Pohon Roboh, 5 Luka
Satu dari lima korban terluka akibat petaka pohon roboh di Pasar Intaran, Sanur Kauh, Denpasar Selatan harus diamputasi kakinya
Pura Pejang Sari di Sekitar Pasar Intaran Juga Hancur
DENPASAR, NusaBali
Pohon Kaliombo keramat di areal Pasar Intaran, Banjar Medura, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan mendadak tumbang, Kamis (20/4) pagi sekitar pukul 06.30 Wita. Petaka pohon roboh ini menyebabkan lima korban luka, satu di antaranya terpaksa harus diamputasi kakinya oleh tim medis.
Pohon Kaliombo yang roboh di Pasar Intaran kemarin pagi tumbuh persis di dalam Pura Pejang Sari. Pohon keramat berusia ratusan tahun dengan tinggi 50 meter ini roboh ke arah barat laut. Selain menyebabkan 5 korban terluka, petaka pohon roboh ini juga menghancurkan sejumlah palinggih (bangunan suci) Pura Pejang Sari, seperti Bale Piyasan, Palinggih Tajuk, serta kori, dan tembok penyengker, dengan kerugian material ditaksir mencapai Rp 300 juta.
Sedangkan 5 korban terluka akibat tertimpa dahan dan ranting pohon Kaliombo roboh pagi itu adalah pengunjung dan pedagang di Pasar Intaran. Mereka masing-masing I Wayan Sudarma, 40 (asal Banjar Beiji, Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng yang tinggal di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan), Ni Nyoman Ribug, 60 (mertua dari Wayan Sudarma, yang saat itu berada di warung sebelah Pura Pejang Sari), Ni Wayan Sindu, 55 (asal Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan), Ni Wayan Rawig, 79 (asal Desa Sanur kauh, Denpasar Selatan), dan Ni Nyoman Suryati, 55 (asal Jalan Danau Beratan Nomor 85 Sanur, Denpassar Selatan).
Tiga (3) dari 5 korban terluka ini harus dilarikan ke rumah sakit, karena kondisinya cukup parah, yakni Wayan Sindu, Wayan Rawig, dan korban yang identitasnya tak diketahui. Wayan Sindu dilarikan ke RS Sanglah dalam kondisi luka di kepala, pinggul, dan pinggang. Sementara korban Ni Wayan Rawig dilarikan ke RS Sanglah dalam kondisi luka lecet di beberapa bagian tubuh.
Sebaliknya, korban Ni Nyoman Suryati dilarikan ke RS BOS Niti Mandala Denpasar, dalam kondisi patah kaki kanan sehingga harus diamputasi oleh tim medis, selain juga menderita luka di bahu kanan. Sementara korban Wayan Sudarma dan mertuanya, Nyoman Ribug, tidak sampai dirawat di rumah sakit.
Menurut saksi mata yang notabene pedagang lauk di Pasar Intaran, Sulistyawati, 30, peristiwa robohnya pohon Kaliombo tanpa diduga sama sekiali. Tidak ada tanda-tanda awal pohon yang berada di Pura Pejang Sari ini akan roboh. Saat kejadian, juga tidak ada hujan maupun angin kencang.
Anehnya lagi, kata Sulistyawati, pohon Kaliombo ini awalnya agak miring ke arah timur, menuju rumah keluarga Pamangku Pura Pejang Sari, Jro Mangku Made Weri, 68. Namun, ternyata pohon yang diyakini keramat ini tumbang ke arah barat laut.
"Tiba-tiba saja terdengar bunyi kreok-kreok di sisi selatan, lalu pohon tumbang ke arah barat laut,” jelas Sulistwawati kepada NusaBali di lokasi TKP, Kamis kemarin. “Kalau tidak salah, ada 4 orang yang tertimpa. Satu di antaranya sampai sulit dievakuasi,” lanjut perempuan berusia 27 tahun ini.
Menurut Sulistyawati, ada korban tertimpa pohon yang kakinya tergencet hingga sulit dievakuasi. Setelah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar terjun ke lokasi sekitar setengah jam kemudian, barulah korban yang tergencet ini bisa dievakuasi. Petugas BPBD Denpasar pula yang mengantar para korban ke rumah sakit.
Sedangkan korban luka Wayan Sudarma mengaku saat kejadian, dirinya baru saja membawa sayuran ke warung mertuanya di Pasar Intaran. Saata akan balik ke rumahnya di belakang Pasar Intaran, tiba-tiba pohon roboh. “Saya jatuh tengkurep di aspal karena punggung saya tertimpa rantong pohon. Untungnya, saya bisa keluar sendiri, karena tidak sampau dihantam dahan pohon yang tersangga tembok panye-ngker pura," jelas Sudarma.
