Warga Pertanyakan Normalisasi Loloan Tukad Yeh Poh
Temui Langsung Bupati Giri Prasta di Rumah Jabatan
Sosialisasi selama ini hanya melalui pemerintahan desa saja, sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui.
MANGUPURA, NusaBali
Sejumlah warga Banjar Tegal Gundul, Desa Adat Canggu, Kecamatan Kuta Utara, mempertanyakan proyek normalisasi Loloan Tukad Yeh Poh yang dilakukan oleh Pemkab Badung. Masyarakat setempat mengaku belum mendapatkan informasi yang jelas mengenai normalisasi tersebut, sehingga dari masyarakat Desa Adat Canggu, yang diwakili oleh perwakilan desa adat menanyakan langsung saat audensi dengan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Senin (12/9) di Rumah Jabatan Bupati, Puspem Badung.
“Sebenarnya kami audiensi dalam rangka pembentukan BUPDA. Namun dalam kesempatan itu kami juga menanyakan terkait normalisasi Loloan Yeh Poh, karena informasinya di masyarakat belum jelas,” kata Bendesa Adat Canggu Wayan Suarsana. Hadir dalam kesempatan tersebut Perbekel Desa Tibubeneng, Kelian Banjar Adat Tegal Gundul dan Tokoh masyarakat Tegal Gundul.
Suarsana mengatakan, masyarakat Desa Adat Canggu kurang mendapatkan sosialisasi terkait proyek normalisasi Loloan Tukad Yeh Poh. Sosialisasi selama ini hanya melalui pemerintahan desa saja, sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui proyek tersebut. “Sekarang ada material di sana seperti batu kapur. Terus ada jalan baru untuk membawa materialnya. Itu yang menjadi pertanyaan masyarakat. Setelah dijelaskan tadi, itu (jalan) hanya untuk sementara saja,” katanya.
Pihaknya menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi Pemkab Badung telah melakukan penataan untuk meminimalisir banjir. “Kami berharap untuk selanjutnya Bapak Bupati beserta jajaran dapat turun langsung ke lapangan melihat permasalahan yang ada di bawah serta dapat memberi solusi, sehingga masyarakat tidak ada yang berselisih paham terkait penataan Lolohan Tukad Yeh Poh ini,” kata Suarsana.
Sementara itu, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta didampingi Kadis PUPR Badung Ida Bagus Surya Suamba, mengatakan penataan Lolohan Tukad Yeh Poh di Desa Adat Canggu siap diselesaikan dengan cara sekala dan niskala. Penataan yang dilakukan adalah wujud keberpihakan pemerintah menjadikan masyarakat Badung, khususnya di masyarakat. “Sebelum masa jabatan saya sebagai bupati berakhir, saya pastikan penataan Tukad Yeh Poh dapat dilaksanakan sesuai dengan regulasi dan aturan yang ada,” tegasnya.
Seperti diketahui, Pemkab Badung melalui PUPR melakukan normalisasi muara Loloan Tukad Yeh Poh untuk mengatasi banjir di kala musim hujan di wilayah Berawa dan sekitarnya. Proyek ini dianggarkan sekitar Rp 400 juta bersumber dari APBD Badung tahun 2022.
Kadis PUPR Badung, IB Surya Suamba, mengatakan pekerjaan normalisasi meliputi pembersihan alur anak sungai dan pengerukan sidementasi. Dijelaskan, kondisi Loloan Tukas Yeh Poh saat ini sudah mengalami pendangkalan akibat banyaknya sedimentasi. Selain itu, pada alur sungai di bagian hulu juga mengalami pendangkalan dan banyak ditumbuhi tanaman air. Termasuk luasan muara pun mulai berubah. “Pendangkalan yang terjadi pada alur sungai dan muara (loloan) ini jika sudah memasuki musim hujan, air akan meluap dan tidak bisa mengalir ke laut dengan segera. Akhirnya, ini yang menyebabkan terjadinya banjir,” ujar Surya Suamba.
