Wisatawan Rela Antre Demi Foto Cantik di 'Pintu Gerbang Surga'
Pariwisata Bangkit, Pura Sad Kahyangan Lempuyang di Karangasem ‘Diserbu’ Wisatawan
Awalnya wisatawan yang selfie kemudian memposting fotonya itu di media sosial mereka masing-masing. Tak heran jika kemudian objek tersebut cepat menyebar dan mendunia.
AMLAPURA, NusaBali
Kasus Covid-19 yang kian melandai dan telah dibukanya pariwisata Bali untuk dunia membuat objek-objek wisata favorit di Bali kini diserbu wisatawan, baik wisatawan mancanegara (Wisman) maupun wisatawan domestic (Wisdom). Salah satu yang jadi jujukan para pelancong adalah Pura Penataran Sad Kahyangan Lempuyang di Banjar/Desa Adat Purwayu, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem. Di Pura yang candi bentar-nya mendunia dengan sebutan Gerbang Surga atau The Gates of Heaven ini, wisatawan harus antre demi mendapat giliran pengambilan foto, baik oleh juru foto setempat maupun berfoto sendiri (selfie).
Pantauan NusaBali, Selasa (13/9) ratusan wisatawan mancanegara (Wisman) terlihat antre di jaba Pura Penataran Sad Kahyangan Lempuyang hanya untuk dapat giliran berfoto di candi bentar. Wisman yang dapat giliran selfie hanya mendapat waktu sekitar 5 menit saja.
Bendesa Adat Purwayu yang juga Wakil Ketua I Panitia Pembangunan Pura Sad Kahyangan Lempuyang, I Nyoman Jati menuturkan sejak objek wisata dibuka setelah pandemi melandai, wisatawan mancanegara berdatangan ke Pura Lempuyang. "Untuk sebutan Pintu Surga, wisatawan itu yang memberikan nama, terserah mereka yang memberikan nama. Terpenting wisatawan yang datang mesti tertib dan wajib mengenakan pakaian adat Bali," jelasnya.
Selain itu, wisatawan wanita yang tengah haid dilarang masuk areal pura. Wisatawan yang datang khusus untuk selfie di jaba tengah Pura Penataran Sad Kahyangan Lempuyang, tepatnya di candi bentar dengan latar belakang Gunung Agung dan laut ke arah utara. Bendesa Nyoman Jati sendiri tidak mengetahui awal mulanya hingga jaba Pura Penataran Sad Kahyangan Lempuyang jadi objek wisata selfie, hingga ratusan wisatawan mancanegara berbondong-bondong datang setiap hari.
Di jaba tengah pura terdapat tiga bale panjang untuk tempat wisatawan istirahat menunggu giliran selfie atau berfoto yang diatur dengan menggunakan nomor antrean. Sebenarnya lanjut Nyoman Jati, lokasi favorit berfoto ataupun selfie di jaba tengah ada dua, yakni di candi bentar dan candi gelung. Awalnya wisatawan yang selfie kemudian memposting fotonya itu di media sosial mereka masing-masing. Tak heran jika kemudian objek tersebut cepat menyebar dan mendunia.
Bendesa Nyoman Jati menuturkan wisatawan yang datang ke Objek Wisata Pura Penataran Sad Kahyangan Lempuyang harus parkir di Terminal Kemuda, selanjutnya ada kendaraan khusus (shelter) disediakan pihak Desa Adat Purwayu untuk mengantar naik ke parkir Pura Penataran Sad Kahyangan Lempuyang. Wisatawan wajib membeli tiket dan sewa kain selanjutnya jalan kaki sekitar 200 meter menuju jaba tengah pura.
Pengambilan foto di gerbang (Candi Bentar) ini bisa dibantu oleh juru foto setempat, sehingga mendapatkan foto yang unik dan menarik. Kadang-kadang keindahan gerbang dengan latar belakang Gunung Agung yang sebagian berselimut awan menjadi kelihatan melayang. Oleh sebab itu, spot ini dijuluki sebagai Gerbang Surga atau the Gates of Heaven. Pemandangan yang tak kalah indahnya juga bisa disaksikan pada saat matahari akan tenggelam, bila cuaca cerah. Ini bisa menjadi momen yang tak terlupakan saat wisatawan berlibur di Bali.
