Penerapan Gallery Walk Berhadiah dapat Tingkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa
Hasil Penelitian Tindakan Kelas Guru SMP Negeri 1 Denpasar Dr. Putu Eka Juliana Jaya, SE, M.Si.
Gallery Walk Berhadiah
SMP Negeri 1 Denpasar
Dr. Putu Eka Juliana Jaya, SE, M.Si.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Guru
Guru Pendamping Khusus Nasional
DENPASAR, NusaBali.com - Penerapan Gallery Walk Berhadiah ternyata dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa. Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh Guru SMPN 1 Denpasar, Dr. Putu Eka Juliana Jaya, SE, M.Si., menunjukkan bahwa metode Gallery Walk Berhadiah mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa hingga 100 persen.
Dalam Seminar Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Rabu (7/9/2022), Dr. Eka Juliana Jaya menjelaskan bahwa keaktifan belajar adalah kunci suksesnya pembelajaran. Peserta didik yang dapat terlibat aktif dalam pembelajaran akan mampu menyerap lebih baik materi yang dipelajari sehingga mampu meningkatkan karakter dan kompetensi peserta didik.
“Keaktifan ini terlihat dari intensifnya interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya, peserta didik dengan guru, maupun peserta didik dengan sumber belajar,” papar Guru Penggerak Angkatan Pertama 2021 ini.
Sayangnya, kata Wawa, sapaan akrab Dr. Putu Eka Juliana Jaya, setelah selama dua tahun sebelumnya peserta didik belajar secara daring dari rumah untuk memutus mata rantai penularan Covid 19, permasalahan utama yang terjadi di ruang kelas saat ini adalah rendahnya keaktifan belajar peserta didik.
“Hal ini terjadi pada peserta didik kelas IXF SMPN 1 Denpasar. Di awal tahun pelajaran 2022/2023, dimana dari pengamatan hanya 20 siswa (43%) yang terlihat cukup aktif, aktif dan sangat aktif. Sementara 26 siswa lainnya (57%) ada pada kategori kurang aktif,” ujarnya.
Menurutnya, hal itu terlihat dari banyaknya peserta didik yang cenderung diam saat dijelaskan materi, sungkan bertanya saat belum memahami, dan masih enggan maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal.
Dijelaskan Wawa, kurangnya keaktifan peserta didik dalam belajar dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar. Hal itu terlihat dari hasil asesmen di awal pembelajaran terhadap 46 peserta didik kelas IXF. Sebanyak 5 peserta didik saja yang tuntas dan mencapai KKM 83.
“Hanya 11 persen dari peserta didik tersebut mampu menjawab soal test yang menjadi materi prasyarat dari materi letak dan kondisi alam berbagai benua di dunia yang telah dipelajari di kelas VIII. Padahal, materi tersebut merupakan salah satu materi IPS yang sangat penting untuk dipelajari. Materi ini menjadi dasar pemahaman berikutnya dalam pelajaran IPS lanjutan,” ungkap Wawa.
Dikatakan, pemahaman yang baik tentang letak dan kondisi alam berbagai negara ASEAN nantinya sangat berpengaruh pada kemampuan berpikir logis dalam mempelajari materi lanjutan dan menjadi penting untuk menumbuhkan kesadaran akan posisi dirinya sebagai masyarakat dunia. Pemahaman konsep semacam ini menjadi bekal life skill saat seorang anak dewasa nantinya.
Menurutnya, rendahnya keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas IXF SMP Negeri 1 Denpasar ini diduga karena proses pembelajaran yang monoton dan terlalu berpusat pada guru, sehingga diperlukan alternatif pembelajaran yang menyenangkan untuk dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik.
“Pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan dalam suasana belajar yang sesuai dengan amanah Kurikulum Merdeka. Seperti yang tertuang dalam Permendikbud nomor 17 tahun 2022 tentang standar proses, suasana belajar tersebut meliputi suasana yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik agar aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian, sesuai bakat, minat, perkembangan fisik maupun psikologis peserta didik,” jelasnya.
