DPRD Bali vs Pansel Memanas
Dewan ancam keluarkan rekomendasi susulan, setelah permintaan ‘stop dulu proses rekrutmen pegawai’ diabaikan Pansel
Kisruh Rekrutmen RS Bali Mandara Belum Ada Solusi
DENPASAR, NusaBali
Pertemuan antara Komisi I dan Komisi IV DPRD Bali dengan Panitia Seleksi (Pansel) Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara dengan di Gedung Dewan, Niti Mandala Den-pasar, Jumat (21/4), berlangsung panas. Dewan ancam keluarkan rekomendasi susulan, setelah rekomendasi sebelumnya ‘stop sementara proses rekrutmen pegawai RS Bali Mandara’ diabaikan Pansel.
Dalam pertemuan di Lantai III Gedung DPRD Bali, Jumat kemarin, Sekda Provinsi Bali Tjokorda Ngurah Pemayun selaku Ketua Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara tidak hadir. Yang hadir adalah Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali I Ketut Rochineng selaku Wakil Ketua Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara. Ketut Rochineng didampingi Karo Humas Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra dan beberapa staf Pansel lainnya.
Sedangkan Ketua Komisi I DPRD Bali (membidangi Aparatur Sipil Negara) I Ketut Tama Tenaya didampingi sejumlah anggotanya, seperti I Nyoman Oka Antara (Fraksi PD-IP), I Nyoman Adnyana (Fraksi PDIP), Ida Gede Komang Kresna Budi (Fraksi Golkar), I Gusti Putu Wijera (Fraksi Demokrat, dan Ngakan Made Samudra (Fraksi Demokrat). Sementara Ketua Komisi IV DPRD Bali (membidangi masalah kesehatan) I Nyoman Parta didampingi tiga anggotanya: Utami Dwi Suryadi (Fraksi Demokrat), Kadek Setiawan (Fraksi PDIP), dan Ni Made Arini (Fraksi Panca Bayu).
Sejak rapat dengar pendapat dimulai, Jumat pagi sekitar pukul 10.00 Wita, suasana sudah langsung tegang. Pasalnya, anggota Komisi I DPRD Bali Nyoman Adnyana memperta-nyakan ketidakhadiran Ketua Pansel, Tjokorda Ngurah Pemayun.
“Yang kita undang ini Pansel secara keseluruhan. Ketua Pansel (Tjok Pemayun) mengatakan sudah siap hadir kalau dipanggil. Sekarang nggak hadir, apakah kita lanjutkan pertemuan ini?” tanya politisi PDIP asal Desa Sekan, Kecamatan Kintamani, Bangli ini.
Kemudian, Wakil Ketua Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara, Ketut Rochineng, langsung menjawab pernyataan Adnyana. “Saya hadir di sini sebagai Wakil Ketua Pansel dan juga punya kewenangan mengambil keputusan. Sebagai wakil ketua yang loyal kepada pimpinan, apa pun hasilnya akan saya sampaikan. Sekarang terserah bapak-bapak. Mau diterima ya lanjutkan, kalau tidak kami pulang. Ngajak irage nak santai gen (sama saya orangnya santai saja),” sergah Rochineng yang akhirnya sedikit mencairkan suasana.
Atas kondisi ini, Ketua Komisi I DPRD Bali Ketut Tama Tenaya yang memimpin rapat, putuskan untuk melanjutkan agenda pertemuan dengar pendapat dan sekaligus meminta data dari Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara. Setelah pertemuan dilanjutkan, Ketua Komisi IV Nyoman Parta langsung angkat bicara dengan nada tinggi. Suasana pun kembali tegang.
Nyoman Parta tuding Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara tidak kooperatif dan tak menghargai DPRD Bali yang merupakan wakil rakyat. “Ini komunikasi macam apa begini? DPRD Bali merekomendasikan stop sementara kelanjutan proses rekrutmen, tapi Anda (Pansel) ngebut, maunya cepat-cepat selesai. Cara kita komunikasi tidak baik. Jangan merasa benar sendiri,” sindir politisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.
