Tempat Memohon Taksu dan Tirta untuk Kulkul yang Baru Dibuat
Jelang Upacara Aci Pangurip Gumi di Pura Ulun Kulkul Besakih, Rendang, Karangasem
Setiap Tilem Ketiga digelar upacara Pangurip Gumi yang bertujuan memohon kesejahteraan hidup duniawi melalui bumi yang memiliki tujuh lapisan disebut Sapta Patala.
AMLAPURA, NusaBali
Segenap krama pangayah mulai sibuk melakukan persiapan upacara Aci Pangurip Gumi di Pura Ulun Kulkul Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem yang puncaknya jatuh pada Redite Wage Wayang, Minggu (25/9). Rangkaian upacara diawali negtegang pedagingan atau menyucikan sarana upakara pada Sukra Kliwon Bala, Jumat (16/9) lalu. Saat negtegang pedagingan dipuput Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Suci, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
Pamangku Pura Ulun Kulkul Besakih, I Gusti Mangku Jana ditemui di Pura Ulun Kulkul, Senin (19/9) mengatakan pujawali digelar setiap satu tahun sekali di pura yang merupakan stana Ida Bhatara Mahadewa, salah satu dari Pura Catur Loka Pala di Pura Besakih.
"Rangkaian pujawali diawali upacara negtegang pedagingan, artinya segala keperluan yang akan digunakan sebagai pelengkap upakara mesti diupacarai terlebih dahulu, yakni dalam bentuk pedagingan," jelas Gusti Mangku Jana.
Sebab seluruh unsur yang akan digunakan upakara merupakan bagian dari sarwa prani yang berasal dari alam semesta. Dalam hal ini mengembalikan isi alam dipersembahkan dalam bentuk yadnya dengan harapan nantinya diberkati kembali.
Secara simbolis katanya, ditandai dengan ngingsah beras atau menyucikan beras dengan air suci dikoordinasikan sang sulinggih. Sedangkan rangkaian upacara berikutnya menggelar upacara matur piuning di seluruh Pura Besakih pada Anggara Wage Ugu, Selasa (20/9), disusul nuur Ida Bhatara Tirtha Pingit, nedunang Ida Bhatara lan ngadegang bagia pulakerthi pada Wraspati Umanis Ugu, Kamis (22/9). Selanjutnya mapepada wewalungan lan memben pada Saniscara Pon Ugu, Sabtu (24/9), dan puncak Karya Pangurip Bumi, Redite Wage Wayang, Minggu (25/9).
"Ida Bhatara nyejer tiga hari, kemudian nyineb pada Buda Paing Wayang, Rabu (28/9)," jelasnya. Gusti Mangku Jana mengatakan di Pura Ulun Kulkul Besakih yang didirikan pada zaman Raja Kesari Warmadewa tahun 913 Masehi, sebenarnya tiap tahun dikenal empat kali melaksanakan pujawali, yakni pada Saniscara Kliwon Kuningan, upacara pangurip bumi setiap Tilem Ketiga, upacara aci sarin tahun pada Tilem Kawulu, dan upacara Bhatara Turun Kabeh tiap Purnama Kadasa.
Keberadaan Pura Ulun Kulkul katanya sebagai hulunya kulkul di Bali, tempat mohon taksu bagi yang hendak membuat kulkul dan sebagai tempat mohon tirta ketika melaspas kulkul. Pura Ulun Kulkul yang letaknya di barat Pura Penataran Agung Besakih ini fungsi utamanya sebagai pamuja Ida Bhatara Mahadewa di Gedong Sari. "Makanya setiap Tilem Ketiga digelar upacara Pangurip Gumi yang bertujuan memohon kesejahteraan hidup duniawi, karena memohon kesejahteraan melalui bumi yang memiliki tujuh lapisan disebut Sapta Patala," katanya.
