BBM Naik, Ekonomi Bali 'Terganggu'
DENPASAR,NusaBali
Ketua Apindo Bali I Nengah Nurlaba menyatakan kenaikkan harga BBM berpotensi membuat perekonomian Bali yang sudah mulai menggeliat dalam rangka pemulihan pasca pandemi ’terganggu’.
Inflasi mengancam, karena meningkatnya biaya produksi. Para pengusaha pun diperkirakan akan mengalami kesulitan karena harus menghitung ulang biaya produksi yang ujung-ujungnya berdampak pada konsumen.
“Karena sebagaimana yang sudah-sudah, kalau harga BBM naik, yang lain akan ikut-ikutan naik,” ujarnya, Senin (5/9).
Kata Nurlaba hal itulah yang dia perkirakan akan mempengaruhi pergerakan perekonomian Bali. “Kemungkinan inflasi itu meningkat potensial terjadi,” ucap Ketua Apindo Bali, asal Jembrana ini.
Karena itulah Nurlaba menyatakan sangat menyayangkan terjadi kenaikkan harga BBM justru di saat perekonomian Bali sedang menunjukkan trend ke arah positif.
Sektor pariwisata bahkan sudah mulai bergerak, yang ditunjukkan dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, baik wisman dan wisdom. Turunannya, sektor akomodasi makan dan minum (akmamin) juga membaik.
“Kan bisa dilihat langsung di lapangan, tamu mulai ada hotel juga mulai terisi,” jelas dia. Memang akan terjadi proses penyesuaian. Namun itu perlu waktu. Kata dia kenaikkan BBM, menyebabkan laju pertumbuhan akan tertekan.
Jelas pengusaha harus menghitung ulang terhadap rencana-rencana bisnis, mengingat kenaikkan harga. “Istilah yang sudah lumrah, harus kencangkan ikat pinggang,” ucap ucap Nurlaba.
Putu Sugiarta Adnyana, salah seorang pengusaha angkutan menyatakan sudah merasakan langsung dampak kenaikkan harga BBM.
“Dulu dengan uang lima puluh ribu dapat 6 liter, sekarang dengan harga yang sama dapat 5 liter,” ungkapnya.
Otomatis jarak tempuh juga berkurang. Dari 70 kilometer, jadi 60 kilometer. “Kehilangan jarak 10 kilometer,” ungkap Sugiarta Adnyana. Otomatis juga, kata Sugiarta Adnyana karena jarak berkurang, pendapatan tentu juga berkurang juga. *K17
1
Komentar