Menurut Parta, Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara telah memojokkan DPRD Bali dengan melepas isu titip menitip. “Dewan katanya ada nitip, Ida Pedanda nitip. Jangan cuma bilang ada nitip. Apakah lolos yang dititip itu, kan nggak jelas. Pansel memojokkan, hingga opini melebar,” sesal Parta. “Sekarang serahkan datanya, termasuk wawancara dan hasil CAT. Kita akan kumpulkan pelamar yang mengadu ke DPRD Bali itu,” lanjut Parta.
Parta juga membeber hasil wawancara Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara yang dinilai tidak memiliki substansi. “Saya punya bukti kok, orangnya yang diwawancara. Wawancaranya hanya 2 menit, pertanyaan pewawancara adalah ‘Siapa anggota Dewan yang Anda kenal?’ Setelah itu, orangnya langsung disuruh pulang. Nggak substansi sekali wawancaranya,” beber Parta.
Setelah Parta berbicara, giliran Nyoman Adnyana yang angkat bicara lagi. Adnyana minta hentikan dulu proses rekrutmen. Kalau permasalahannya sudah klir, baru dilanjutkan. Dia minta Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara serahkan dulu data teknis menyangkut materi dan substansi yang dipakai acuan wawancara dan meluluskan.
“Bagi saya, bobot nilai tes wawancara harusnya rendah, bobot nilai CAT-nya yang mesti lebih tinggi, karena menyangkut kemampuan pelamar sesuai dengan bidang ilmu. Tapi, di sini teknisnya tidak jelas. Tolong kasi kami,” kata Adnyana.
Pembahasan masalah rekrutmen pegawai RS Bali Mandara dalam pertemuan kemarin semakin memperlihatkan tanda-tanda tidak ada penyelesaian, ketika terjadi debat cukup panjang antara Parta vs Rochineng. Parta mempertanyakan Pansel yang kini meloloskan 630 pelamar untuk lanjut ke sesi tes kesehatan. Sementara formasi pegawai yang dicari hanya 520 orang.
“Katakanlah hanya 600 orang tes kesehatan dan ternyata semuanya sehat semua. Lalu, bagaiman Anda mau memotong sisa 80 orang dari mereka (untuk mencarai 520 orang, Red)? Pansel akan blunder lagi. Apakah tahapan seleksi yang Anda lakukan ini objektif? Tolong dijawab okjektif nggak?” tanya Parta.
Rochineng langsung menyambar pertanyaan Parta. “Saya berani taruhan nyawa. Kalau saya jelek, barulah bicara begitu. Bagus kalau Pak Parta tanya begitu. Tapi, sebelum tes, kita sudah sampaikan prosesnya ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD), dengan mekanisme kerjanya. Teknis meluluskan, BKN mengetahui semua ini. Mohon maaf ini, saya tidak mengada-ada,” sergah birokrat asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Karena kondisi memanas, akhirnya Ketut Tama Tenaya selaku pimpinan rapat mengambil inisiatif dengan menutup pertemuan. Dewan hanya meminta data saja kepada Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara. Rochineng pun langsung menyerahkan data kepada Komisi I DPRD Bali terkait proses rekrutmen sejak awal.
Ditemui seusai pertemuan yang berlangsung hingga siang pukul 11.30 Wita, Tama Tenaya mengatakan pihaknya akan melakukan cross check data yang diserahkan Pansel dengan pengaduan pelamar. “Kita akan cross check dulu,” ujar politisi PDIP asal Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini.
