Jembatan Darurat Bungkulan Belum Bisa Dibangun
Sudah dua bulan lebih pasca bencana yang menghanyutkan jembatan Bungkulan, Kecamatan Sawan Buleleng, yang merupakan akses utama dari Desa Bungkulan ke Banjar Dinas Kubu Kelod, sampai kini belum tertangani.
Terkendala Alat Pemecah
SINGARAJA, NusaBali
Jembatan sepanjang 20 meter dan lebar empat meter itu pada 10 Februari lalu ambruk setelah disapu oleh banjir bandang. Penanganan kedaruratan bencana disebut mengalami kendala karena ketersediaan alat pemecah (breaker) beton sangat minim.
Dari pantauan NusaBali di lokasi Rabu (19/4) siang kemarin, jembatan yang dulunya berada di atas sungai Bungkulan benar-benar bersih. Hanya tersisa dua tiang penyangga jembatan di dua sisi sungai. Sedangkan badan jembatannya berada kurang lebih lima meter di dalam sungai dalam keadaan masih utuh.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, I Made Subur dikonfirmasi Rabu (19/4) kemarin mengatakan pengerjaan jembatan darurat pasti akan dilaksanakan. Hanya saja permasalahannya saat ini terkait pengadaan alat berat pemecah beton badan jembatan itu yang belum tersedia.
Keberadaannya yang sangat terbatas membuatnya harus menunggu giliran sampai alat pemeceah itu sampai di Buleleng. “Mekanisme kerjanya, jembatan yang dulu itu harus dipecahkan dulu, sehingga tidak menjadi bending sungai dan mengganggu bangunan utama jembatan. Selain itu kalau jembatan darurat dulu, baru dilakukan pemecahan beton, akan sangat mengganggu karena getarannya sangat keras,” ujar dia.
Padahal pihaknya mengaku sudah menyiapkan anggaran untuk pembangunan jembatan darurat Rp 200 juta. Sehingga setelah dibangun akses jalan utama 120 KK warga Banjar Dinas Kubu Kelod, Desa Bungkulan dapat terbuka lagi. Karena pasca bencana sejak dua bulan lalu ratusan KK setempat terpaksa menggunakan jalan setapak di pematang sawah yang hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua.
Jembatan darurat menurut Subur akan diupayakan dibangun secepatnya, paling lambat dua pekan mendatang. Pihaknya pun kini masih mencari kontraktor yang memiliki alat berat breaker sampai ke Jakarta. “Jembatan darurat dulu sementara, jembatan permanennya nanti penanganan pasca bencana dari Dinas PU,” imbuh dia.
Sementara itu, selain jembatan yang putus, kerusakan yang terjadi di sekitarnya juga sangat parah. Senderan sungai sepanjang puluhan meter juga amblas. Begitu juga kawat bronjong penahan dinding sungai nampak luluh-lantak, dan dikhawatirkan akan mengganggu keberadaan tiang penyangga jembatan yang sampai saat ini masih berdiri kokoh. *k23
1
Komentar