12 Perempuan Ngojek di Pura Besakih, Dua dari Mereka Masih Berstatus Siswi SMP
Padatnya pamedek (umat sedharma yang tangkil sembahyang) serangkaian Karya Agung Ida Batara Turun Kabeh di Pura Besakih, Desa Pakraman Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem membawa rezeki tersendiri bagi parang tukang ojek.
AMLAPURA, NusaBali
Termasuk di antaranya 12 ojek perempuan, yang setiap setiap harinya beroperasi mengais rezeki antar pamedek dari terminal menuju bancingah (di luar jaba) Pura Besakih.
Data yang diperoleh NusaBali, terdapat 892 ojek yang terdaftar antre untuk antar penum-pang dari beberapa jalur menuju jaba Pura Besakih. Dari jumlah itu, 12 orang di antaranya ojek perempuan. Mereka berasal dari berbagai banjar di Desa Besakih, sebagian besar asal Banjar Besakih Kangin dan Banjar Temukus. Usia para ojek perempuan ini kisaran 13-18 tahun.
Bahkan, dari 12 ojek perempuan ini, tercatat 2 orang di antaranya masih berstatus siswi SMP. Keduanya masing-masing Luh Mertasih, 13 (kini duduk di Kelas VII SMPN 3 Rendang) dan Ni Putu Arini, 14 (juga duduk di Kelas VIII SMPN 3 Rendang).
Kedua ojek perempuan yang masih berstatus pelajar SMP ini mengais rezeki mema-nfaatkan libu panjang Hari Raya Galungan dan Kuningan selama dua pekan. Setelah liburan berakhir pasca Kuningan, mereka hanya ngojek sepulang sekolah. Sedangkan para ojek perempuan lainnya, full ngojek tiap hari sejak awal berlangsungnya Karya Agung Ida Batara Turun Kabeh di Pura Besakih.
Sama seperti rekan-rekannya kaum lelaki, para ojek perempuan ini juga antar pamedek menuju bancingah Pera Besakih dari berbagai titik. Di antaranya, dari Terminal Kedundung, Terminal Pura Manik Mas, Terminal Pura Dalem Puri, dan jaba Pura Kiduling Kreteg.
Para ojek perempuan ini berbaur dengan ojek laki-laki mengantar pemedek. Ojek perempuan lebih memilih layani penumpang wanita. Para ojek perempuan ini mengenakan topi, jaket, dan celana panjang yang dibalut kain (kamben).
Untuk sekali antar pamedek, tarif yang dikenakan rata-rata Rp 5.000 per orang. Tarif ini berlaku sama jauh-dekat. Jarak terjauh menuju bancingah Pura Besakih adalah dari Terminal Kedundung, yakni mencapai 1,5 kilometer. Namun, ada kalanya ongkos jasa antar yang ditarik dari pamedek besarnya dua kali lipat yakni Rp 10.000, jika pamedek ke Pura Besakih super padat seperti pada Soma Wage Medangsia, Senin (24/4).
Khusus untuk ojek perempuan berstatus pelajar SMP, dalam sehari bisa dapat jarah mengantar pamedek minimal 8 kali. Jadi, pendapatan mereka minimal 8 x Rp 5.000 = Rp 40.000 sehari. Mereka beroperasi sejak pagi pukul 09.00 hingga sore pukul 15.00 Wita.
“Saya ngojek di luar jam sekolah, kebetulan libur Galungan dan Kuningan. Setelah masuk sekolah pasca Kuningan, hanya ngojek di waktu senggang,” tutur Putu Arini, ojek perempuan yang kini duduk di Kelas VIII A SMPN 3 Rendang kepada NusaBali di Jalan Boulevard Pura Besakih, Senin kemarin.
“Lumayan hasilnya sekali antar dibayar Rp 5.000. Nantu uangnya buat bekal sekolah,” lanjut siswi asal Banjar Temukus, Desa Besakih ini. Menurut Putu Arini, sepeda motor yang digunakan ngojek adalah motor yang sehari-hari biasa digunakan ke sekolah.
Paparan hampir senada juga disampaikan Luh Mertasih, ojek perempuan yang kini duduk di Kelas VII C SMPN 3 Rendang. Menurut Luh Mertasih, dirinya baru pertama kali ngojek saat Karya Agung Ida Batara Turun Kabeh di Pura Besakih, yang dimulai sejak Anggara Umanis Kuningan, Selasa (11/4) hingga Amggara Paing Pujut, Selasa (2/5) mendatang.
“Saya narik ojek salama liburan sekolah. Saya ngojek di sini memanfaatkan momentum Karya Agung Ida Batara Turun Kabeh di Pura Besakih,” jelas siswi yang juga asal Banjar Temukus, Desa Besakih ini.
