Puan Napak Tilas Soekarno di Uzbekistan
JAKARTA, NusaBali
Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri Inter-Parliamentary Union (IPU) 14th Summit of Women Speakers of Parliament (14SWSP) yang berlangsung di ibu kota Uzbekistan, Tashkent.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu mengungkapkan rasa bangganya hadir di Uzbekistan kepada Ketua Senat Parlemen Uzbekistan, Tanzila Narbaeva.
Puan mengatakan, kehadirannya di sana memiliki nilai historis. Kakeknya, Presiden Soekarno pernah mengunjungi Uzbekistan pada tahun 1956. Presiden Soekarno juga meminta pemerintah Uni Soviet menemukan dan memugar makam Imam Al-Bhukari. “Jadi, kunjungan saya ke Uzbekistan merupakan napak tilas. Eratnya hubungan kedua negara dapat terlihat dari banyaknya masyarakat Uzbekistan yang mengenal Bung Karno,” ujar Puan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/9).
Puan pun, mengapresiasi hubungan baik antara Indonesia dan Uzbekistan. Apalagi hubungan diplomatik kedua negara telah mencapai 30 tahun sejak tahun 1992 lalu. Oleh karenanya, dia menilai pertemuan bilateral ini menjadi momentum untuk membahas peningkatan berbagai kerja sama Indonesia dengan Uzbekistan. “Uzbekistan merupakan mitra dagang strategis bagi Indonesia di Asia Tengah. Saya mengapresiasi kepercayaan Uzbekistan terhadap perusahaan Indonesia untuk kerja sama investasi,” ucap Puan.
Kerja sama investasi yang dimaksud, termasuk investasi Uzbekistan di Indonesia dalam bidang telekomunikasi dan penandatanganan kerja sama di bidang pariwisata dan pengelolaan hotel pada area mausoleum Imam Al-Bukhari di Samarkand. Puan memandang, perlu didorong misi bisnis dan promosi kedua negara.
“Terkait bidang pendidikan, sosial, dan budaya, saya mengapresiasi terbentuknya ‘Uzbekistan–Indonesia Friendship Society’. Ini merupakan program yang diberikan Indonesia bagi mahasiswa yang berasal dari Uzbekistan,” terang Puan.
Perempuan dari Fraksi PDIP ini juga memberi penghargaan atas kegiatan pengajaran Bahasa Indonesia di berbagai universitas di Uzbekistan. Antara lain, di Tashkent State University of Oriental Studies dan Samarkand State Institute of Foreign Language. Dia memandang, perlu ada peningkatan kerja sama dalam bidang pariwisata.
Lebih lanjut, mantan Menko PMK itu menilai pentingnya diplomasi parlemen baik secara bilateral maupun multilateral. Lantaran DPR RI dan Parlemen Uzbekistan selama ini telah berinteraksi dalam forum parlemen seperti IPU dan Asian Parliamentary Assembly (APA).
Sementara Ketua Senat Parlemen Uzbekistan, Tanzila Narbaeva menyatakan, kunjungan Puan menjadi momen penting dan bersejarah bagi hubungan Indonesia dengan Uzbekistan. Tanzila menyatakan, jasa Bung Karno besar untuk rakyat dan negaranya. Sebab, sang proklamator membantu menemukan dan mendorong pemugaran makam Imam Al-Bukhari, tokoh islam besar Uzbekistan.
“Bung Karno juga berjasa karena termasuk kelompok pimpinan negara pertama yang berkunjung ke Uzbekistan, saat masa Uni Soviet. Dan Presiden Soekarno termasuk pemimpin dunia pertama yang melakukan ziarah ke makam Imam Al-Bukhari,” jelas Tanzila.
Mengingat adanya hubungan sejarah tersebut, Tanzila mengusulkan pembinaan hubungan yang lebih mendalam antara Indonesia dengan Uzbekistan. Mulai dari peningkatan hubungan ekonomi, pariwisata, sosial, dan antar parlemen. *k22
Komentar