Perlindungan dari Kunyit
KUNYIT tak hanya menambahkan warna dan rasa pada makanan, tapi juga mengandung banyak nutrisi.
Curcuma longa ini bahkan mengandung senyawa aktif kurkuminoid yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Sebuah tinjauan yang diterbitkan dalam AAPS Journal pada Januari 2013 seperti dilansir dari kompas.com, menyatakan, kurkumin memiliki efek hipoglikemik, antioksidan, antimikroba, dan antiinflamasi. Dalam uji klinis, berbagai kandungan tersebut terbukti efektif dalam pengobatan tukak lambung, psoriasis, vitiligo, diabetes, aterosklerosis, penyakit radang usus, hingga kanker.
Penelitian lain juga menemukan, kurkumin di dalam kunyit dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dan mengatasi masalah pada ginjal.
Seperti dikutip dari Live Strong, kurkumin dapat menunda perkembangan penyakit ginjal kronis, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini. Uji klinis kecil yang dipublikasikan dalam Journal of Renal Nutrition pada Januari 2012 memberikan kurkumin pada 24 pasien dengan lupus nephritis, atau peradangan ginjal yang disebabkan oleh lupus. Hasilnya pun menunjukkan, kurkumin dapat mengurangi tekanan darah sistolik, kelebihan protein dalam urine, dan hematuria (darah dalam urine) hanya dalam waktu tiga bulan pengobatan.
Selain itu, menurut ulasan Desember 2016 dalam Journal of Renal Endocrinology, rempah-rempah ini diketahui mampu menurunkan penanda inflamasi tertentu pada pasien hemodialisis, meningkatkan lipid darah, dan mengurangi risiko penyakit ginjal yang lebih parah. Para peneliti pun mengaitkan manfaat kesehatan potensial ini dengan efek antioksidan dan antiinflamasi. Namun, sekali lagi, masih diperlukan lebih banyak penelitian berskala besar untuk mengevaluasi efektivitasnya.
Kunyit umumnya aman pada individu yang sehat bila digunakan dalam dosis kecil. Tetapi, hal itu dapat menyebabkan reaksi merugikan pada beberapa orang. Pusat Nasional untuk Kesehatan Pelengkap dan Integratif dilansir kompas.com, memperingatkan agar tidak menggunakan kunyit dalam dosis tinggi atau untuk waktu lama karena dapat memicu masalah pencernaan. Sembelit, diare, mual, muntah, asam lambung, dan sakit perut adalah efek samping yang umumnya terjadi.
Kunyit juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu seperti obat antikanker dan imunosupresan. Sebuah laporan kasus yang diterbitkan dalam jurnal Transplantation Proceedings edisi Januari – Februari 2017 menguraikan interaksi antara kunyit dan tacrolimus, obat imunosupresan. Seorang pria berusia 56 tahun dengan riwayat transplantasi hati berakhir di unit gawat darurat (UGD) setelah minum obat ini bersama dengan kunyit dosis tinggi. Ada pun gejalanya termasuk kadar kreatinin tinggi dan edema (penumpukan cairan dalam tubuh).
Laporan kasus lain yang diterbitkan di Nefrologia pada edisi November-Desember 2018 menunjukkan, kunyit mungkin tidak aman untuk pasien dialisis ketika digunakan dalam jumlah besar. Seorang wanita berusia 63 tahun yang menjalani dialisis mengalami hematoma dan mengalami episode perdarahan spontan setelah mengonsumsi 3-5 gram infus kunyit selama beberapa hari.
Seperti yang dicatat para peneliti, rempah-rempah ini mungkin memiliki efek antikoagulan dan meningkatkan risiko perdarahan. Lalu, menurut Memorial Sloan Kettering Cancer Center, kunyit juga mungkin tidak aman untuk orang dengan gangguan pencernaan atau berisiko terkena batu ginjal. Jadi, sebelum menambahkan suplemen atau mengonsumsi tanaman herbal lainnya pastikan untuk berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter apakah itu aman dikonsumsi atau tidak bagi tubuh.