Menurut istri dari mantan Ketua Komisi I DPRD Bali, Made Arjaya ini, salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah menerapkan metode pembelajaran Gallery Walk Berhadiah. Metode Gallery Walk (pameran berjalan) merupakan metode pembelajaran kunjungan karya terhadap kelompok lain, kelompok yang mengunjungi dapat bertanya, memberi masukan, bahkan menambahkan gagasan. Sedangkan kelompok yang dikunjungi harus mampu menjelaskan materi. Gallery Walk merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan daya emosional peserta didik untuk menemukan pengetahuan baru.
“Gallery Walk juga mendorong peserta didik untuk dapat mengomunikasikan gagasan dengan media yang menarik untuk memperjelas materi yang disajikan. Metode Gallery Walk ini bisa dipadukan dengan kuis berhadiah. Jadi, setiap stand pameran yang menyajikan materi juga menyediakan kuis untuk dikerjakan pengunjungnya. Bagi pengunjung yang dapat mengerjakan dengan benar akan mendapat hadiah. Cara ini membuat peserta didik saling termotivasi mengerjakan soal dengan cepat dan benar,” kata Wawa, yang juga Guru Pendamping Khusus Nasional 2022 ini.
Dijelaskan juga, proses pembelajaran dengan metode Gallery Walk Berhadiah dilakukan pada Siklus I dan Siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan ketiga merupakan evaluasi dengan menggunakan tes di akhir siklus. Pembelajaran Siklus I dan Siklus II menggunakan urutan yang sama, namun tidak sama persis karena pada Siklus II sudah ada perbaikan dari hasil refleksi pada Siklus I, sehingga hasil Siklus II lebih maksimal
Menurutnya, hasil pencapaian dari data hasil observasi proses pembelajaran menunjukkan aktivitas siswa yaitu 89 % pada Siklus I. Sedangkan pencapaian hasil belajar ditunjukkan dari persentase ketuntasan yaitu 54% pada Siklus I. Pencapaian rerata skor aktivitas dan hasil belajar tersebut belum maksimal meskipun sudah menunjukkan peningkatan dari prasiklus. Hal tersebut disebabkan pembelajaran dengan Gallery Walk Berhadiah adalah hal baru bagi siswa sehingga belum terbiasa. Selain itu, kemampuan bekerja sama dan fokus masih rendah.
Namun setelah guru merefleksi kekurangan-kekurangan pada Siklus I dan melakukan perbaikan pada Siklus II, rata-rata skor proses belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 100% atau kualifikasi sangat aktif dengan peningkatan menjadi 15%. Sedangkan persentase ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan pada Siklus II menjadi 100% atau mengalami peningkatan sebesar 46%. Sebagian besar siswa aktif dan dapat memahami materi dalam setiap tahapan pembelajaran.
Dari penelitian tersebut, Wawa menyimpulkan, bahwa pertama, proses pembelajaran IPS materi Benua Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika dengan metode Gallery Walk Berhadiah terlaksana semakin baik, dengan keaktifan siswa yang meningkat dari 43% pada Pra Siklus, meningkat menjadi 65% pada Siklus I, lalu menjadi 100 % pada Siklus II.
Kedua, pembelajaran IPS materi Benua Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika dengan metode Gallery Walk Berhadiah terbukti meningkatkan hasil belajar siswa, dengan peningkatan persentase ketuntasan dari 11% pada Pra Siklus, menjadi 54 % pada Siklus I, dan kemudian menjadi 100% pada Siklus II. Gallery Walk Berhadiah dapat meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar IPS materi letak dan kondisi alam Benua.
Mengingat pembelajaran dengan metode Gallery Walk Berhadiah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS materi letak dan kondisi alam Benua, maka Wawa menyarankan untuk dilakukan PTK lanjutan terkait efektivitas metode Gallery Walk Berhadiah dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran dan materi lain. Disarankan juga, bagi peneliti berikutnya untuk melakukan PTK lanjutan dengan kurun waktu evaluasi dan kontrol yang lebih lama, untuk meninjau tingkat retensi proses pembelajaran dengan metode Gallery Walk Berhadiah.
1
Komentar