Jadi Salah Satu Souvenir KTT G20, Arak Bali Iwak Arumery Mendunia
DENPASAR, NusaBali
Nama minuman tradisional arak Bali semakin dikenal luas beberapa tahun terakhir berkat promosi yang terus menerus dari berbagai pihak.
Kini, dengan digelarnya event Presidensi G20 di Pulau Dewata, arak Bali semakin mendapat tempat. Arak Bali menjadi salah satu souvenir yang ditenteng delegasi negara G20 dibawa pulang ke tanah airnya.
Produsen arak Bali yang beruntung menjadi souvenir gelaran G20, yakni arak Bali Iwak Arumery. Dua side event G20 yang berlangsung Agustus lalu menghadirkan Iwak Arumery sebagai salah satu suvenirnya. Produksi arak Bali yang sudah dilakukan sejak 2008 membuat Iwak Arumery memiliki pengalaman yang cukup menghasilkan varian rasa Arak Bali.
Pemilik arak Bali Iwak Arumery, Ida Ayu Puspa Eny, menjelaskan Iwak Arumery merupakan arak Bali berbahan dasar arak jung, arak yang diinfus dengan rempah-rempah, yang dulunya kerap digunakan para usada di Bali untuk pengobatan.
Bedanya, Iwak Arumery menambahkan rasa dengan buah, madu, dan beberapa rempah lainnya untuk memberikan citarasa berbeda yang tetap unik Indonesia tapi dapat dinikmati dunia internasional. "Teknik yang kami pakai iní saya pelajari saat saya dulu tinggal di Prancis sebagai seorang jurnalis," ujarnya ditemui di tempat produksi Iwak Arumery, di Jalan Marlboro 41, Denpasar, Jumat (9/9).
Eny menuturkan, secara rasa, lwak Arumery memiliki rasa yang eksotis, berbeda dengan minuman pada umumnya. Ini disebabkan oleh bahan dasar yang menggunakan hasil fermentasi kelapa dan lontar, bahan-bahan yang jarang sekali digunakan di luar negeri. Ia menyebut kebanyakan customers-nya adalah peminum whiskey. Jadi walaupun rasanya berbeda, tapi lwak biasanya cocok sekali untuk penikmat whiskey, terutama mereka vang suka mengamati tasting notes dari sebuah minuman.
Eny pada awalnya bergelut dengan dunia Arak bermaksud melestarikan apa yang sudah dilakukan para leluhur Bali sebelumnya. Pun dengan begitu ia sekaligus ingin membantu menyejahterakan para petani arak.
Menurutnya petani arak tidak akan pernah dapat sejahtera hidupnya apabila arak belum dapat dipandang dunia sebagal sebuah minuman premium yang layak diperhitungkan. "Visi saya adalah menggunakan bahan dasar arak ini untuk dijadikan sebuah minuman premium yang dapat diterima dan digemari dunia. Toh, nyatanya kita punya bahan-bahan premium di Indonesia dan kita orang Indonesia mampu menciptakan minuman yang tidak kalah, bahkan mungkin dapat lebih baik dari minuman dari luar negeri," ujar perempuan asal Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung.
Ia bersyukur dengan perhatian Pemerintah Provinsi Bali yang mengeluarkan sejumlah regulasi yang mendukung perkembangan arak Bali. Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali sudah membangkitkan industri arak di Bali yang sempat mati suri.
"Berkat Pergub ini banyak artisan (perajin) seperti saya yang akhirnya dapat berkarya dan menjadikan passion saya sebagai mata pencaharian yang luar biasa potensinya. Selain itu, secara budaya Pergub juga telah melindungi sebuah warisan budaya yang telah ada ratusan tahun lamanya, budaya yang sebelumnya terancam punah dan terlupakan oleh generasi muda kita," ujar Eny.
Eny berharap lwak Arumeny dapat menjadi sebuah karya yang membanggakan Indonesia, membuktikan kalau Indonesia mampu menciptakan sebuah produk yang unik dan sangat digemari. Iwak Arumery diharapkan bisa mewakili budaya Indonesia yang ornamental ke dalam sebuah suguhan yang kaya rasa mewakili kekayaan alam Indonesia yang luar biasa.
Selain itu, Iwak Arumery juga diharapkan bisa menjadi inspirasi untuk para ibu-ibu di rumah untuk mulaí dapat berkarya dan berdiri di atas kakinya sendiri. "Semoga lwak Arumery ini dapat memberikan semangat untuk mereka untuk berani berkarya dan mengekspresikan kemampuan mereka secara bebas dan bermanfaat," tandasnya. *cr78
Komentar