Liverpool Tak 'Heavy Metal' Lagi
LIVERPOOL, NusaBali
Laju Liverpool awal musim ini dinilai mengkhawatirkan. 'Si Merah' kesulitan memeragakan sepakbola intensitas tinggi ala Juergen Klopp, yang sering disebut sepakbola ‘heavy metal’.
"Saya bilang tiga pekan lalu kalau Juergen Klopp dan Liverpool butuh membangun kembali, butuh membentuk ulang diri mereka lagi. Saya dihabisi karena itu, tapi itu hal yang benar kan. Mungkin Juergen membacanya," tulis mantan pemain Liverpool Robbie Savage, dalam kolomnya di Mirror dan dilansir Liverpool Echo.
Liverpool memulai musim dengan hasil-hasil kurang bagus. Mereka tanpa kemenangan di tiga pekan pertama Premier League 2022/2023. Yakni, imbang kontra Fulham dan Crystal Palace, lalu kalah dari Manchester United.
Mohamed Salah dkk sempat menunjukkan reaksi dan menang 9-0 atas Bournemouth, disusul kemenangan susah payah 2-1 atas Newcastle United. Setelah itu, skuad besutan Klopp ditahan imbang Everton 0-0 lalu dihajar Napoli 1-4 pada Matchday 1 Liga Champions.
Dari rangkaian hasil itu, salah satu yang paling disoroti penampilan Liverpool yang lesu. Tanda-tanda itu terlihat saat mereka kalah 1-2 dari MU, dengan lini tengah gagal memberikan intensitas yang dibutuhkan.
Krisis pemain karena cedera jadi satu alasan. Liverpool kehilangan Thiago Alcantara, Naby Keita, Alex Oxlade-Chamberlain, Curtis Jones, dan Jordan Henderson dalam waktu bersamaan.
Krisis itu pula yang membuat Klopp meminjam Arthur dari Juventus untuk opsi tambahan. Tapi dalam gambaran besar, Liverpool dinilai butuh tenaga baru di lini tengah, mengingat pemain-pemain seperti James Milner (36 tahun) dan Jordan Henderson (32 tahun) sudah tak lagi muda dan kesulitan memainkan sepakbola heavy metal ala Klopp.
"Tim-timnya Klopp seharusnya memainkan sepakbola heavy metal, dengan intensitas dari belakang ke depan, dan agresi. Melawan Napoli, mereka tidak benar secara bertahan. Bahkan Virgil van Dijk. Penempatan posisinya, bahasa tubuhnya. Recovery run-nya lesu,"kata Savage.
"Sesuatu perlu dilakukan dengan cepat. Klopp adalah manajer yang luar biasa dan saya sangat mengaguminya. Tapi sekarang dia perlu menggunakan semua kemampuan manajerialnya. Ini tes yang menarik," kata Savage. *
Liverpool memulai musim dengan hasil-hasil kurang bagus. Mereka tanpa kemenangan di tiga pekan pertama Premier League 2022/2023. Yakni, imbang kontra Fulham dan Crystal Palace, lalu kalah dari Manchester United.
Mohamed Salah dkk sempat menunjukkan reaksi dan menang 9-0 atas Bournemouth, disusul kemenangan susah payah 2-1 atas Newcastle United. Setelah itu, skuad besutan Klopp ditahan imbang Everton 0-0 lalu dihajar Napoli 1-4 pada Matchday 1 Liga Champions.
Dari rangkaian hasil itu, salah satu yang paling disoroti penampilan Liverpool yang lesu. Tanda-tanda itu terlihat saat mereka kalah 1-2 dari MU, dengan lini tengah gagal memberikan intensitas yang dibutuhkan.
Krisis pemain karena cedera jadi satu alasan. Liverpool kehilangan Thiago Alcantara, Naby Keita, Alex Oxlade-Chamberlain, Curtis Jones, dan Jordan Henderson dalam waktu bersamaan.
Krisis itu pula yang membuat Klopp meminjam Arthur dari Juventus untuk opsi tambahan. Tapi dalam gambaran besar, Liverpool dinilai butuh tenaga baru di lini tengah, mengingat pemain-pemain seperti James Milner (36 tahun) dan Jordan Henderson (32 tahun) sudah tak lagi muda dan kesulitan memainkan sepakbola heavy metal ala Klopp.
"Tim-timnya Klopp seharusnya memainkan sepakbola heavy metal, dengan intensitas dari belakang ke depan, dan agresi. Melawan Napoli, mereka tidak benar secara bertahan. Bahkan Virgil van Dijk. Penempatan posisinya, bahasa tubuhnya. Recovery run-nya lesu,"kata Savage.
"Sesuatu perlu dilakukan dengan cepat. Klopp adalah manajer yang luar biasa dan saya sangat mengaguminya. Tapi sekarang dia perlu menggunakan semua kemampuan manajerialnya. Ini tes yang menarik," kata Savage. *
Komentar