Cok Ace Minta Penurunan Angka Stunting Jadi Salah Satu Prioritas Pembangunan
Posyandu Perlu Dioptimalkan
DENPASAR, NusaBali
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Bali membuka secara resmi Rapat Koordinasi dan Evaluasi Percepatan Penurunan Stunting Semester I Tahun 2022 di Ruang Praja Sabha Kantor Gubernur Bali, Rabu (14/9).
Mengawali sambutannya, Wagub Bali menyampaikan bahwasannya stunting yang merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal dan berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 prevalensi stunting di Provinsi Bali sebesar 21,7 persen sedangkan hasil studi status gizi Indonesia 2021 prevalensi stunting di Provinsi Bali sebesar 10,9 persen.
Provinsi Bali merupakan provinsi dengan prevalensi stunting terendah secara nasional. Prevalensi stunting tertinggi Provinsi Bali berada di Kabupaten Karangasem sebesar 22,9 persen dan terendah di Kabupaten Gianyar 5,1 persen. Di Tahun 2022, Provinsi Bali menargetkan penurunan stunting di angka 9,28 persen dan di tahun 2024 target prevalensi stunting balita sebesar 6,15 persen.
"Untuk itu diperlukan kerjasama, komitmen dan sinergitas semua pemangku kepentingan untuk menurunkan angka stunting dan menjadikan percepatan penurunan angka stunting sebagai salah satu prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan baik di tingkat provinsi hingga tingkat desa," tegas Wagub Cok Ace.
Wagub Bali menambahkan pentingnya optimalisasi posyandu untuk mendeteksi dini permasalahan gizi dan memantau pertumbuhan dan perkembangan balita khususnya di 1.000 hari pertama kehidupan yang dimulai dari ibu hamil sampai anak berusia dua tahun.
Optimalisasi pelaksanaan posyandu membutuhkan dukungan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat agar mengajak balitanya rutin ke posyandu setiap bulan sebagai bentuk upaya deteksi dini permasalahan gizi.
"Terlebih baru 40 persen data yang masuk ke posyandu sehingga kita sangat minim akan data di lapangan, untuk itu sinergitas semua komponen sangat diperlukan dalam menghimpun data di lapangan serta menentukan langkah serta kebijakan selanjutnya yang disesuaikan dengan kondisi masing masing wilayah," kata Wagub.
Orang nomor dua di Bali ini berharap kepada seluruh pemangku kepentingan untuk mengoptimalkan mobilisasi sumber daya, menguatkan koordinasi, pemantauan, serta evaluasi. Komitmen yang kuat sangat penting untuk memastikan sinergitas seluruh pelaksana hadir dan melakukan sinkronisasi dalam melaksanakan upaya terbaiknya untuk percepatan penurunan stunting di Provinsi Bali.
Di akhir arahannya, Wagub Cok Ace menginstruksikan kepada Kepala OPD dan lintas sektor terkait untuk dapat memastikan dan mensinergikan berbagai sumber daya yang ada sehingga setiap intervensi dapat sampai ke seluruh sasaran yang meliputi remaja, calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-59 bulan.
Rapat koordinasi ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan I Nyoman Gede Anom, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Bali Putu Anom Agustina, perwakilan dari BKKBN Provinsi Bali, OPD terkait di lingkungan Pemprov Bali, serta Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Bali serta Kabupaten/Kota se-Bali. *cr78
Komentar