Ditanya soal rekomendasi Dewan yang meminta kelanjutan proses seleksi rekrutmen pegawai RS Bali Mandara dihentikan dulu sampai ada keputusan Komisi I DPRD Bali, menurut Tama Tenaya, Pansel sudah tidak bisa direm. “Ya, mereka (Pansel) nggak bisa direm. Tunggu hasil cross check kami. Tapi ingat, nanti akan kami keluarkan rekomendasi lagi kalau mereka ngotot kayak gini,” jelas mantan Wakil Ketua DPRD Badung 2004-2009 ini. * nat
DENPASAR, NusaBali
Pertemuan antara Komisi I dan Komisi IV DPRD Bali dengan Panitia Seleksi (Pansel) Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara dengan di Gedung Dewan, Niti Mandala Den-pasar, Jumat (21/4), berlangsung panas. Dewan ancam keluarkan rekomendasi susulan, setelah rekomendasi sebelumnya ‘stop sementara proses rekrutmen pegawai RS Bali Mandara’ diabaikan Pansel.
Dalam pertemuan di Lantai III Gedung DPRD Bali, Jumat kemarin, Sekda Provinsi Bali Tjokorda Ngurah Pemayun selaku Ketua Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara tidak hadir. Yang hadir adalah Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali I Ketut Rochineng selaku Wakil Ketua Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara. Ketut Rochineng didampingi Karo Humas Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra dan beberapa staf Pansel lainnya.
Sedangkan Ketua Komisi I DPRD Bali (membidangi Aparatur Sipil Negara) I Ketut Tama Tenaya didampingi sejumlah anggotanya, seperti I Nyoman Oka Antara (Fraksi PD-IP), I Nyoman Adnyana (Fraksi PDIP), Ida Gede Komang Kresna Budi (Fraksi Golkar), I Gusti Putu Wijera (Fraksi Demokrat, dan Ngakan Made Samudra (Fraksi Demokrat). Sementara Ketua Komisi IV DPRD Bali (membidangi masalah kesehatan) I Nyoman Parta didampingi tiga anggotanya: Utami Dwi Suryadi (Fraksi Demokrat), Kadek Setiawan (Fraksi PDIP), dan Ni Made Arini (Fraksi Panca Bayu).
Sejak rapat dengar pendapat dimulai, Jumat pagi sekitar pukul 10.00 Wita, suasana sudah langsung tegang. Pasalnya, anggota Komisi I DPRD Bali Nyoman Adnyana memperta-nyakan ketidakhadiran Ketua Pansel, Tjokorda Ngurah Pemayun.
“Yang kita undang ini Pansel secara keseluruhan. Ketua Pansel (Tjok Pemayun) mengatakan sudah siap hadir kalau dipanggil. Sekarang nggak hadir, apakah kita lanjutkan pertemuan ini?” tanya politisi PDIP asal Desa Sekan, Kecamatan Kintamani, Bangli ini.
Kemudian, Wakil Ketua Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara, Ketut Rochineng, langsung menjawab pernyataan Adnyana. “Saya hadir di sini sebagai Wakil Ketua Pansel dan juga punya kewenangan mengambil keputusan. Sebagai wakil ketua yang loyal kepada pimpinan, apa pun hasilnya akan saya sampaikan. Sekarang terserah bapak-bapak. Mau diterima ya lanjutkan, kalau tidak kami pulang. Ngajak irage nak santai gen (sama saya orangnya santai saja),” sergah Rochineng yang akhirnya sedikit mencairkan suasana.
Atas kondisi ini, Ketua Komisi I DPRD Bali Ketut Tama Tenaya yang memimpin rapat, putuskan untuk melanjutkan agenda pertemuan dengar pendapat dan sekaligus meminta data dari Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara. Setelah pertemuan dilanjutkan, Ketua Komisi IV Nyoman Parta langsung angkat bicara dengan nada tinggi. Suasana pun kembali tegang.
Nyoman Parta tuding Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara tidak kooperatif dan tak menghargai DPRD Bali yang merupakan wakil rakyat. “Ini komunikasi macam apa begini? DPRD Bali merekomendasikan stop sementara kelanjutan proses rekrutmen, tapi Anda (Pansel) ngebut, maunya cepat-cepat selesai. Cara kita komunikasi tidak baik. Jangan merasa benar sendiri,” sindir politisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.
