ODGJ Tabanan Marak Kumat
Dalam seminggu, satpol PP mengamankan 2 hingga 3 ODGJ. Dan
tren ini sudah terjadi sejak bulan Juli lalu.
TABANAN, NusaBali
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Tabanan marak kumat. Dalam seminggu Satpol PP Tabanan mengamankan 2-3 orang untuk dibawa ke rumah sakit ataupun Rumah Sakit Jiwa (RSJ) yang ada di Kabupaten Bangli. Mereka yang diamankan rata-rata ngamuk karena putus obat. Di sisi lainm rumah singgah di bawah kelola Dinas Sosial Tabanan untuk merawat ODGJ overload. Kapasitas untuk merawat hanya 10 orang, sementara rumah singgah sudah terisi 19 ODGJ.
Kepala Satpol PP Tabanan, I Gede Sukanada mengatakan sejak 2 bulan atau tepatnya Juli, Satpol PP memang sering mengamankan ODGJ yang ngamuk. Jika dirata-ratakan seminggu mengamankan 2-3 orang. "Trennya banyak mengamankan ODGJ kumat sejak 2 bulan lalu," ujar Sukanada, Senin (12/9).
Menurut dia sesuai dengan data yang didapat jumlah ODGJ di Tabanan mencapai 1.000 orang lebih. Sementara yang berpotensi kumat mencapai 800 orang. Yang kumat ini sebagian besar karena putus obat. "Banyak faktor yang menyebabkan adanya putus obat itu," jelasnya.
Dengan maraknya mengamankan ODGJ ini, Satpol PP sendiri sudah menyiagakan 14 anggota untuk stand by. Jika sewaktu-waktu ada laporan ODGJ ngamuk maka tim ini akan turun melakukan pengamanan.
"Penanganan ODGJ ini ada berbagai instansi yang terlibat, dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial. Kalau urusan ketika ada mengamuk dan mengamankan baru ranah kami. Sedangkan bagian kesehatan itu adalah Dinas Kesehatan," beber Sukanada.
Dia menambahkan penanganan di Satpol PP bila ada ODGJ ngamuk, adalah mengamankan ke rumahnya, kemudian membawa ke rumah sakit. Jika ngamuknya parah baru diantar ke RSJ. "Armada untuk membawa kami gunakan Patwal, sebab armada kami ada yang rusak," jelasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Tabanan, Driana Rika Rona mengatakan, jumlah ODGJ yang tercatat di Dinas Sosial Tabanan sebanyak 630 orang.
Namun jumlah ini diakui keseluruhan ODGJ di Tabanan, karena masih ada yang tercecer. "Kami dapat dapat dari desa, desa yang meneruskan ke Dinas Sosial Tabanan. Jika dari Dinas Kesehatan, ODGJ yang rutin berkunjung ke Puskesmas jumlahnya 726," terang Rika Rona.
Kemudian mengenai dengan maraknya ODGJ yang diamankan Satpol PP Tabanan, Rika Rona menyebutkan itu adalah ODGJ yang kumat karena putus obat. Banyak faktor menyebabkan ODGJ putus obat, mulai dari malas mengkonsumsi hingga tidak diberikan obat oleh keluarga. "Makanya dalam penanganan ini tidak hanya Dinas Sosial saja, ada Dinas Kesehatan yang rutin mengecek kesehatan mentalnya. Dan ini sudah berjalan," jelas Rika Rona.
Dengan kondisi tersebut, agar tidak marak ODGJ kumatan dalam waktu dekat Dinas Sosial akan memberikan pembinaan kepada keluarga yang memiliki ODGJ. "Salah satu contohnya besok (hari ini) kami akan melaksanakan pembinaan di Desa Beraban, Kecamatan Selemadeg Timur ada keluarga yang tidak siap menerima keluarganya yang akan pulang dari RSJ. Besok (hari ini) kami ke sana," katanya.
Menurut Rika Rona selama ini dalam penanganan ODGJ telantar Pemkab Tabanan sudah memiliki rumah singgah yang berlokasi di Banjar Wanasara, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan. Namun saat ini keberadaan itu sudah overload. Dari yang kapasitas hanya 10 orang, sekarang jumlah ODGJ sudah 19 orang. "Mereka yang kita rawat ini ada ODGJ terlantar dan ada yang tidak siap diterima oleh keluarganya," terangnya.
Dalam prosesnya, jelas Rika Rona, ODGJ yang dirawat di Rumah Singgah diprioritaskan yang terlantar. Mereka yang dirawat ini sudah dalam keadaan sembuh, apabila kumat maka akan dibawa ke RSJ. "Dirawat di rumah singgah ada tahapan, tidak ujug-ujug semuanya ke sana," tandasnya. *des
Komentar