Prof Duija Jabat Dirjen Bimas Hindu
Janji Aspiratif Terhadap Nilai Kearifan Lokal Nusantara
Anggota Komite III DPD RI AA Gde Agung meminta Dirjen Hindu yang baru memperjuangkan anggaran pendidikan demi penguatan SDM Hindu Indonesia.
JAKARTA, NusaBali
Prof Dr Drs I Nengah Duija MSi resmi menjabat Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI. Pelantikan Prof Duija yang Guru Besar Universitas Hindu Negeri (UHN) Bagus Sugriwa Denpasar ini dilakukan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di Auditorium HM Rasyidi, Gedung Kementerian Agama RI, Jumat (16/9). Saat pelantikan pria kelahiran Bangli, 31 Desember 1967 ini didampingi sang istri Ni Luh Yeni Rosani. Dalam keterangannya Prof Duija menyatakan akan membangun dan memajukan umat Hindu Nusantara. Dia pun berjanji akan aspiratif terhadap nilai-nilai kearifan lokal.
"Jabatan Dirjen adalah sebuah amanah yang sejatinya semua komponen umat Hindu harus bersatu dengan semangat yang sama dalam membangun dan memajukan Hindu Nusantara" imbuh Prof Nengah Duija dalam keterangannya, Jumat kemarin.
Menurutnya, membangun Hindu di seluruh Nusantara dengan aspiratif terhadap nilai-nilai kearifan lokal secara adil tanpa diskriminasi dan perbedaan menjadi salah satu visi dan misi Nengah Duija sebagai Dirjen Bimas Hindu. Kemudian, melaksanakan kajian terhadap situasi sosial yang berkembang dalam proses pengambilan keputusan.
Lalu memiliki big data yang transparan dan bisa diakses oleh umat Hindu di seluruh Indonesia, serta pembenahan tata kelola organisasi yang sehat. Usai dilantik anak dari pasangan I Wayan Tatag dan Ni Ketut Sukerti ini langsung melakukan persembahyangan ke Pura Parahyangan Agung Jagatkartta, Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
"Saya di Gunung Salak untuk sembahyang," ucap Nengah Duija singkat saat dihubungi usai pelantikan kemarin. Nengah Duija sendiri mengawali karier sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 24 Juni 2002. Dia resmi menjadi PNS 24 Juni 2003. Sejumlah jabatan pernah dipegang Nengah Duija. Antara lain, Sekretaris Direktur Program Pascasarjana IHDN Denpasar. Lalu Direktur Program Pascasarjana dan Rektor IHDN Denpasar yang kini menjadi Universitas Hindu Negeri (UHN) Bagus Sugriwa Denpasar.
Selain Nengah Duija, Menag Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut kemarin juga melantik pejabat eselon satu lainnya, yakni Faisal menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag, Jeane Marie Tulung menjadi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Supriyadi menjadi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha dan Suyitno menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan.
Kepada pejabat yang dilantik Menag Gus Yaqut berpesan dan menekankan agar memegang teguh sumpah jabatan yang baru saja diucapkan. Apalagi, mereka terpilih melalui sejumlah tahapan sehingga tidak mudah menempati posisi tersebut. "Saudara-saudara dipromosikan dan terpilih setelah melalui serangkaian tahapan seleksi, uji kompetensi dan penilaian akhir yang melibatkan unsur eksternal di luar Kementerian Agama sehingga keputusan yang ditetapkan lebih objektif, transparan serta dapat dipertanggungjawabkan," kata Menag seperti dilansir dari www.kemenag.go.id.
Untuk itu, Menag meminta mereka bekerja dengan penuh dedikasi dan menjadi teladan bagi lingkungan kerja dan masyarakat. Menag juga minta jajarannya untuk menghindari segala perbuatan dan tingkah laku yang bertentangan dengan aturan hukum, ajaran agama dan nilai-nilai moral. "Jaga integritas serta nama baik pribadi dan institusi dalam setiap langkah saudara-saudara. Sebagai pejabat dan Aparatur Sipil Negara, kita harus bisa menempatkan kepentingan untuk menjaga kesatuan negara dan bangsa serta kerukunan antarumat beragama di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan," terang Menag.