Sementara itu, Manajer Operasional Badan Pengelola Pura Besakih, I Ketut Sumendra mengakui, saat ini tercatat ada 892 ojek di Pura Besakih. “Semua ojek terdaftar dan kebagian rompi. Semuanya diatur agar tertib,” kata Ketut Sumendra, Senin kemarin. Menurut Sumendra, sebelumnya mereka telah diberikan pembekalan agar antre dan tertib mengantar pamedek. “Sejauh ini, belum ada laporan terjadi kasus rebutan penumpang,” katanya. * k16
Data yang diperoleh NusaBali, terdapat 892 ojek yang terdaftar antre untuk antar penum-pang dari beberapa jalur menuju jaba Pura Besakih. Dari jumlah itu, 12 orang di antaranya ojek perempuan. Mereka berasal dari berbagai banjar di Desa Besakih, sebagian besar asal Banjar Besakih Kangin dan Banjar Temukus. Usia para ojek perempuan ini kisaran 13-18 tahun.
Bahkan, dari 12 ojek perempuan ini, tercatat 2 orang di antaranya masih berstatus siswi SMP. Keduanya masing-masing Luh Mertasih, 13 (kini duduk di Kelas VII SMPN 3 Rendang) dan Ni Putu Arini, 14 (juga duduk di Kelas VIII SMPN 3 Rendang).
Kedua ojek perempuan yang masih berstatus pelajar SMP ini mengais rezeki mema-nfaatkan libu panjang Hari Raya Galungan dan Kuningan selama dua pekan. Setelah liburan berakhir pasca Kuningan, mereka hanya ngojek sepulang sekolah. Sedangkan para ojek perempuan lainnya, full ngojek tiap hari sejak awal berlangsungnya Karya Agung Ida Batara Turun Kabeh di Pura Besakih.
Sama seperti rekan-rekannya kaum lelaki, para ojek perempuan ini juga antar pamedek menuju bancingah Pera Besakih dari berbagai titik. Di antaranya, dari Terminal Kedundung, Terminal Pura Manik Mas, Terminal Pura Dalem Puri, dan jaba Pura Kiduling Kreteg.
Para ojek perempuan ini berbaur dengan ojek laki-laki mengantar pemedek. Ojek perempuan lebih memilih layani penumpang wanita. Para ojek perempuan ini mengenakan topi, jaket, dan celana panjang yang dibalut kain (kamben).
Untuk sekali antar pamedek, tarif yang dikenakan rata-rata Rp 5.000 per orang. Tarif ini berlaku sama jauh-dekat. Jarak terjauh menuju bancingah Pura Besakih adalah dari Terminal Kedundung, yakni mencapai 1,5 kilometer. Namun, ada kalanya ongkos jasa antar yang ditarik dari pamedek besarnya dua kali lipat yakni Rp 10.000, jika pamedek ke Pura Besakih super padat seperti pada Soma Wage Medangsia, Senin (24/4).
Khusus untuk ojek perempuan berstatus pelajar SMP, dalam sehari bisa dapat jarah mengantar pamedek minimal 8 kali. Jadi, pendapatan mereka minimal 8 x Rp 5.000 = Rp 40.000 sehari. Mereka beroperasi sejak pagi pukul 09.00 hingga sore pukul 15.00 Wita.
“Saya ngojek di luar jam sekolah, kebetulan libur Galungan dan Kuningan. Setelah masuk sekolah pasca Kuningan, hanya ngojek di waktu senggang,” tutur Putu Arini, ojek perempuan yang kini duduk di Kelas VIII A SMPN 3 Rendang kepada NusaBali di Jalan Boulevard Pura Besakih, Senin kemarin.
“Lumayan hasilnya sekali antar dibayar Rp 5.000. Nantu uangnya buat bekal sekolah,” lanjut siswi asal Banjar Temukus, Desa Besakih ini. Menurut Putu Arini, sepeda motor yang digunakan ngojek adalah motor yang sehari-hari biasa digunakan ke sekolah.
Paparan hampir senada juga disampaikan Luh Mertasih, ojek perempuan yang kini duduk di Kelas VII C SMPN 3 Rendang. Menurut Luh Mertasih, dirinya baru pertama kali ngojek saat Karya Agung Ida Batara Turun Kabeh di Pura Besakih, yang dimulai sejak Anggara Umanis Kuningan, Selasa (11/4) hingga Amggara Paing Pujut, Selasa (2/5) mendatang.
“Saya narik ojek salama liburan sekolah. Saya ngojek di sini memanfaatkan momentum Karya Agung Ida Batara Turun Kabeh di Pura Besakih,” jelas siswi yang juga asal Banjar Temukus, Desa Besakih ini.
Sementara itu, Manajer Operasional Badan Pengelola Pura Besakih, I Ketut Sumendra mengakui, saat ini tercatat ada 892 ojek di Pura Besakih. “Semua ojek terdaftar dan kebagian rompi. Semuanya diatur agar tertib,” kata Ketut Sumendra, Senin kemarin. Menurut Sumendra, sebelumnya mereka telah diberikan pembekalan agar antre dan tertib mengantar pamedek. “Sejauh ini, belum ada laporan terjadi kasus rebutan penumpang,” katanya. * k16
1
Komentar