Menurut Parta, Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara telah memojokkan DPRD Bali dengan melepas isu titip menitip. “Dewan katanya ada nitip, Ida Pedanda nitip. Jangan cuma bilang ada nitip. Apakah lolos yang dititip itu, kan nggak jelas. Pansel memojokkan, hingga opini melebar,” sesal Parta. “Sekarang serahkan datanya, termasuk wawancara dan hasil CAT. Kita akan kumpulkan pelamar yang mengadu ke DPRD Bali itu,” lanjut Parta.
Parta juga membeber hasil wawancara Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara yang dinilai tidak memiliki substansi. “Saya punya bukti kok, orangnya yang diwawancara. Wawancaranya hanya 2 menit, pertanyaan pewawancara adalah ‘Siapa anggota Dewan yang Anda kenal?’ Setelah itu, orangnya langsung disuruh pulang. Nggak substansi sekali wawancaranya,” beber Parta.
Setelah Parta berbicara, giliran Nyoman Adnyana yang angkat bicara lagi. Adnyana minta hentikan dulu proses rekrutmen. Kalau permasalahannya sudah klir, baru dilanjutkan. Dia minta Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara serahkan dulu data teknis menyangkut materi dan substansi yang dipakai acuan wawancara dan meluluskan.
“Bagi saya, bobot nilai tes wawancara harusnya rendah, bobot nilai CAT-nya yang mesti lebih tinggi, karena menyangkut kemampuan pelamar sesuai dengan bidang ilmu. Tapi, di sini teknisnya tidak jelas. Tolong kasi kami,” kata Adnyana.
Pembahasan masalah rekrutmen pegawai RS Bali Mandara dalam pertemuan kemarin semakin memperlihatkan tanda-tanda tidak ada penyelesaian, ketika terjadi debat cukup panjang antara Parta vs Rochineng. Parta mempertanyakan Pansel yang kini meloloskan 630 pelamar untuk lanjut ke sesi tes kesehatan. Sementara formasi pegawai yang dicari hanya 520 orang.
“Katakanlah hanya 600 orang tes kesehatan dan ternyata semuanya sehat semua. Lalu, bagaiman Anda mau memotong sisa 80 orang dari mereka (untuk mencarai 520 orang, Red)? Pansel akan blunder lagi. Apakah tahapan seleksi yang Anda lakukan ini objektif? Tolong dijawab okjektif nggak?” tanya Parta.
Rochineng langsung menyambar pertanyaan Parta. “Saya berani taruhan nyawa. Kalau saya jelek, barulah bicara begitu. Bagus kalau Pak Parta tanya begitu. Tapi, sebelum tes, kita sudah sampaikan prosesnya ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD), dengan mekanisme kerjanya. Teknis meluluskan, BKN mengetahui semua ini. Mohon maaf ini, saya tidak mengada-ada,” sergah birokrat asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Karena kondisi memanas, akhirnya Ketut Tama Tenaya selaku pimpinan rapat mengambil inisiatif dengan menutup pertemuan. Dewan hanya meminta data saja kepada Pansel Rekrutmen Pegawai RS Bali Mandara. Rochineng pun langsung menyerahkan data kepada Komisi I DPRD Bali terkait proses rekrutmen sejak awal.
Ditemui seusai pertemuan yang berlangsung hingga siang pukul 11.30 Wita, Tama Tenaya mengatakan pihaknya akan melakukan cross check data yang diserahkan Pansel dengan pengaduan pelamar. “Kita akan cross check dulu,” ujar politisi PDIP asal Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini.
Ditanya soal rekomendasi Dewan yang meminta kelanjutan proses seleksi rekrutmen pegawai RS Bali Mandara dihentikan dulu sampai ada keputusan Komisi I DPRD Bali, menurut Tama Tenaya, Pansel sudah tidak bisa direm. “Ya, mereka (Pansel) nggak bisa direm. Tunggu hasil cross check kami. Tapi ingat, nanti akan kami keluarkan rekomendasi lagi kalau mereka ngotot kayak gini,” jelas mantan Wakil Ketua DPRD Badung 2004-2009 ini. * nat
Komentar