Dilansir dari laman Prevention, dalam kompas.com, berikut adalah 10 manfaat kunyit untuk kesehatan :
1. Kunyit membantu daya ingat. Penelitian yang dilakukan pada populasi Asia pada 2006 menemukan orang yang makan lebih banyak kari mendapat skor lebih tinggi pada tes fungsi kognitif (tes mengukur daya ingat, rentang perhatian, dan lainnya) daripada mereka yang tidak makan banyak rempah-rempah. Para ilmuwan menandai manfaat ini dengan kunyit, yang merupakan bagian utama dari kari yang menjadi makanan Asia. Temuan terbaru juga menunjukkan manfaat yang berhubungan dengan otak. Misalnya, sebuah studi 2018 terhadap orang-orang berusia 51 hingga 84 tahun menemukan mereka yang mengonsumsi suplemen kurkumin 90 mg dua kali sehari selama 18 bulan mengalami peningkatan daya ingat dibandingkan mereka yang mengonsumsi plasebo. Studi ini kecil, tetapi para peneliti berteori efek antiinflamasi kurkumin dapat melindungi otak dari penyakit yang berhubungan dengan daya ingat. Kendati demikian, studi lebih lanjut akan diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini.
2. Kunyit melindungi jantung. Menurut ulasan tahun 2017 dalam jurnal Pharmacological Research, antioksidan dan senyawa antiinflamasi kurkumin dapat membantu melindungi terhadap kondisi jantung tertentu. Ini termasuk kardiomiopati diabetik (penyakit otot jantung), aritmia (detak jantung tidak teratur), dan banyak lagi.
3. Kunyit melawan kanker tertentu. Sebuah tinjauan 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Molecules dilansir kompas.com, menyimpulkan kurkumin mungkin memiliki potensi untuk melawan kanker tertentu. Sejauh ini, sebagian besar penelitian telah dilakukan dalam studi in vitro. Namun, penulis ulasan juga mencatat kurkumin terbukti mencegah atau memperlambat aktivitas sel tumor tertentu, termasuk kanker kulit, kanker pencernaan, dan banyak lagi. Tentu saja, lebih banyak penelitian akan diperlukan untuk menentukan manfaat kunyit pada berbagai jenis kanker.
4. Kunyit meredakan nyeri osteoartritis. Menurut Arthritis Foundation, osteoartritis adalah penyebab kecacatan paling umum di Amerika Serikat dan memengaruhi hingga sekitar 30,8 juta orang. Sebuah tinjauan penelitian 2016 menemukan mengonsumsi kurkumin selama 4 minggu dapat membantu meringankan nyeri osteoartritis di antara orang-orang yang sudah memiliki kondisi tersebut. Efek yang sebanding juga dapat dirasakan ketika kita mengonsumsi NSAID atau glukosamin.
5. Kunyit membantu mengatasi demam. Jika rentan mengalami pilek dan hidung tersumbat akibat demam, kurkumin dalam kunyit dapat membantu karena kekuatan antioksidan dan inflamasinya. Dalam sebuah tinjauan tahun 2008 tentang penelitian pada hewan melihat efektivitas kurkumin pada gejala alergi. Kurkumin juga ditemukan mampu menghambat pelepasan histimines, yang mengakibatkan pengurangan gejala yang nyata.
6. Kunyit meringankan gejala depresi. Pada orang dengan gangguan depresi mayor yang sudah menggunakan antidepresan, kurkumin ditemukan dapat membantu meringankan gejala. Meskipun itu masih hasil dari penelian kecil, namun tampaknya tidak ada efek buruk dari mengonsumsi kurkumin bersamaan dengan antidepresan dan mungkin bisa memberikan beberapa manfaat.
7. Kunyit mengurangi kolesterol jahat. Yang satu ini masih diragukan, tetapi ada beberapa bukti kurkumin dapat membantu mengurangi jenis kolesterol jahat tertentu. Tinjauan 2017 dari tujuh penelitian melihat efek kunyit dan kurkumin pada tingkat lipid darah dan menemukan beberapa perbaikan pada orang dengan risiko penyakit kardiovaskular. Tapi masih diperlukan lebih banyak penelitian lagi untuk mengetahui berapa dosis yang tepat.
8. Kunyit memiliki efek positif pada liver. Sebuah tinjauan studi menunjukkan suplemen kurkumin dosis tinggi dapat memiliki efek positif pada penyakit hati (liver) berlemak non-alkohol (NAFLD). Ini merupakan suatu kondisi di mana ada penumpukan lemak di hati, yang disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi alkohol.
9. Kunyit mengatasi penyakit gusi. Pada 2016, tinjauan studi komprehensif menemukan beberapa bukti kunyit dapat membantu mencegah atau mengobati radang gusi karena sifat anti-inflamasi dan anti-jamurnya. Namun, para penulis studi mengatakan diperlukan studi lebih luas lagi untuk mendapatkan hasil lebih efektif. *
Komentar