Dalam catatan NusaBali, Prof Duija dua kali mengikuti seleksi calon Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI. Pertama pada tahun 2000 lalu.
Saat itu dia bersaing dalam tiga besar dengan Prof Dr Ida Bagus Raka Suardana SE MM (Guru Besar Undiknas Den¬pa¬sar), dan Dr Tri Handoko Seto SSi MSc (Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT). Saat itu yang terpilih sebagai Dirjen Bimas Hindu adalah Dr Tri Handoko Seto. Namun pada Desember 2021, Dirjen Bimas Hindu Tri Handoko Seto mendadak dicopot dari jabatannya oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Setelah pencopotan itu Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Provinsi Bali Dr Komang Sri Marheni SAg MSi ditugasi rangkap jabatan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bimas Hindu. Kedua kalinya Prof Duija mengikuti seleksi jabatan Dirjen Bimas Hindu kembali digelar di tahun 2022 ini. Dalam seleksi ini Panitia Seleksi (Pansel) Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Agama memilih tiga nama calon Dirjen Bimas Hindu, yakni Prof Dr I Nengah Duija MSi (mantan Rektor IHDN Denpasar (kini UHN IGB Sugriwa) periode 2013-2017), Prof Dr I Nyoman Sueca SAg MPd (guru besar UHN IGB Sugriwa), dan Prof Dr I Nyoman Yoga Segara SAg MHum (Guru Besar Antropologi UHN Bagus Sugriwa). Ketiga nama ini kemudian diajukan ke Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan akhirnya yang terpilih sebagai Dirjen Bimas Hindu, yakni Prof Duija.
Terpisah Anggota Komite III DPD RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Bali yang antara lain membidangi agama, yakni AA Gde Agung sangat mengapresiasi keputusan Presiden Jokowi yang telah menetapkan Dirjen Bimas Hindu secara definitif. Begitupula dengan Menag Yaqut Cholil Qoumas dan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid yang telah melantik Dirjen Bimas Hindu.
"Saya sangat mengapresiasi telah ditetapkannya Dirjen Bimas Hindu secara definif," ujar Gde Agung kepada NusaBali, Jumat kemarin. Hal itu pun, sesuai dengan usulan AA Gde Agung pada Rapat Kerja Komite III DPD RI dengan Kementerian Agama yang dihadiri Wamen Zainut Tauhid pada Selasa (13/9) lalu di Gedung B DPD RI, Kompleks Parlemen.
Saat itu Bupati Badung dua periode (2005-2010 dan 2010-2015) ini meminta agar Kementerian Agama secepatnya menetapkan Dirjen Bimas Hindu secara definif. Penyataan Gde Agung kala itu, langsung mendapat respon Wamenag Zainut Taudid.
"Semua tergantung presiden. Semoga bisa segera. Ikan sepat, ikan gabus. Makin cepat, makin bagus," ucap Wamenag saat itu. Kini Dirjen Bimas Hindu telah dijabat Prof Nengah Duija. Dia pun berharap Dirjen Bimas Hindu yang baru dapat mengayomi umat Hindu di nusantara. Memperjuangkan anggaran, terutama berkaitan dengan pendidikan baik dari pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi demi penguatan sumber daya manusia (SDM) Hindu di seluruh Indonesia. "Ini harus menjadi prioritas," tegas Gde Agung.
Kemudian anggaran untuk kerukunan umat beragama dan sarana prasarana ibadah umat Hindu. Selain itu, Dirjen Bimas Hindu yang baru harus berlaku arif dan bijaksana dalam mengambil kebijakan dan keputusan sehingga tidak hanya berdasarkan kedekatan. Tak ketinggalan memperhatikan Bali yang mayoritasnya adalah penganut agama Hindu. Oleh karena itu, persoalan yang berkembang terkait teologi Hindu di Bali saat ini perlu mendapat perhatian pula agar teologi tersebut betul-betul dapat dipahami dan diterapkan.
