1.000 Kompor Induksi Dibagikan di Bali
Menggunakan Energi Listrik, Bakal Jadi Kompor Masa Depan
DENPASAR, NusaBali
Kampanye konversi penggunaan energi fosil menuju energi baru terbarukan (EBT) bukan hanya soal kendaraan listrik.
Pemerintah saat ini juga mulai menggencarkan penggunaan kompor induksi/listrik. Masyarakat nantinya tidak lagi menggunakan energi gas/LPG (liquefied petroleum gas) untuk memasak melainkan menggunakan energi listrik. Penggunaan energi listrik disebut memiliki sejumlah keunggulan dibanding menggunakan LPG.
Pilot project penggunaan kompor induksi listrik tahun ini salah satunya dilakukan di Bali. Program menyasar masyarakat pra sejahtera KPM (Keluarga Penerima Manfaat) di dua kecamatan di Kota Denpasar, yakni Kecamatan Denpasar Selatan dan Denpasar Timur. Sebanyak 1.000 kompor induksi listrik secara bertahap, sejak Maret, dibagikan gratis kepada KPM sebagai bagian dari program konversi menuju EBT.
“Untuk pilot project 1.000 kompor induksi, kelompok penerima manfaat (KPM) baru di wilayah Denpasar Selatan dan Denpasar Timur, untuk pelanggan yang memakai gas melon (LPG) dengan daya listrik 450 dan 900 VA,” kata Manajer Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali I Made Arya, Selasa (13/9).
Dia menjelaskan, pihaknya menargetkan pada Oktober nanti seluruh kompor induksi sudah terdistribusikan kepada masyarakat yang memenuhi syarat. Rencananya pada bulan tersebut PLN UID Bali akan menggelar launching resmi program ini. “Target konversi pilot project 1.000 KPM, launching di bulan Oktober, tentatif pertengahan bulan,” imbuh Made Arya.
Dia menjelaskan kompor induksi merupakan peralatan memasak berupa kompor yang sistem memasaknya menggunakan induksi listrik. Kompor induksi ini digadang-gadang memiliki sejumlah keunggulan dibanding kompor gas (LPG). Salah satunya dari sisi keamanan. Kompor induksi, kata Made Arya, dapat menghindarkan masyarakat dari insiden tabung gas meledak, karena kompor induksi menggunakan energi listrik.
Dari segi biaya setelah dikalkulasi, penggunaan kompor induksi juga ternyata lebih hemat dibanding kompor gas yang harus membeli gas secara berkala. “Kelebihan kompor induksi aman, bersih, cepat, dapat diatur, efisien, tidak nyetrum,” tambahnya.
Masyarakat, ujarnya, sudah bisa membeli secara mandiri kompor listrik di sejumlah toko-toko peralatan rumah tangga. Dikatakannya pula harga kompor induksi saat ini masih bersaing dengan harga kompor gas pada umumnya.
Made Arya mengakui perlu waktu untuk mensosialisasikan berbagai kelebihan kompor induksi yang akan menjadi kompor masa depan di masyarakat. “Perlu sosialisasi atau edukasi secara berkelanjutan karena masyarakat baru mengenal kompor induksi, waktu adaptasi kebiasaan baru, utensil (peralatan dapur) baru, dan lain-lain terkait kompor induksi,” tandasnya. *cr78
Komentar