Menteri PUPR Targetkan Rampung 2025
Groundbreaking Jalan Tol Jagat Kerthi Bali
Trase Jalan Tol Jagat Kerthi Bali Gilimanuk - Mengwi akan melewati 3 kabupaten, 13 kecamatan, dan 58 desa dengan estimasi biaya konstruksi sebesar Rp 24 triliun.
NEGARA, NusaBali
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan pihak pelaksana merampungkan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali pada tahun 2025 mendatang. Menteri Basuki pun secara khusus meminta kepada Gubernur Bali Wayan Koster menjadi pengawas, agar pembangunan jalan tol tersebut berjalan sesuai perencanaan.
Hal itu dikemukakan Menteri Basuki saat groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi atau Tol Jagat Kerthi Bali, di kawasan Persil Pekutatan, Banjar Pasar, Desa/Kecamatan Pekutatan, Jembrana, pada Purnama Katiga, Saniscara Wage Prangbakat, Sabtu (10/9).
Kehadiran Menteri Basuki mewakili Presiden Joko Widodo yang sebelumnya direncanakan hadir dalam acara groundbreaking Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini. Rangkaian acara groundbreaking kemarin diisi prosesi mendem citak dasar oleh Gubernur Bali Wayan Koster bersama Menteri Basuki dan para tamu undangan lainnya. Termasuk di antaranya hadir Bupati Jembrana I Nengah Tamba dan Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya.
Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyampaikan bahwa permohonan pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini, menjadi bagian dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola semesta berencana menuju Bali Era Baru. Bagaimana menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia niskala-sekala sesuai prinsip Tri Saksi Bung Karno.
“Dalam visi ini, salah satu program Pemprov Bali adalah pembangunan infrastruktur jalan, laut, dan udara secara terkoneksi dan terintegrasi. Satu demi satu dapat diwujudkan, dan astungkara pada hari ini dapat diwujudkan peletakan batu pertama Jalan Tol Jagat Kerthi Bali yang akan menghubungkan Gilimanuk – Mengwi,” ujar Gubernur Koster.
Gubernur Koster menjelaskan, pembangunan jalan tol ini adalah sepanjang 96,21 kilometer, dan merupakan satu-satunya jalan tol yang pertamakali dibangun dengan tambahan fasilitas jalur sepeda. Trase jalan tol ini akan melewati 3 kabupaten, 13 kecamatan, dan 58 desa dengan estimasi biaya konstruksi sebesar Rp 24 triliun dan dikerjakan pelaksana yang berpengalaman.
Gubernur Koster mengungkapkan, sebelumnya telah mengumpulkan para Bupati, Camat, Kepala Desa, serta Bendesa Adat yang ada di lintasan jalur tol untung mendukung rencana jalan tol ini. Hal itu lantaran jalan tol ini akan membawa dampak positif pada pembangunan dan keseimbangan perekonomian Bali.
“Saya sudah memberikan briefing kepada semua pejabat agar tidak main-main di dalam proses pekerjaan ini. Terutama para pejabat di Kabupaten Jembrana, Tabanan, maupun Badung. Bupati, Camat, Kepala Desa, Bendesa-nya harus bekerja dengan fokus, tulus, lurus, dengan niat baik. Sehingga proses ini berjalan dengan lancar dan mendapat restu alam di Provinsi Bali,” kata Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng, ini.
Menurut Ketua DPD PDIP Bali, ini pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali memiliki tujuan yang sangat mulia. Dijelaskannya, nama Jalan Tol Jagat Kerthi Bali mengandung makna sebagai sarana yang memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat Bali. Keberadaan jalan tol nanti pun diyakini akan mampu memberikan dampak positif dalam peningkatan investasi pembangunan, peningkatan lapangan kerja, serta efisiensi jarak dan waktu tempuh logistik.
“Bahkan akan menjadi pemicu destinasi wisata baru. Serta pertumbuhan pusat-pusat ekonomi dan menyeimbangkan pembangunan antarwilayah di Provinsi Bali,” ucap Gubernur Koster.
Gubernur Koster menambahkan, dirinya berbahagia karena desain dari trase jalan tol ini menghindari jalur-jalur yang terkena subak ataupun tempat suci. Sehingga untuk infrastrukturnya sangat berat dengan turut membangun cukup banyak jembatan dan juga ada jalur yang dibuat ke bawah.
Menteri Basuki mengucapkan selamat atas terlaksananya groundbreaking Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini. Menteri Basuki mengungkapkan, ada target dari pihak konsorsium yang menjadi pemenang lelang pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini pada tahun 2028. Namun dirinya menilai waktu hingga tahun 2028 sangat lama, dan telah meminta agar pengerjaan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini dapat dirampungkan pada 2025.