Pura Ulun Kulkul sendiri katanya terdiri dari gedung sari sebagai tempat memuja Ida Bhatara Mahadewa, bale papelik, genah tirtha, bale penegtegan, panggungan, bale pasimpenan, bale reringgitan, bale kulkul, palinggih pajenengan, bale pegat, bale pasedegan, bale pawedaan, candi bentar dan patung warapala atau apit lawang. "Di Pura Ulun Kulkul juga identik sebagai tempat mohon keadilan," kata Gusti Mangku Jana. Sementara Desa Adat Besakih sebagai pangempon Pura Ulun Kulkul Besakih. Untuk pembangunan fisik dan pemeliharaannya dibantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar. *k16
Pamangku Pura Ulun Kulkul Besakih, I Gusti Mangku Jana ditemui di Pura Ulun Kulkul, Senin (19/9) mengatakan pujawali digelar setiap satu tahun sekali di pura yang merupakan stana Ida Bhatara Mahadewa, salah satu dari Pura Catur Loka Pala di Pura Besakih.
"Rangkaian pujawali diawali upacara negtegang pedagingan, artinya segala keperluan yang akan digunakan sebagai pelengkap upakara mesti diupacarai terlebih dahulu, yakni dalam bentuk pedagingan," jelas Gusti Mangku Jana.
Sebab seluruh unsur yang akan digunakan upakara merupakan bagian dari sarwa prani yang berasal dari alam semesta. Dalam hal ini mengembalikan isi alam dipersembahkan dalam bentuk yadnya dengan harapan nantinya diberkati kembali.
Secara simbolis katanya, ditandai dengan ngingsah beras atau menyucikan beras dengan air suci dikoordinasikan sang sulinggih. Sedangkan rangkaian upacara berikutnya menggelar upacara matur piuning di seluruh Pura Besakih pada Anggara Wage Ugu, Selasa (20/9), disusul nuur Ida Bhatara Tirtha Pingit, nedunang Ida Bhatara lan ngadegang bagia pulakerthi pada Wraspati Umanis Ugu, Kamis (22/9). Selanjutnya mapepada wewalungan lan memben pada Saniscara Pon Ugu, Sabtu (24/9), dan puncak Karya Pangurip Bumi, Redite Wage Wayang, Minggu (25/9).
"Ida Bhatara nyejer tiga hari, kemudian nyineb pada Buda Paing Wayang, Rabu (28/9)," jelasnya. Gusti Mangku Jana mengatakan di Pura Ulun Kulkul Besakih yang didirikan pada zaman Raja Kesari Warmadewa tahun 913 Masehi, sebenarnya tiap tahun dikenal empat kali melaksanakan pujawali, yakni pada Saniscara Kliwon Kuningan, upacara pangurip bumi setiap Tilem Ketiga, upacara aci sarin tahun pada Tilem Kawulu, dan upacara Bhatara Turun Kabeh tiap Purnama Kadasa.
Keberadaan Pura Ulun Kulkul katanya sebagai hulunya kulkul di Bali, tempat mohon taksu bagi yang hendak membuat kulkul dan sebagai tempat mohon tirta ketika melaspas kulkul. Pura Ulun Kulkul yang letaknya di barat Pura Penataran Agung Besakih ini fungsi utamanya sebagai pamuja Ida Bhatara Mahadewa di Gedong Sari. "Makanya setiap Tilem Ketiga digelar upacara Pangurip Gumi yang bertujuan memohon kesejahteraan hidup duniawi, karena memohon kesejahteraan melalui bumi yang memiliki tujuh lapisan disebut Sapta Patala," katanya.
Pura Ulun Kulkul sendiri katanya terdiri dari gedung sari sebagai tempat memuja Ida Bhatara Mahadewa, bale papelik, genah tirtha, bale penegtegan, panggungan, bale pasimpenan, bale reringgitan, bale kulkul, palinggih pajenengan, bale pegat, bale pasedegan, bale pawedaan, candi bentar dan patung warapala atau apit lawang. "Di Pura Ulun Kulkul juga identik sebagai tempat mohon keadilan," kata Gusti Mangku Jana. Sementara Desa Adat Besakih sebagai pangempon Pura Ulun Kulkul Besakih. Untuk pembangunan fisik dan pemeliharaannya dibantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar. *k16
1
Komentar