Dilansir dari sejumlah sumber, menurut lontar Markandeya Purana, pura yang juga dianggap sebagai penjaga penjuru arah timur Pulau Bali ini didirikan oleh Rsi Markandeya sekitar abad ke-8 Masehi. Di kompleks Pura Lempuyang ini terdapat beberapa pura mulai dari jalur bawah hingga puncak yang dikenal dengan Pura Lempuyang Luhur. Dua di antaranya adalah
Lempuyang Madya atau Penataran Agung yang menjadi favorit wisatawan dengan Gerbang Surganya atau the Gates of Heaven dengan latar belakang Gunung Agung. Kemudian Lempuyang Luhur, untuk mencapai kawasan ini pengunjung atau pemedek harus menapaki sekitar 1.800 anak tangga. Pura Lempuyang Luhur ini terletak di Puncak Bukit Bisbis yang juga dikenal dengan Gunung Lempuyang. Pujawali di Pura Sad Kahyangan Lempuyang jatuh pada Wraspati Umanis Dungulan. *k16
Pantauan NusaBali, Selasa (13/9) ratusan wisatawan mancanegara (Wisman) terlihat antre di jaba Pura Penataran Sad Kahyangan Lempuyang hanya untuk dapat giliran berfoto di candi bentar. Wisman yang dapat giliran selfie hanya mendapat waktu sekitar 5 menit saja.
Bendesa Adat Purwayu yang juga Wakil Ketua I Panitia Pembangunan Pura Sad Kahyangan Lempuyang, I Nyoman Jati menuturkan sejak objek wisata dibuka setelah pandemi melandai, wisatawan mancanegara berdatangan ke Pura Lempuyang. "Untuk sebutan Pintu Surga, wisatawan itu yang memberikan nama, terserah mereka yang memberikan nama. Terpenting wisatawan yang datang mesti tertib dan wajib mengenakan pakaian adat Bali," jelasnya.
Selain itu, wisatawan wanita yang tengah haid dilarang masuk areal pura. Wisatawan yang datang khusus untuk selfie di jaba tengah Pura Penataran Sad Kahyangan Lempuyang, tepatnya di candi bentar dengan latar belakang Gunung Agung dan laut ke arah utara. Bendesa Nyoman Jati sendiri tidak mengetahui awal mulanya hingga jaba Pura Penataran Sad Kahyangan Lempuyang jadi objek wisata selfie, hingga ratusan wisatawan mancanegara berbondong-bondong datang setiap hari.
Di jaba tengah pura terdapat tiga bale panjang untuk tempat wisatawan istirahat menunggu giliran selfie atau berfoto yang diatur dengan menggunakan nomor antrean. Sebenarnya lanjut Nyoman Jati, lokasi favorit berfoto ataupun selfie di jaba tengah ada dua, yakni di candi bentar dan candi gelung. Awalnya wisatawan yang selfie kemudian memposting fotonya itu di media sosial mereka masing-masing. Tak heran jika kemudian objek tersebut cepat menyebar dan mendunia.
Bendesa Nyoman Jati menuturkan wisatawan yang datang ke Objek Wisata Pura Penataran Sad Kahyangan Lempuyang harus parkir di Terminal Kemuda, selanjutnya ada kendaraan khusus (shelter) disediakan pihak Desa Adat Purwayu untuk mengantar naik ke parkir Pura Penataran Sad Kahyangan Lempuyang. Wisatawan wajib membeli tiket dan sewa kain selanjutnya jalan kaki sekitar 200 meter menuju jaba tengah pura.
Pengambilan foto di gerbang (Candi Bentar) ini bisa dibantu oleh juru foto setempat, sehingga mendapatkan foto yang unik dan menarik. Kadang-kadang keindahan gerbang dengan latar belakang Gunung Agung yang sebagian berselimut awan menjadi kelihatan melayang. Oleh sebab itu, spot ini dijuluki sebagai Gerbang Surga atau the Gates of Heaven. Pemandangan yang tak kalah indahnya juga bisa disaksikan pada saat matahari akan tenggelam, bila cuaca cerah. Ini bisa menjadi momen yang tak terlupakan saat wisatawan berlibur di Bali.
Dilansir dari sejumlah sumber, menurut lontar Markandeya Purana, pura yang juga dianggap sebagai penjaga penjuru arah timur Pulau Bali ini didirikan oleh Rsi Markandeya sekitar abad ke-8 Masehi. Di kompleks Pura Lempuyang ini terdapat beberapa pura mulai dari jalur bawah hingga puncak yang dikenal dengan Pura Lempuyang Luhur. Dua di antaranya adalah
Lempuyang Madya atau Penataran Agung yang menjadi favorit wisatawan dengan Gerbang Surganya atau the Gates of Heaven dengan latar belakang Gunung Agung. Kemudian Lempuyang Luhur, untuk mencapai kawasan ini pengunjung atau pemedek harus menapaki sekitar 1.800 anak tangga. Pura Lempuyang Luhur ini terletak di Puncak Bukit Bisbis yang juga dikenal dengan Gunung Lempuyang. Pujawali di Pura Sad Kahyangan Lempuyang jatuh pada Wraspati Umanis Dungulan. *k16
1
Komentar