Apalagi, kata Menteri Basuki, Jalan Tol Jagat Kerthi Bali yang akan dibangun ini tidak begitu panjang. “Saya minta penyelesaian hanya 90-an kilometer, saya ingin pelaksana mengikuti irama Jegog (seni tradisional khas Jembrana). Saya minta dengan hormat, karena kebutuhannya untuk masyarakat, agar pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini dapat diselesaikan tahun 2025,” tandas Menteri Basuki.
Menteri Basuki menambahkan, dalam menjalankan pembangun Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini, diharapkan tidak perlu ada acara groundbreaking yang berulang-ulang. Namun cukup sekali groundbreaking untuk kemudian dikerjakan dan diresmikan setelah pembangunan rampung.
“Ada kemarin tol yang sampai empat kali groundbreaking baru selesai. Tetapi ini kita harapkan cukup sekali ini saja groundbreaking-nya,” ujar Menteri Basuki.
Dalam pelaksanaan pembangunan, Menteri Basuki pun secara khusus meminta kepada Gubernur Koster menjadi pengawas. Menurutnya, pengawasan sangat penting agar pembangunan berjalan sesuai perencanaan. “Kita minta Bapak Gubernur mengawasi agar lebih dekat. Nanti tolong diawasi,” tutur Menteri Basuki.
Sementara dalam wawancara door stop, Menteri Basuki mengatakan, terkait kompensasi terhadap warga yang akan terkena jalur tol masih dalam proses. Saat ini, untuk penetapan lokasi (penlok) sudah rampung. Sedangkan untuk pemberian kompensasi kepada warga masih dilakukan proses pengukuran. “Nanti setelah pengukuran baru appraisal (penaksiran nilai),” ujarnya.
Menteri Basuki menyebut, dalam hal penentuan lokasi ataupun appraisal dikoordinir oleh Pemprov Bali. Nantinya sebelum pembangunan dimulai, ke masyarakat dipastikan ada kompensasi. Bahkan dirinya mengklaim yang ada nanti bukan ganti rugi, tetapi ganti untung. “Saya kira nggak lama. Mudah-mudahan tahun ini bisa selesai semua appraisal-nya,” ucap Menteri Basuki.
Terkait adanya kemungkinan sejumlah warga yang menolak pembangunan tol, Menteri Basuki mengaku, pasti ada yang masih kontra. Menurutnya hal itu biasa terjadi di manapun. “Pasti ada (yang menolak). Tetapi pasti bisa diselesaikan dengan musyawarah. Nggak mungkin nggak ada masalah. Dan itu bukan masalah, tetapi pernah pernik,” tegas Menteri Basuki. *ode
Hal itu dikemukakan Menteri Basuki saat groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi atau Tol Jagat Kerthi Bali, di kawasan Persil Pekutatan, Banjar Pasar, Desa/Kecamatan Pekutatan, Jembrana, pada Purnama Katiga, Saniscara Wage Prangbakat, Sabtu (10/9).
Kehadiran Menteri Basuki mewakili Presiden Joko Widodo yang sebelumnya direncanakan hadir dalam acara groundbreaking Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini. Rangkaian acara groundbreaking kemarin diisi prosesi mendem citak dasar oleh Gubernur Bali Wayan Koster bersama Menteri Basuki dan para tamu undangan lainnya. Termasuk di antaranya hadir Bupati Jembrana I Nengah Tamba dan Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya.
Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyampaikan bahwa permohonan pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini, menjadi bagian dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola semesta berencana menuju Bali Era Baru. Bagaimana menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia niskala-sekala sesuai prinsip Tri Saksi Bung Karno.
“Dalam visi ini, salah satu program Pemprov Bali adalah pembangunan infrastruktur jalan, laut, dan udara secara terkoneksi dan terintegrasi. Satu demi satu dapat diwujudkan, dan astungkara pada hari ini dapat diwujudkan peletakan batu pertama Jalan Tol Jagat Kerthi Bali yang akan menghubungkan Gilimanuk – Mengwi,” ujar Gubernur Koster.
Gubernur Koster menjelaskan, pembangunan jalan tol ini adalah sepanjang 96,21 kilometer, dan merupakan satu-satunya jalan tol yang pertamakali dibangun dengan tambahan fasilitas jalur sepeda. Trase jalan tol ini akan melewati 3 kabupaten, 13 kecamatan, dan 58 desa dengan estimasi biaya konstruksi sebesar Rp 24 triliun dan dikerjakan pelaksana yang berpengalaman.
Gubernur Koster mengungkapkan, sebelumnya telah mengumpulkan para Bupati, Camat, Kepala Desa, serta Bendesa Adat yang ada di lintasan jalur tol untung mendukung rencana jalan tol ini. Hal itu lantaran jalan tol ini akan membawa dampak positif pada pembangunan dan keseimbangan perekonomian Bali.
