Mak Nyus, Saat Salmon Alaska Dijadikan Gulai Khas Indonesia
MANGUPURA, NusaBali.com - Apa jadinya jika gulai khas Indonesia menggunakan bahan salmon Alaska? Hasilnya ternyata mak nyus saat Chef Priscilya Princessa atau dikenal dengan panggilan Chef Priscil melakukan cooking demo sekaligus food testing gulai salmon di Canna Bali, Nusa Dua, Rabu (21/9/2022) sore.
Event Indonesian Regional Cuisine Travel Show yang diinisiasi United States Department of Agriculture (USDA) ini memang dimaksudkan untuk memperkenalkan bahan makanan berkualitas dari AS yang dipadukan dengan kuliner Indonesia.
Dalam kegiatan ‘USDA Indonesian Regional Cuisine Travel Show’ ini, Chef Priscil mendemonstrasikan menu Indonesia digabungkan dengan berbagai bahan-bahan AS berkualitas seperti daging sapi, salmon Alaska, apel, kurma, sunkist, es krim dan kismis dengan teknik memasak serta cita rasa Indonesia.
Sebagian besar bahan-bahan AS paling dikenal sebagai menu Amerika seperti salmon dan steak daging sapi. Namun, bahan-bahan ini dapat dibuat dalam masakan lokal misalnya salmon Alaska dapat dibuat untuk brengkesan (pepes) atau salmon lodeh dan daging sapi AS tidak hanya bagus untuk steak, tetapi juga baik untuk bakso atau se'i.
Canna Bali menjadi lokasi terakhir dari rangkaian acara ‘USDA Indonesian Regional Cuisine Travel Show’ tahun ini setelah tiga lokasi lainnya di Indonesia.
Selain gulai salmon, Chef Priscil yang dikenal lewat ajang Masterchef menyajikan kulineri se’I atau daging asap khas dari NTT dan pudding toffee yang menggunakan aneka buah dan es krim dari negeri Paman Sam.
“Tujuan dari acara ini adalah untuk memperkenalkan beberapa masakan Indonesia yang dikombinasikan dengan bahan-bahan AS yang berkualitas,” kata Rey Santella, Agricultural Counselor USDA.
Lebih lanjut dikatakannya USDA/FAS berkolaborasi dengan importir lokal seperti Indoguna, Libra Food Service, Alamboga, Primasari Eterna dan Bumi Menara Internusa untuk menyediakan makanan AS, seperti daging sapi, salmon, babi, kacang polong, hingga es krim.
“Acara ini juga ditujukan untuk mempromosikan produk makanan dan minuman AS kepada importir, distributor, retailer dan restoran/chef di Indonesia,” ucap Rey Santella dalam cara yang dihadiri para professional chef, food influencers, media, importir, retailers dan USDA Cooperators.
Cooperator USDA dimaksud adalah Federasi Ekspor Daging AS, United States Meat Export Federation, Alaska Seafood Marketing Institute, California Milk Advisory Board dan PEKA Consult yang mewakili beberapa produk AS.
Posisi Bali sebagai destinasi wisata dan banyaknya komunitas ekspatriat membuat USDA optimis pemasaran di Pulau Dewata akan diterima pasar.
“Bali memiliki komunitas ekspat dan banyak turis asing yang datang. Segmen pasar ini sudah memiliki edukasi produk-produk internasional, termasuk bahan-bahan makanan dari Amerika, sehingga bagi kami Bali adalah pasar yang potensial,” kata Rey Santella.
Ia pun optimis dengan kerja sama perdaganagan yang dilakukan atar Negara, AS dan Indonesia selama ini. “Kami sangat optimis dengan pasar di Indonesia, karena kalau kita lihat masalah yang dihadapi dunia saat ini tidak mengganggu perdagangan antara Indonesia dan Amerika. Bahkan cenderung semakin meningkat, dengan berbagai produk baru masih masuk pasar Indonesia,” ungkap Rey Santella.
1
Komentar