Genangan Air Danau Batur Tebarkan Bau Busuk
Luapan akibat kenaikan permukaan air Danau Batur di Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, tak hanya menyebabkan tergenangnya rumah warga, namun belakangan juga menimbulkan bau busuk di beberapa lokasi.
BANGLI, NusaBali
Warga pun waswas, bau busuk ini ini menjadi sumber penyakit, seperti sarang nyamuk. Karena itu warga berharap instansi terkait seperti Dinas Kesehatan Bangli turun memeriksa dan mengecek genangan air Danau Batur di Trunyan.
Informasi di lapangan, bau busuk tersebut mulai dirasakan warga sejak beberapa hari lalu. Lokasi menyebar di beberapa titik. Warga tidak tahu apa penyebab aroma tak sedap tersebut.
Perbekel Desa Trunyan I Wayan Arjana, membenarkan adanya aroma tak sedap menyusul genangan akibat luberan air danau. Sebagaimana warganya, Arjana berharap agar instansi terkait seperti dinas kesehatan turun melakukan pengecekan dan memastikan ‘muatan’ genangan tersebut. “Biar tak salah, dua hari lalu katanya sudah ada yang turun,” ujar Arjana, Rabu (19/4).
Kepala Dinas Kesehatan Bangli dr I Nengah Nadi tak berhasil diminta penjelasanya terkait harapan warga Trunyan tersebut. Ponselnya menunjukkan ada nada sambung, namun tidak ada respons. Demikian juga ketika minta konfirmasi melalui SMS, belum ada balasan.
Di pihak lain, BPPD Bangli menyatakan siap membantu warga yang terimbas genangan. “Kami sudah tawarkan, kalau memang terpaksa mengungsi BPBD siap membantu,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli I Ketut Agus Sutapa, seizin Kalak BPBD I Wayan Karmawan. Namun, lanjut Agus Sutapa, untuk sementara warga menyatakan belum perlu mengungsi. Alasannya, warga masih dapat beraktivitas normal, walau beberapa ada yang numpang tinggal di rumah kerabatnya.
Menurut Agus Sutapa dari pengecekan ada sekitar 42 KK yang terimbas genangan Danau Batur. KK yang rumahnya tergenang rata-rata berada di sekitar sempadan Danau Batur.
Naiknya permukaan air Danau Batur sampai menggenangi rumah warga setidaknya telah terjadi tiga kali, yakni pada 2003, 2014, dan 2017. Selain curah hujan tinggi, kenaikan permukaan air danau diperkirakan karena pendangkalan. BPBD turun ke Trunyan, Selasa (18/4), bersama Dinas Sosial, untuk memantau kondisi di lapangan. * k17
Warga pun waswas, bau busuk ini ini menjadi sumber penyakit, seperti sarang nyamuk. Karena itu warga berharap instansi terkait seperti Dinas Kesehatan Bangli turun memeriksa dan mengecek genangan air Danau Batur di Trunyan.
Informasi di lapangan, bau busuk tersebut mulai dirasakan warga sejak beberapa hari lalu. Lokasi menyebar di beberapa titik. Warga tidak tahu apa penyebab aroma tak sedap tersebut.
Perbekel Desa Trunyan I Wayan Arjana, membenarkan adanya aroma tak sedap menyusul genangan akibat luberan air danau. Sebagaimana warganya, Arjana berharap agar instansi terkait seperti dinas kesehatan turun melakukan pengecekan dan memastikan ‘muatan’ genangan tersebut. “Biar tak salah, dua hari lalu katanya sudah ada yang turun,” ujar Arjana, Rabu (19/4).
Kepala Dinas Kesehatan Bangli dr I Nengah Nadi tak berhasil diminta penjelasanya terkait harapan warga Trunyan tersebut. Ponselnya menunjukkan ada nada sambung, namun tidak ada respons. Demikian juga ketika minta konfirmasi melalui SMS, belum ada balasan.
Di pihak lain, BPPD Bangli menyatakan siap membantu warga yang terimbas genangan. “Kami sudah tawarkan, kalau memang terpaksa mengungsi BPBD siap membantu,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli I Ketut Agus Sutapa, seizin Kalak BPBD I Wayan Karmawan. Namun, lanjut Agus Sutapa, untuk sementara warga menyatakan belum perlu mengungsi. Alasannya, warga masih dapat beraktivitas normal, walau beberapa ada yang numpang tinggal di rumah kerabatnya.
Menurut Agus Sutapa dari pengecekan ada sekitar 42 KK yang terimbas genangan Danau Batur. KK yang rumahnya tergenang rata-rata berada di sekitar sempadan Danau Batur.
Naiknya permukaan air Danau Batur sampai menggenangi rumah warga setidaknya telah terjadi tiga kali, yakni pada 2003, 2014, dan 2017. Selain curah hujan tinggi, kenaikan permukaan air danau diperkirakan karena pendangkalan. BPBD turun ke Trunyan, Selasa (18/4), bersama Dinas Sosial, untuk memantau kondisi di lapangan. * k17
Komentar