Sementara, tiga dari lima korban terluka dilarikan ke dua rumah sakit berbeda oleh pertugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar. Dua korban tang dibaewa ke RS Sanglah masing-masing Ni Wayan Sindu dan Ni Wayan Rawig. Sedangkan korban luka parah Ni Nyoman Suryati dibawa ke RS BOS Niti Mandala Denpasar.
Salah satu korban yang dibawa ke RS Sanglah, Wayan Sindu, terluka di kepala dan bagian tubuh lainnya. “Ada sedikit luka di kepala, tetapi harus dijarit. Luka juga di bagian pinggul, terus lecet-lecet di bagian pinggang,” ujar anak korban, Komang Dodo, saat ditemui NusaBali di IGD RS Sanglah. Syukurnya, kata Komang Dodo, luka yang dialami ibunya tidak begitu serius. Beberapa saat kemudian, korban Sindu diperbolehkan pulang diantar keluarganya.
Sedangkan korban Komang Suryati ditangani terpisah di RS BROS. Kondisi korban berusia 55 tahun ini terbilang cukup parah. Direktur Utama RS BROS, dr I Gede Wiryana Patra Jaya, mengatakan korban mengalami pendarahan karena patah di kaki kanan. Akibat patah di kaki kanan tersebut, pasien kehilangan banyak darah hingga kadar Hb (Hemoglobin) tembus 2,7.
“Saat kami terima, pasien ini (Komang Suryati) dalam kondisi sadar, namun mengalami pendarahan karena patah kaki kanan. Tim medis kami sudah siap memasukkan darah,” ujar dr Patra Jaya.
Menurut dr Patra Jaya, pihaknya berencana akan melakukan amputasi terhadap korban tertimpa pohon ini, karena patah kaki yang dialami mulai dari bawah lutut. “Dari hasil pemeriksaan, hanya tulangnya saja yang masih kelihatan, sedangkan jaringan lainnya tersisa sedikit. Selain di kaki, pasien juga mengalami patah tulang bahu kanan,” jelas dr Patra Jaya.
Sementara itu, hingga Kamis kemarin belum diketahui pasti apa penyebab robohnya secara mendadak pohon Kaliombo keramat di areal Pasar Intaran, Desa Sanur Kauh. Plt Kepala BPBD Kota Denpasar, Made Prapta, mengatakan pihaknya tidak bisa memastikan penyebab pohon roboh. Sebab, pemeriksaan kondisi pohon bukan kewenangannya.
“Petugas BPBD hanya menangani dan mengevakuasi korban ke rumah sakit. Kami tidak ada mendata masalah penyebab pohon roboh, karena itu bukanlah tugas kami. BPBD bertugas dalam penanganan pasca bencana saja,” jelas Made Prapta. * cr63,in
DENPASAR, NusaBali
Pohon Kaliombo keramat di areal Pasar Intaran, Banjar Medura, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan mendadak tumbang, Kamis (20/4) pagi sekitar pukul 06.30 Wita. Petaka pohon roboh ini menyebabkan lima korban luka, satu di antaranya terpaksa harus diamputasi kakinya oleh tim medis.
Pohon Kaliombo yang roboh di Pasar Intaran kemarin pagi tumbuh persis di dalam Pura Pejang Sari. Pohon keramat berusia ratusan tahun dengan tinggi 50 meter ini roboh ke arah barat laut. Selain menyebabkan 5 korban terluka, petaka pohon roboh ini juga menghancurkan sejumlah palinggih (bangunan suci) Pura Pejang Sari, seperti Bale Piyasan, Palinggih Tajuk, serta kori, dan tembok penyengker, dengan kerugian material ditaksir mencapai Rp 300 juta.
Sedangkan 5 korban terluka akibat tertimpa dahan dan ranting pohon Kaliombo roboh pagi itu adalah pengunjung dan pedagang di Pasar Intaran. Mereka masing-masing I Wayan Sudarma, 40 (asal Banjar Beiji, Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng yang tinggal di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan), Ni Nyoman Ribug, 60 (mertua dari Wayan Sudarma, yang saat itu berada di warung sebelah Pura Pejang Sari), Ni Wayan Sindu, 55 (asal Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan), Ni Wayan Rawig, 79 (asal Desa Sanur kauh, Denpasar Selatan), dan Ni Nyoman Suryati, 55 (asal Jalan Danau Beratan Nomor 85 Sanur, Denpassar Selatan).
Tiga (3) dari 5 korban terluka ini harus dilarikan ke rumah sakit, karena kondisinya cukup parah, yakni Wayan Sindu, Wayan Rawig, dan korban yang identitasnya tak diketahui. Wayan Sindu dilarikan ke RS Sanglah dalam kondisi luka di kepala, pinggul, dan pinggang. Sementara korban Ni Wayan Rawig dilarikan ke RS Sanglah dalam kondisi luka lecet di beberapa bagian tubuh.
