Festival Mendongeng se-Indonesia Digelar di Buleleng
Cok Sawitri hingga dr Arya Nugraha Turut Mendongeng
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah penyair, pendongeng hingga dokter spesialis tampil dalam Festival Mendongeng se-Indonesia yang digelar Komunitas Mahima.
Kegiatan memasyarakatkan kembali kultur mendongeng di masyarakat ini dilaksanakan selama lima hari penuh sejak, Kamis (22/9) hingga Selasa (27/9) mendatang. Mahima yang konsen dalam pelestarian sastra dan pertunjukan ini mengemas festival mendongeng secara hybrid (online dan offline). Kegiatan offline digelar di Puri Seni Sasana Budaya Singaraja. Ketua Komunitas Mahima, Kadek Sonia Piscayanti mengatakan festival mendongeng digelar untuk meningkatkan kembali budaya mendongeng di kalangan orangtua. Harapannya edukasi pesan moral yang dapat disampaikan orangtua kepada anak dapat kembali dibiasakan.
“Kalau dongeng itu kita berikan kepada anak-anak, di sana memberikan banyak sekali nilai-nilai pendidikan karakter,” kata Sonia yang juga Dosen Bahasa Inggris di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja ini. Dia berharap festival mendongeng dapat menggugah hati orangtua untuk kembali menyajikan dongeng sebagai pengantar tidur anak-anak. Selama lima hari penuh Festival Mendongeng diisi dengan workshop mendongeng, pertunjukan teater dongeng, bedah buku dongeng, pertunjukan dongeng non lomba dan lomba mendongeng.
Dalam kesempatan ini juga dihadiri sejumlah seniman dan sastrawan untuk mendongeng. Mereka di antaranya Cok Sawitri seorang novelis, penyair, aktor dan sutradara teater. Tini Wahyuni, seorang mantan dokter yang kini total sebagai penikmat seni dan budaya. Luh Wanda, seorang pendongeng ventriloquist yang membuat suara dengan teknik khusus sebagai karakter cerita, dr Putu Arya Nugraha SpPD, seorang dokter ahli penyakit dalam yang juga penulis produktif. Juga ada Nova Ruth dan Filastine, pasangan inspiratif, seniman musik, storyteller, dan pelayaran antar benua yang aktif menyuarakan pesan perdamaian.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng Gede Suyasa saat membuka festival, Kamis (22/9) mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas Mahima. Suyasa menyebut saat ini sudah jarang sekali orangtua yang membacakan dongeng untuk anak-anaknya. Dia berharap kegiatan ini dapat membangkitkan kembali semangat mendongeng bagi para orangtua.
“Kalau dulu kan kita sebelum tidur dibacakan dongeng, menjadi interaksi yang sangat dekat, kemudian juga pesan-pesan moral, pesan-pesan kehidupan, itu diberikan orangtua kepada kita yang mendengarkan,” kata pejabat yang mengawali kariernya sebagai seorang guru ini. Suyasa menyayangkan kebiasaan mendongeng untuk anak sudah ditinggalkan karena maraknya digitalisasi dan peran media sosial. Padahal pengaruhnya kerap menjadi distraksi orangtua dari anak atau sebaliknya. Informasi yang didapat pun cenderung banyak yang tidak baik bagi tumbuh kembang anak karena tidak ada filter.
Pejabat asal Desa/Kecamatan Tejakula ini pun bersyukur kegiatan ini diikuti antusias oleh para peserta. Sehingga ada harapan budaya mendongeng kembali bisa meningkat. *k23
1
Komentar