Selanjutnya Dirjen Bimas Hindu bisa membuka diri kepada semua komponen masyarakat, termasuk dengan DPR dan DPD RI. "Agar dapat bersinergi, saling mendukung dan membantu untuk meningkatkan SDM Hindu di nusantara. Lantaran kelemahan kita di SDM. Untuk itu, perlu digarap dengan bersinergi bersama lembaga-lembaga terkait," ungkap Panglingsir Puri Ageng Mengwi ini. *k22
"Jabatan Dirjen adalah sebuah amanah yang sejatinya semua komponen umat Hindu harus bersatu dengan semangat yang sama dalam membangun dan memajukan Hindu Nusantara" imbuh Prof Nengah Duija dalam keterangannya, Jumat kemarin.
Menurutnya, membangun Hindu di seluruh Nusantara dengan aspiratif terhadap nilai-nilai kearifan lokal secara adil tanpa diskriminasi dan perbedaan menjadi salah satu visi dan misi Nengah Duija sebagai Dirjen Bimas Hindu. Kemudian, melaksanakan kajian terhadap situasi sosial yang berkembang dalam proses pengambilan keputusan.
Lalu memiliki big data yang transparan dan bisa diakses oleh umat Hindu di seluruh Indonesia, serta pembenahan tata kelola organisasi yang sehat. Usai dilantik anak dari pasangan I Wayan Tatag dan Ni Ketut Sukerti ini langsung melakukan persembahyangan ke Pura Parahyangan Agung Jagatkartta, Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
"Saya di Gunung Salak untuk sembahyang," ucap Nengah Duija singkat saat dihubungi usai pelantikan kemarin. Nengah Duija sendiri mengawali karier sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 24 Juni 2002. Dia resmi menjadi PNS 24 Juni 2003. Sejumlah jabatan pernah dipegang Nengah Duija. Antara lain, Sekretaris Direktur Program Pascasarjana IHDN Denpasar. Lalu Direktur Program Pascasarjana dan Rektor IHDN Denpasar yang kini menjadi Universitas Hindu Negeri (UHN) Bagus Sugriwa Denpasar.
Selain Nengah Duija, Menag Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut kemarin juga melantik pejabat eselon satu lainnya, yakni Faisal menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag, Jeane Marie Tulung menjadi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Supriyadi menjadi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha dan Suyitno menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan.
Kepada pejabat yang dilantik Menag Gus Yaqut berpesan dan menekankan agar memegang teguh sumpah jabatan yang baru saja diucapkan. Apalagi, mereka terpilih melalui sejumlah tahapan sehingga tidak mudah menempati posisi tersebut. "Saudara-saudara dipromosikan dan terpilih setelah melalui serangkaian tahapan seleksi, uji kompetensi dan penilaian akhir yang melibatkan unsur eksternal di luar Kementerian Agama sehingga keputusan yang ditetapkan lebih objektif, transparan serta dapat dipertanggungjawabkan," kata Menag seperti dilansir dari www.kemenag.go.id.
Untuk itu, Menag meminta mereka bekerja dengan penuh dedikasi dan menjadi teladan bagi lingkungan kerja dan masyarakat. Menag juga minta jajarannya untuk menghindari segala perbuatan dan tingkah laku yang bertentangan dengan aturan hukum, ajaran agama dan nilai-nilai moral. "Jaga integritas serta nama baik pribadi dan institusi dalam setiap langkah saudara-saudara. Sebagai pejabat dan Aparatur Sipil Negara, kita harus bisa menempatkan kepentingan untuk menjaga kesatuan negara dan bangsa serta kerukunan antarumat beragama di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan," terang Menag.
Dalam catatan NusaBali, Prof Duija dua kali mengikuti seleksi calon Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI. Pertama pada tahun 2000 lalu.
