Perumda Subsidi Pedagang Bawang Merah, Cabai Hingga Telur
Setelah Perubahan Pola Operasi Pasar
DENPASAR, NusaBali
Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar bersama TPID melakukan perubahan pola terhadap operasi pasar yang selama ini dianggap menyaingi pedagang.
Pola saat ini yang diterapkan dengan melakukan subsidi kepada para pedagang yang menjual bahan kebutuhan paling murah.
Mereka yang disubsidi sebanyak 10 pedagang yang ada di dua pasar yakni Pasar Badung dan Pasar Kreneng. Masing-masing pedagang yang disubsidi yakni pedagang bawang merah, cabai merah besar, cabai merah biasa dan telur.
Masing-masing diberikan subsidi sebesar Rp 1.000 untuk menurunkan harga agar lebih murah. "Setelah perubahan pola ini, ada masing-masing 5 pedagang yang disubsidi di dua pasar yakni Pasar Badung dan Pasar Kreneng. Mereka yang mendapat subsidi pedagang yang menjual bahan kebutuhan pokok tersebut paling murah dari pedagang lainnya," jelas Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar IB Kompyang Wiranata saat dihubungi, Kamis (8/9).
Gus Kowi sapaannya, mengatakan, tidak menutup kemungkinan pedagang yang disubsidi bisa bertambah menjadi 7 pedagang di masing-masing pasar. Sehingga menjadi 14 pedagang yang disubsidi.
Untuk bawang merah disubsidi perkilonya. Saat ini menurut dia, standar harga bawang merah perkilonya di pasaran sebesar Rp 27.000. Untuk cabai merah besar saat harga saat ini perkilonya sebesar Rp 49.000, cabai merah biasa dengan harga Rp 49.000 dan telur satu kratnya dengan harga Rp 51.000.
"Semua bahan itu harganya masih standar, tapi karena sudah disubsidi masing-masing bahan diturunkan harganya lagi Rp1.000. Jadi masyarakat yang membeli bawang merah, cabai besar, cabai kecil dan telur di 10 pedagang pada dua pasar yang ditunjuk bisa mendapatkan harga lebih murah," ungkapnya.
Pemberian subsidi ini, menurut Gus Kowi, karena sudah ada indikasi kenaikan harga pada pedagang imbas dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite, solar dan pertamax. "Karena sudah ada indikasi itu yang kami masih carikan strategi agar kebutuhan bahan pokok tidak terlalu tinggi," ungkapnya.
Saat ini satu-satunya yang baru bisa dilakukan yakni operasi pasar dengan memberikan subsidi kepada pedagang. Subsidi ini mengambil dana dari CSR. "Untuk bulan ini kami sudah keluarkan subsidi dari Perumda sebesar Rp 6 juta. Tetapi, kalau sudah ada CSR nanti dana itu akan kami rembes. Sepenuhnya nanti dana operasi pasar ini dari CSR yang akan digelar sampai bulan Desember 2022 nanti," tandasnya.*mis
Mereka yang disubsidi sebanyak 10 pedagang yang ada di dua pasar yakni Pasar Badung dan Pasar Kreneng. Masing-masing pedagang yang disubsidi yakni pedagang bawang merah, cabai merah besar, cabai merah biasa dan telur.
Masing-masing diberikan subsidi sebesar Rp 1.000 untuk menurunkan harga agar lebih murah. "Setelah perubahan pola ini, ada masing-masing 5 pedagang yang disubsidi di dua pasar yakni Pasar Badung dan Pasar Kreneng. Mereka yang mendapat subsidi pedagang yang menjual bahan kebutuhan pokok tersebut paling murah dari pedagang lainnya," jelas Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar IB Kompyang Wiranata saat dihubungi, Kamis (8/9).
Gus Kowi sapaannya, mengatakan, tidak menutup kemungkinan pedagang yang disubsidi bisa bertambah menjadi 7 pedagang di masing-masing pasar. Sehingga menjadi 14 pedagang yang disubsidi.
Untuk bawang merah disubsidi perkilonya. Saat ini menurut dia, standar harga bawang merah perkilonya di pasaran sebesar Rp 27.000. Untuk cabai merah besar saat harga saat ini perkilonya sebesar Rp 49.000, cabai merah biasa dengan harga Rp 49.000 dan telur satu kratnya dengan harga Rp 51.000.
"Semua bahan itu harganya masih standar, tapi karena sudah disubsidi masing-masing bahan diturunkan harganya lagi Rp1.000. Jadi masyarakat yang membeli bawang merah, cabai besar, cabai kecil dan telur di 10 pedagang pada dua pasar yang ditunjuk bisa mendapatkan harga lebih murah," ungkapnya.
Pemberian subsidi ini, menurut Gus Kowi, karena sudah ada indikasi kenaikan harga pada pedagang imbas dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite, solar dan pertamax. "Karena sudah ada indikasi itu yang kami masih carikan strategi agar kebutuhan bahan pokok tidak terlalu tinggi," ungkapnya.
Saat ini satu-satunya yang baru bisa dilakukan yakni operasi pasar dengan memberikan subsidi kepada pedagang. Subsidi ini mengambil dana dari CSR. "Untuk bulan ini kami sudah keluarkan subsidi dari Perumda sebesar Rp 6 juta. Tetapi, kalau sudah ada CSR nanti dana itu akan kami rembes. Sepenuhnya nanti dana operasi pasar ini dari CSR yang akan digelar sampai bulan Desember 2022 nanti," tandasnya.*mis
Komentar