PMI Asal Klungkung Meninggal Dunia di Dubai
Rencana Menikah Setelah Pulang Pupus
SEMARAPURA, NusaBali
Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) Ni Wayan Suyanti Ariani,29, asal Banjar Kawan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung, tiba-tiba meninggal dunia saat bekerja sebagai terapis spa di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (11/9) sore.
Setelah diperiksa tim medis setempat penyebab Ariani meninggal dunia akibat serangan jantung. Jenazah anak bungsu dari 5 bersaudara pasangan I Wayan Kisid dan Ni Wayan Resni ini sudah dipulangkan dari Dubai. Setelah tiba di Bali pada, Jumat (16/9) lalu, jenazah langsung dititip di ruang jenazah RSUD Klungkung.
Jenazah teruni kelahiran 2 April 1993 ini akan diaben di Setra Desa Adat Paksebali pada Wraspati Umanis Ugu, Kamis (22/9). Namun, jenazah akan dipulangkan dari ruang jenazah RSUD Klungkung ke rumah duka sehari sebelum upacara ngaben, yakni Rabu (21/9). Pantauan di rumah duka, di Banjar Kawan, Desa Paksebali, Selasa (20/9) pagi pukul 09.00 Wita, tampak ibunda dari almarhum Ariani, yakni Ni Wayan Resni,70, terus meneteskan air mata.
Dia teringat dengan putri bungsunya yang meninggal dunia saat bekerja di Dubai, Uni Emirab Arab. Menurut Resni, anaknya baru 10 bulan bekerja sebagai terapis spa di Dubai. Meskipun jauh dari keluarga, selama ini Ariani dikenal sangat perhatian dengan orangtuanya. Bahkan, hampir setiap hari Ariani menelepon orangtuanya, dan juga menyisihkan gajinya untuk orangtua.
"Terakhir anak saya menelepon sehari sebelum Purnama (9 September 2022), dan menanyakan apakah saya sudah makan, termasuk meminta agar membelikan bapaknya susu," ujar Resni. Saat itulah terakhir kali Wayan Resni berbicara dengan anak bungsunya melalui telepon. Kemudian alangkah kagetnya sang ibunda mendapatkan kabar jika anak bungsunya itu meninggal dunia saat bekerja di lokasi tempatnya bekerja, Minggu 11 September sekitar pukul 16.00 Wita.
"Dari pihak perusahaan mengabarkan ke kita keluarga, bahwa anak saya tiba-tiba lemas dan meninggal dunia ketika sedang bekerja," ujar Resni.
Petugas medis yang sempat memeriksa, menyatakan Ariani mengalami serangan jantung. Hal itu membuat Wayan Resni merasa sangat terpukul. Padahal Ariani sempat minta restu kepada ibundanya untuk berencana menikah saat pulang tahun depan atau setelah pulang dari Dubai. "Anak saya juga sebelumnya sudah membeli kain songket dan cincin untuk menikah, saya pasti izinkan," kenang Resni.
Sementara itu, kakak Ariani, yakni Nengah Sukadana menambahkan sebelum berangkat ke luar negeri adiknya sempat bekerja sebagai seorang waitress di sebuah vila di Kecamatan Kuta, Badung. Akhirnya, Ariani diajak oleh temannya untuk bekerja ke luar negeri sebagai terapis. Karena tidak punya basic sebagai terapis Ariani mengambil kursus spa sambil bekerja. "Saya sempat larang bekerja ke luar negeri, tapi keinginan adik saya sangat tinggi bekerja ke luar negeri," ujar Sukadana.
Mengenai kondisi kesehatan Ariani, sebelum berangkat sempat mengalami pembengkakan pada salah satu kakinya, dan sempat dikira karena ada gangguan di ginjal. Namun, menurut dokter yang memeriksa kalau masalah di ginjal kedua kaki akan bengkak. Kemudian bengkak kaki Ariani pun hilang dengan sendirinya. "Selain itu tidak ada gejala apa-apa pada adik saya," ujar Sukadana.
Sementara Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Bali, Anak Agung Gde Indra Hardiawan, mengungkapkan pihaknya ikut mendampingi proses pemulangan jenazah PMI Ni Wayan Suyanti Ariani. Setelah mendapat informasi dari Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klungkung pada, Rabu (14/9) soal meninggalnya PMI asal Klungkung di Dubai, pihak BP3MI Bali langsung menghubungi KJRI di Dubai, Uni Emirat Arab, mengonfirmasi terkait meninggalnya salah satu PMI asal Bali.
"(Pada saat itu) semuanya sudah dalam pantauan dan fasilitasi dari KBRI di UEA. Kami juga monitoring, memfasilitasi dari cargo (bandara) sampai RSUD Klungkung, sampai diserahterimakan ke keluarga," ungkap Agung Hardiawan. Jenazah PMI Ariani dipulangkan oleh pihak perusahaan tempatnya bekerja. "Berita acara dari perwakilan (KBRI) memang yang bersangkutan meninggal karena sakit," tambah Agung Hardiawan.
Lebih jauh dia menerangkan, setelah ditelusuri kepada pihak keluarga, PMI Ni Wayan Suyanti Ariani bekerja di Dubai menggunakan visa kerja, meski ketika pertama kali masuk UEA ternyata menggunakan visa holiday/kunjungan. Karenanya, kata Agung Hardiawan, keberangkatan Ariani tidak menggunakan agen tenaga kerja melainkan atas inisiatif sendiri. Agung Hardiawan mengatakan pihak BP3MI Bali berencana pada, Rabu ini untuk mengunjungi kembali pihak keluarga. *wan, cr78
Komentar