelabuhan Gilimanuk, sudah berjalan dengan baik. Untuk mengantisipasi penyebaran PMK, jajarannya termasuk dari unsur TNI/Polri yang tergabung Satgas Penanganan PMK Jembrana telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan memperketat pengawasan di Pelabuhan Gilimanuk.
"Kita cek bagaiaman SOP (standar operasional prosedur) pemeriksaan serta kendala-kendala yang dihadapi selama ini. Yang perlu menjadi salah satu perhatian, bagaimana di Gilimanuk ini tetap ada Satgas yang merupakan satu kesatuan yang dapat memantau dan memberikan tindakan dan solusi terhadap upaya-upaya dalam penanggulangan PMK," ujar Wabup Ipat.
Wabup Ipat menyatakan, antisipasi PMK ini harus tetap dimaksimalkan. Bagaimana agar wabah PMK dapat segera teratasi dan perekonomian peternak dapat kembali pulih. Begitu juga penting untuk saat ini menjaga agar PMK tidak kembali menyebar jelang kegaitan internasional, yakni KTT G20 yang akan diadakan di Bali.
"Seperti kita ketahui Gilimanuk merupakan pintu masuk ke Bali. Jika sesuatu terjadi maka Bali juga akan terkena dampak. Jadi kita harapkan kerjasama yang baik antara Kepolisian, Dinas terkait dan tim Satgas penanganan PMK untuk selalu berusaha mencegah keluar masuknya hewan ternak. Sesuai dengan aturan yang melarang keluar masuknya hewan yang berpotensi PMK antar pulau," ucap Wabup Ipat.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, bahwa untuk penanggulangan PMK di Kabupaten Jembrana sudah berjalan sesuai dengan SOP. Saat ini, untuk wilayah Provinsi Bali ataupun Kabupaten Jembrana masuk zona hijau PMK. "Sekarang sudah mereda. Namun kita tetap jaga agar tidak terjadi penyebaran," ujarnya.
Menurut Sutama, ketika ada temuan kasus ternak yang suspek PMK, langsung dilakukan isolasi serta upaya pengobatan. Dari temuan beberapa kasus ternak suspek PMK belakangan ini, berhasil diobati dengan pemberian vitamin termasuk obat-obatan tradisional.
"Kalau ada suspek, kita antisipasi dengan isolasi, pisahkan dengan ternak lain, kemudian diobati. Seperti kita berikan vitamin dan ada juga peternak yang memberikan loloh campuran telur madu. Dan dari pengamatan kita, Sapi Bali lebih kuat. Tingkat kematian karena PMK sangat kecil," ucap Sutama.
Disingung megenai vaksinasi PMK, kata Sutama, juga masih terus berjalan. Sesuai update data per Kamis kemarin, sudah ada sebanyak 11.064 ekor sapi yang divaksin PMK. Kemudian dari jumah tersebut, sudah ada 6.156 ekor yang sudah divaksin PMK tahap II.
"Alokasi vaksin PMK yang kita terima di Jembrana, sudah kita aplikasikan sebanyak 17.220 dosis. Vaksin tahap I 11.064 ekor dan yang sudah tahap II 6.156 ekor," ujar Sutama yang juga Wakil Ketua Satgas Penanganan PMK Jembrana. *ode
1
Komentar