Sebaliknya, korban Ni Nyoman Suryati dilarikan ke RS BOS Niti Mandala Denpasar, dalam kondisi patah kaki kanan sehingga harus diamputasi oleh tim medis, selain juga menderita luka di bahu kanan. Sementara korban Wayan Sudarma dan mertuanya, Nyoman Ribug, tidak sampai dirawat di rumah sakit.
Menurut saksi mata yang notabene pedagang lauk di Pasar Intaran, Sulistyawati, 30, peristiwa robohnya pohon Kaliombo tanpa diduga sama sekiali. Tidak ada tanda-tanda awal pohon yang berada di Pura Pejang Sari ini akan roboh. Saat kejadian, juga tidak ada hujan maupun angin kencang.
Anehnya lagi, kata Sulistyawati, pohon Kaliombo ini awalnya agak miring ke arah timur, menuju rumah keluarga Pamangku Pura Pejang Sari, Jro Mangku Made Weri, 68. Namun, ternyata pohon yang diyakini keramat ini tumbang ke arah barat laut.
"Tiba-tiba saja terdengar bunyi kreok-kreok di sisi selatan, lalu pohon tumbang ke arah barat laut,” jelas Sulistwawati kepada NusaBali di lokasi TKP, Kamis kemarin. “Kalau tidak salah, ada 4 orang yang tertimpa. Satu di antaranya sampai sulit dievakuasi,” lanjut perempuan berusia 27 tahun ini.
Menurut Sulistyawati, ada korban tertimpa pohon yang kakinya tergencet hingga sulit dievakuasi. Setelah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar terjun ke lokasi sekitar setengah jam kemudian, barulah korban yang tergencet ini bisa dievakuasi. Petugas BPBD Denpasar pula yang mengantar para korban ke rumah sakit.
Sedangkan korban luka Wayan Sudarma mengaku saat kejadian, dirinya baru saja membawa sayuran ke warung mertuanya di Pasar Intaran. Saata akan balik ke rumahnya di belakang Pasar Intaran, tiba-tiba pohon roboh. “Saya jatuh tengkurep di aspal karena punggung saya tertimpa rantong pohon. Untungnya, saya bisa keluar sendiri, karena tidak sampau dihantam dahan pohon yang tersangga tembok panye-ngker pura," jelas Sudarma.
Sementara, tiga dari lima korban terluka dilarikan ke dua rumah sakit berbeda oleh pertugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar. Dua korban tang dibaewa ke RS Sanglah masing-masing Ni Wayan Sindu dan Ni Wayan Rawig. Sedangkan korban luka parah Ni Nyoman Suryati dibawa ke RS BOS Niti Mandala Denpasar.
Salah satu korban yang dibawa ke RS Sanglah, Wayan Sindu, terluka di kepala dan bagian tubuh lainnya. “Ada sedikit luka di kepala, tetapi harus dijarit. Luka juga di bagian pinggul, terus lecet-lecet di bagian pinggang,” ujar anak korban, Komang Dodo, saat ditemui NusaBali di IGD RS Sanglah. Syukurnya, kata Komang Dodo, luka yang dialami ibunya tidak begitu serius. Beberapa saat kemudian, korban Sindu diperbolehkan pulang diantar keluarganya.
Sedangkan korban Komang Suryati ditangani terpisah di RS BROS. Kondisi korban berusia 55 tahun ini terbilang cukup parah. Direktur Utama RS BROS, dr I Gede Wiryana Patra Jaya, mengatakan korban mengalami pendarahan karena patah di kaki kanan. Akibat patah di kaki kanan tersebut, pasien kehilangan banyak darah hingga kadar Hb (Hemoglobin) tembus 2,7.
“Saat kami terima, pasien ini (Komang Suryati) dalam kondisi sadar, namun mengalami pendarahan karena patah kaki kanan. Tim medis kami sudah siap memasukkan darah,” ujar dr Patra Jaya.
Menurut dr Patra Jaya, pihaknya berencana akan melakukan amputasi terhadap korban tertimpa pohon ini, karena patah kaki yang dialami mulai dari bawah lutut. “Dari hasil pemeriksaan, hanya tulangnya saja yang masih kelihatan, sedangkan jaringan lainnya tersisa sedikit. Selain di kaki, pasien juga mengalami patah tulang bahu kanan,” jelas dr Patra Jaya.
Sementara itu, hingga Kamis kemarin belum diketahui pasti apa penyebab robohnya secara mendadak pohon Kaliombo keramat di areal Pasar Intaran, Desa Sanur Kauh. Plt Kepala BPBD Kota Denpasar, Made Prapta, mengatakan pihaknya tidak bisa memastikan penyebab pohon roboh. Sebab, pemeriksaan kondisi pohon bukan kewenangannya.
“Petugas BPBD hanya menangani dan mengevakuasi korban ke rumah sakit. Kami tidak ada mendata masalah penyebab pohon roboh, karena itu bukanlah tugas kami. BPBD bertugas dalam penanganan pasca bencana saja,” jelas Made Prapta. * cr63,in
Komentar