Jokowi : Beda Suku, Agama, Bukan Penghalang untuk Bersatu
Presiden Joko Widodo menghadiri Dharmasanti Nasional perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1939 di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (22/4).
Dharmasanti Nasional Perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1939
JAKARTA, NusaBali
Pada kesempatan itu, Jokowi menyampaikan soal pentingnya menjaga persatuan. Dalam sambutannya presiden menekankan agar masyarakat Indonesia mengikat tali persatuan antara sesama guna menyongsong bangsa yang gemilang.
“Semua tidak bisa diseragamkan. Keragaman tidak bisa dilenyapkan. Justru keragaman, perlu diikat oleh tali-tali persaudaraan, tali-tali kebersamaan, dan tali-tali persatuan Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia patut bersyukur memiliki Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden mengatakan, Pancasila adalah falsafah hidup bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika merupakan pilar kebangsaan yang kokoh untuk menjaga dan merawat Indonesia yang majemuk ini. Oleh karena itu, perbedaan latar belakang suku, agama, serta budaya bukan penghalang bagi kita untuk bersatu.
“Bukan pula penghalang bagi kita untuk hidup dalam keharmonisan dan membangun solidaritas sosial yang kokoh. Untuk itu, mari berpegang kepada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika agar kita bersatu, maju, dan sejahtera bersama menyongsong bangsa yang gemilang,” tandasnya.
“Selamat Hari Nyepi Tahun Saka 1939, semoga Sang Hyang Widi Wasa memberi kesejahteraan bagi kita semua,” ujar Jokowi.
Ketua Umum Parisadha Hindu Dharma Indonesia (Ketum PHDI) Pusat Wisnu Bawa Tenaya mengatakan, negara Indonesia dibangun di atas berbagai perbedaan baik suku, bahasa, adat istiadat, dan agama. “Untuk itu, mari kita resapi, hayati, dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Wisnu Bawa Tenaya.
Relasi sosial dan kohesi sosial perlu terus menerus dibangun dan ditumbuhkembangkan untuk memperkuat toleransi, sekaligus meningkatkan penerimaan dan penghargaan atas kebhinnekaan yang merupakan anugerah dari Tuhan kepada bangsa Indonesia. Toleransi dan penghargaan tersebut, kata Wisnu Bawa Tenaya, akan menjamin tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Mantan Ketum PHDI Pusat Sang Nyoman Suwisma menambahkan, keberagaman di tanah air tidak membuat Indonesia terpecah belah. Justru menggambarkan Indonesia berbhinneka tunggal ika “Masyarakat Indonesia memang beda, tapi itu bukan menjadi alat pemecah belah,” tegasnya
Sementara Ketua Umum Panitia Dharmasanti Nasional perayaan Nyepi Tahun Saka 1939 Irjen Ketut Untung Yoga Ana menuturkan, agama Hindu memiliki ajaran sangat luas dan universal. Antara lain, Vasudhaiva Kutumbakam yang memiliki makna, kita semua bersaudara.
“Menyadari hakikat dari persaudaraan, sesungguhnya kita perlu bersama-sama membangun kekuatan dalam menjaga keutuhan NKRI. Sejalan dengan itu, kami mengusung tema Dharmasanti Nasional bertajuk ‘Jadikanlah Catur Brata Penyepian Memperkuat Toleransi Kebinekaan Berbangsa dan Bernegara demi Keutuhan NKRI’,” papar Untung Yoga Ana.
Untung Yoga Ana mengatakan, sebelum pelaksanaan Dharmasanti Nasional, umat Hindu di tanah air telah melakukan berbagai kegiatan. Mulai dari bakti sosial dengan memberikan pengobatan gratis, donor darah, penyuluhan narkoba, melakukan doa pertiwi, melaksanakan yoga massal di Jakarta dengan peserta mencapai 1.500 orang.
Kemudian mengadakan siaran di media-media televisi untuk menyerukan pentingnya perdamaian dan membangun tolerasni. Seruan itu juga mereka sampaikan lewat spanduk dan poster dengan menekankan pada tiga ajaran Tri Hita Karana. Tak ketinggalan, mereka melakukan upacara melasti, upacara Tawur Agung nasional di candi Prambanan dan di daerah masing-masing sebelum Nyepi.