“Kami menyampaikan permakluman kepada masyarakat, karena untuk sementara membuat jalan dengan batu kapur menuju pantai. Jalan ini sifatnya sementara, karena truk yang memuat batu tidak bisa melewati pasir. Setelah pekerjaan selesai, jalan sementara ini kita akan dibersihkan,” tegasnya. *ind
Sejumlah warga Banjar Tegal Gundul, Desa Adat Canggu, Kecamatan Kuta Utara, mempertanyakan proyek normalisasi Loloan Tukad Yeh Poh yang dilakukan oleh Pemkab Badung. Masyarakat setempat mengaku belum mendapatkan informasi yang jelas mengenai normalisasi tersebut, sehingga dari masyarakat Desa Adat Canggu, yang diwakili oleh perwakilan desa adat menanyakan langsung saat audensi dengan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Senin (12/9) di Rumah Jabatan Bupati, Puspem Badung.
“Sebenarnya kami audiensi dalam rangka pembentukan BUPDA. Namun dalam kesempatan itu kami juga menanyakan terkait normalisasi Loloan Yeh Poh, karena informasinya di masyarakat belum jelas,” kata Bendesa Adat Canggu Wayan Suarsana. Hadir dalam kesempatan tersebut Perbekel Desa Tibubeneng, Kelian Banjar Adat Tegal Gundul dan Tokoh masyarakat Tegal Gundul.
Suarsana mengatakan, masyarakat Desa Adat Canggu kurang mendapatkan sosialisasi terkait proyek normalisasi Loloan Tukad Yeh Poh. Sosialisasi selama ini hanya melalui pemerintahan desa saja, sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui proyek tersebut. “Sekarang ada material di sana seperti batu kapur. Terus ada jalan baru untuk membawa materialnya. Itu yang menjadi pertanyaan masyarakat. Setelah dijelaskan tadi, itu (jalan) hanya untuk sementara saja,” katanya.
Pihaknya menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi Pemkab Badung telah melakukan penataan untuk meminimalisir banjir. “Kami berharap untuk selanjutnya Bapak Bupati beserta jajaran dapat turun langsung ke lapangan melihat permasalahan yang ada di bawah serta dapat memberi solusi, sehingga masyarakat tidak ada yang berselisih paham terkait penataan Lolohan Tukad Yeh Poh ini,” kata Suarsana.
Sementara itu, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta didampingi Kadis PUPR Badung Ida Bagus Surya Suamba, mengatakan penataan Lolohan Tukad Yeh Poh di Desa Adat Canggu siap diselesaikan dengan cara sekala dan niskala. Penataan yang dilakukan adalah wujud keberpihakan pemerintah menjadikan masyarakat Badung, khususnya di masyarakat. “Sebelum masa jabatan saya sebagai bupati berakhir, saya pastikan penataan Tukad Yeh Poh dapat dilaksanakan sesuai dengan regulasi dan aturan yang ada,” tegasnya.
Seperti diketahui, Pemkab Badung melalui PUPR melakukan normalisasi muara Loloan Tukad Yeh Poh untuk mengatasi banjir di kala musim hujan di wilayah Berawa dan sekitarnya. Proyek ini dianggarkan sekitar Rp 400 juta bersumber dari APBD Badung tahun 2022.
Kadis PUPR Badung, IB Surya Suamba, mengatakan pekerjaan normalisasi meliputi pembersihan alur anak sungai dan pengerukan sidementasi. Dijelaskan, kondisi Loloan Tukas Yeh Poh saat ini sudah mengalami pendangkalan akibat banyaknya sedimentasi. Selain itu, pada alur sungai di bagian hulu juga mengalami pendangkalan dan banyak ditumbuhi tanaman air. Termasuk luasan muara pun mulai berubah. “Pendangkalan yang terjadi pada alur sungai dan muara (loloan) ini jika sudah memasuki musim hujan, air akan meluap dan tidak bisa mengalir ke laut dengan segera. Akhirnya, ini yang menyebabkan terjadinya banjir,” ujar Surya Suamba.
“Kami menyampaikan permakluman kepada masyarakat, karena untuk sementara membuat jalan dengan batu kapur menuju pantai. Jalan ini sifatnya sementara, karena truk yang memuat batu tidak bisa melewati pasir. Setelah pekerjaan selesai, jalan sementara ini kita akan dibersihkan,” tegasnya. *ind
1
Komentar