“Saya sudah memberikan briefing kepada semua pejabat agar tidak main-main di dalam proses pekerjaan ini. Terutama para pejabat di Kabupaten Jembrana, Tabanan, maupun Badung. Bupati, Camat, Kepala Desa, Bendesa-nya harus bekerja dengan fokus, tulus, lurus, dengan niat baik. Sehingga proses ini berjalan dengan lancar dan mendapat restu alam di Provinsi Bali,” kata Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng, ini.
Menurut Ketua DPD PDIP Bali, ini pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali memiliki tujuan yang sangat mulia. Dijelaskannya, nama Jalan Tol Jagat Kerthi Bali mengandung makna sebagai sarana yang memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat Bali. Keberadaan jalan tol nanti pun diyakini akan mampu memberikan dampak positif dalam peningkatan investasi pembangunan, peningkatan lapangan kerja, serta efisiensi jarak dan waktu tempuh logistik.
“Bahkan akan menjadi pemicu destinasi wisata baru. Serta pertumbuhan pusat-pusat ekonomi dan menyeimbangkan pembangunan antarwilayah di Provinsi Bali,” ucap Gubernur Koster.
Gubernur Koster menambahkan, dirinya berbahagia karena desain dari trase jalan tol ini menghindari jalur-jalur yang terkena subak ataupun tempat suci. Sehingga untuk infrastrukturnya sangat berat dengan turut membangun cukup banyak jembatan dan juga ada jalur yang dibuat ke bawah.
Menteri Basuki mengucapkan selamat atas terlaksananya groundbreaking Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini. Menteri Basuki mengungkapkan, ada target dari pihak konsorsium yang menjadi pemenang lelang pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini pada tahun 2028. Namun dirinya menilai waktu hingga tahun 2028 sangat lama, dan telah meminta agar pengerjaan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini dapat dirampungkan pada 2025.
Apalagi, kata Menteri Basuki, Jalan Tol Jagat Kerthi Bali yang akan dibangun ini tidak begitu panjang. “Saya minta penyelesaian hanya 90-an kilometer, saya ingin pelaksana mengikuti irama Jegog (seni tradisional khas Jembrana). Saya minta dengan hormat, karena kebutuhannya untuk masyarakat, agar pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini dapat diselesaikan tahun 2025,” tandas Menteri Basuki.
Menteri Basuki menambahkan, dalam menjalankan pembangun Jalan Tol Jagat Kerthi Bali ini, diharapkan tidak perlu ada acara groundbreaking yang berulang-ulang. Namun cukup sekali groundbreaking untuk kemudian dikerjakan dan diresmikan setelah pembangunan rampung.
“Ada kemarin tol yang sampai empat kali groundbreaking baru selesai. Tetapi ini kita harapkan cukup sekali ini saja groundbreaking-nya,” ujar Menteri Basuki.
Dalam pelaksanaan pembangunan, Menteri Basuki pun secara khusus meminta kepada Gubernur Koster menjadi pengawas. Menurutnya, pengawasan sangat penting agar pembangunan berjalan sesuai perencanaan. “Kita minta Bapak Gubernur mengawasi agar lebih dekat. Nanti tolong diawasi,” tutur Menteri Basuki.
Sementara dalam wawancara door stop, Menteri Basuki mengatakan, terkait kompensasi terhadap warga yang akan terkena jalur tol masih dalam proses. Saat ini, untuk penetapan lokasi (penlok) sudah rampung. Sedangkan untuk pemberian kompensasi kepada warga masih dilakukan proses pengukuran. “Nanti setelah pengukuran baru appraisal (penaksiran nilai),” ujarnya.
Menteri Basuki menyebut, dalam hal penentuan lokasi ataupun appraisal dikoordinir oleh Pemprov Bali. Nantinya sebelum pembangunan dimulai, ke masyarakat dipastikan ada kompensasi. Bahkan dirinya mengklaim yang ada nanti bukan ganti rugi, tetapi ganti untung. “Saya kira nggak lama. Mudah-mudahan tahun ini bisa selesai semua appraisal-nya,” ucap Menteri Basuki.
Terkait adanya kemungkinan sejumlah warga yang menolak pembangunan tol, Menteri Basuki mengaku, pasti ada yang masih kontra. Menurutnya hal itu biasa terjadi di manapun. “Pasti ada (yang menolak). Tetapi pasti bisa diselesaikan dengan musyawarah. Nggak mungkin nggak ada masalah. Dan itu bukan masalah, tetapi pernah pernik,” tegas Menteri Basuki. *ode
Komentar