Saat itu dia bersaing dalam tiga besar dengan Prof Dr Ida Bagus Raka Suardana SE MM (Guru Besar Undiknas Den¬pa¬sar), dan Dr Tri Handoko Seto SSi MSc (Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT). Saat itu yang terpilih sebagai Dirjen Bimas Hindu adalah Dr Tri Handoko Seto. Namun pada Desember 2021, Dirjen Bimas Hindu Tri Handoko Seto mendadak dicopot dari jabatannya oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Setelah pencopotan itu Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Provinsi Bali Dr Komang Sri Marheni SAg MSi ditugasi rangkap jabatan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bimas Hindu. Kedua kalinya Prof Duija mengikuti seleksi jabatan Dirjen Bimas Hindu kembali digelar di tahun 2022 ini. Dalam seleksi ini Panitia Seleksi (Pansel) Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Agama memilih tiga nama calon Dirjen Bimas Hindu, yakni Prof Dr I Nengah Duija MSi (mantan Rektor IHDN Denpasar (kini UHN IGB Sugriwa) periode 2013-2017), Prof Dr I Nyoman Sueca SAg MPd (guru besar UHN IGB Sugriwa), dan Prof Dr I Nyoman Yoga Segara SAg MHum (Guru Besar Antropologi UHN Bagus Sugriwa). Ketiga nama ini kemudian diajukan ke Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan akhirnya yang terpilih sebagai Dirjen Bimas Hindu, yakni Prof Duija.
Terpisah Anggota Komite III DPD RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Bali yang antara lain membidangi agama, yakni AA Gde Agung sangat mengapresiasi keputusan Presiden Jokowi yang telah menetapkan Dirjen Bimas Hindu secara definitif. Begitupula dengan Menag Yaqut Cholil Qoumas dan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid yang telah melantik Dirjen Bimas Hindu.
"Saya sangat mengapresiasi telah ditetapkannya Dirjen Bimas Hindu secara definif," ujar Gde Agung kepada NusaBali, Jumat kemarin. Hal itu pun, sesuai dengan usulan AA Gde Agung pada Rapat Kerja Komite III DPD RI dengan Kementerian Agama yang dihadiri Wamen Zainut Tauhid pada Selasa (13/9) lalu di Gedung B DPD RI, Kompleks Parlemen.
Saat itu Bupati Badung dua periode (2005-2010 dan 2010-2015) ini meminta agar Kementerian Agama secepatnya menetapkan Dirjen Bimas Hindu secara definif. Penyataan Gde Agung kala itu, langsung mendapat respon Wamenag Zainut Taudid.
"Semua tergantung presiden. Semoga bisa segera. Ikan sepat, ikan gabus. Makin cepat, makin bagus," ucap Wamenag saat itu. Kini Dirjen Bimas Hindu telah dijabat Prof Nengah Duija. Dia pun berharap Dirjen Bimas Hindu yang baru dapat mengayomi umat Hindu di nusantara. Memperjuangkan anggaran, terutama berkaitan dengan pendidikan baik dari pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi demi penguatan sumber daya manusia (SDM) Hindu di seluruh Indonesia. "Ini harus menjadi prioritas," tegas Gde Agung.
Kemudian anggaran untuk kerukunan umat beragama dan sarana prasarana ibadah umat Hindu. Selain itu, Dirjen Bimas Hindu yang baru harus berlaku arif dan bijaksana dalam mengambil kebijakan dan keputusan sehingga tidak hanya berdasarkan kedekatan. Tak ketinggalan memperhatikan Bali yang mayoritasnya adalah penganut agama Hindu. Oleh karena itu, persoalan yang berkembang terkait teologi Hindu di Bali saat ini perlu mendapat perhatian pula agar teologi tersebut betul-betul dapat dipahami dan diterapkan.
Selanjutnya Dirjen Bimas Hindu bisa membuka diri kepada semua komponen masyarakat, termasuk dengan DPR dan DPD RI. "Agar dapat bersinergi, saling mendukung dan membantu untuk meningkatkan SDM Hindu di nusantara. Lantaran kelemahan kita di SDM. Untuk itu, perlu digarap dengan bersinergi bersama lembaga-lembaga terkait," ungkap Panglingsir Puri Ageng Mengwi ini. *k22
1
Komentar