Mini Market Tak Beroperasi, Warga Pertanyakan Setoran Modal
BANGLI, NusaBali
Menara Mart 6 di Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Bangli tidak lagi beroperasi. Banyak masyarakat Desa Adat Metra, Desa Yangapi ikut menanam modal untuk mengembangkan mini market tersebut.
Warga pun mempertanyakan modal yang telah disetorkan. Selama dua tahun beroperasi, warga yang ikut investasi belum mendapatkan apa-apa. Salah seorang sumber mengaku ikut menanam modal Rp 1 juta. Sesuai perjanjian, dari modal tersebut akan mendapatkan keuntungan. Hanya saja dari awal beroperasi hingga bertahan selama dua tahun belum mendapatkan apa-apa. Pengembangan mini market hasil kerja sama Desa Adat Metra dengan sebuah koperasi di Tabanan. Tidak hanya menanamkan modal Rp 1 juta untuk mini market, juga menyertakan modal di koperasi. Modal yang disetorkan bervariasi, mulai dari Rp 20 juta, bahkan ada ratusan juta. “Saya mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dari hasil jualan di warung. Sampai akhirnya bisa terkumpul Rp 20 juta,” ungkap sumber lainnya.
Dikatakan, pada awal beroperasi mini market ramai. Sehari penjualan bisa sampai Rp 6 jutaan. Semakin lama, pembeli yang datang semakin sedikit. “Dulu barang yang dijual lengkap, jadi banyak pembeli. Lalu pilihan barang sedikit dan sekarang tidak buka lagi. Di dalam toko masih terlihat beberapa sisa barang,” ungkapnya. Dari sekian modal yang telah disetorkan, sumber mengaku tidak pernah mendapat hasil apa-apa. Sesuai dengan kesepakatan keuntungan yang diterima bisa ditarik atau diambil berupa barang. “Saya sempat mengecek hasil yang semestinya saya dapatkan sebesar Rp 400 ribu, tapi saat akan saya ambil justru dibilang sudah hangus,” beber pria asal Banjar Metra Kelod ini. Dia berharap Desa Adat Metra bisa menyelesaikan persoalan ini. Sehingga uang masyarakat bisa kembali.
Bendesa Adat Metra, I Nyoman Rendah Setiawan saat dikonfirmasi menjelaskan Desa Adat Metra bekerja sama dengan sebuah koperasi. Tujuannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Ada pergerakan ekonomi di masyarakat. Dalam kerja sama ini desa adat diminta untuk menyiapkan lahan dan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menanam modal. Dalam kerja sama ada pembagian keuntungan antara pengelola, desa adat maupun masyarakat yang menaruh modal. “Desa adat mendapat 40 persen dari keuntungan. Kami pernah terima Rp 5 juta,” ungkap Nyoman Rendah.
Terkait tutupnya mini market, Nyoman Rendah tidak menampik hal tersebut. Sejak 10 hari terakhir mini market tidak beroperasi. Terkait penyebab, Nyoman Rendah tidak banyak berkomentar. Saat ini sedang berupaya menyelesaikan masalah yang membelit usaha mini market itu. “Kami sedang komunikasikan dengan konsultan,” ungkap Nyoman Rendah. *esa
1
Komentar