Selain presiden, hadir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono. Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama (Kemenag) Ketut Widnya serta mantan Dirjen Bimas Hindu Kemenag Ida Bagus Ida Gde Yudha Triguna. Hadir pula Panglima Kodam Jaya Mayjen Jaswandi dan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suntana. * k22
JAKARTA, NusaBali
Pada kesempatan itu, Jokowi menyampaikan soal pentingnya menjaga persatuan. Dalam sambutannya presiden menekankan agar masyarakat Indonesia mengikat tali persatuan antara sesama guna menyongsong bangsa yang gemilang.
“Semua tidak bisa diseragamkan. Keragaman tidak bisa dilenyapkan. Justru keragaman, perlu diikat oleh tali-tali persaudaraan, tali-tali kebersamaan, dan tali-tali persatuan Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia patut bersyukur memiliki Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden mengatakan, Pancasila adalah falsafah hidup bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika merupakan pilar kebangsaan yang kokoh untuk menjaga dan merawat Indonesia yang majemuk ini. Oleh karena itu, perbedaan latar belakang suku, agama, serta budaya bukan penghalang bagi kita untuk bersatu.
“Bukan pula penghalang bagi kita untuk hidup dalam keharmonisan dan membangun solidaritas sosial yang kokoh. Untuk itu, mari berpegang kepada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika agar kita bersatu, maju, dan sejahtera bersama menyongsong bangsa yang gemilang,” tandasnya.
“Selamat Hari Nyepi Tahun Saka 1939, semoga Sang Hyang Widi Wasa memberi kesejahteraan bagi kita semua,” ujar Jokowi.
Ketua Umum Parisadha Hindu Dharma Indonesia (Ketum PHDI) Pusat Wisnu Bawa Tenaya mengatakan, negara Indonesia dibangun di atas berbagai perbedaan baik suku, bahasa, adat istiadat, dan agama. “Untuk itu, mari kita resapi, hayati, dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Wisnu Bawa Tenaya.
Relasi sosial dan kohesi sosial perlu terus menerus dibangun dan ditumbuhkembangkan untuk memperkuat toleransi, sekaligus meningkatkan penerimaan dan penghargaan atas kebhinnekaan yang merupakan anugerah dari Tuhan kepada bangsa Indonesia. Toleransi dan penghargaan tersebut, kata Wisnu Bawa Tenaya, akan menjamin tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Mantan Ketum PHDI Pusat Sang Nyoman Suwisma menambahkan, keberagaman di tanah air tidak membuat Indonesia terpecah belah. Justru menggambarkan Indonesia berbhinneka tunggal ika “Masyarakat Indonesia memang beda, tapi itu bukan menjadi alat pemecah belah,” tegasnya
Sementara Ketua Umum Panitia Dharmasanti Nasional perayaan Nyepi Tahun Saka 1939 Irjen Ketut Untung Yoga Ana menuturkan, agama Hindu memiliki ajaran sangat luas dan universal. Antara lain, Vasudhaiva Kutumbakam yang memiliki makna, kita semua bersaudara.
“Menyadari hakikat dari persaudaraan, sesungguhnya kita perlu bersama-sama membangun kekuatan dalam menjaga keutuhan NKRI. Sejalan dengan itu, kami mengusung tema Dharmasanti Nasional bertajuk ‘Jadikanlah Catur Brata Penyepian Memperkuat Toleransi Kebinekaan Berbangsa dan Bernegara demi Keutuhan NKRI’,” papar Untung Yoga Ana.
Untung Yoga Ana mengatakan, sebelum pelaksanaan Dharmasanti Nasional, umat Hindu di tanah air telah melakukan berbagai kegiatan. Mulai dari bakti sosial dengan memberikan pengobatan gratis, donor darah, penyuluhan narkoba, melakukan doa pertiwi, melaksanakan yoga massal di Jakarta dengan peserta mencapai 1.500 orang.
Kemudian mengadakan siaran di media-media televisi untuk menyerukan pentingnya perdamaian dan membangun tolerasni. Seruan itu juga mereka sampaikan lewat spanduk dan poster dengan menekankan pada tiga ajaran Tri Hita Karana. Tak ketinggalan, mereka melakukan upacara melasti, upacara Tawur Agung nasional di candi Prambanan dan di daerah masing-masing sebelum Nyepi.
Selain presiden, hadir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono. Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama (Kemenag) Ketut Widnya serta mantan Dirjen Bimas Hindu Kemenag Ida Bagus Ida Gde Yudha Triguna. Hadir pula Panglima Kodam Jaya Mayjen Jaswandi dan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suntana. * k22
Komentar