Dukung Ekspor, Pemprov Bali Beri Pendampingan ke Perajin
DENPASAR, NusaBali
Pemprov Bali melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian memberi pendampingan kepada pengusaha ekspor (eksportir).
Tujuannya memberi motivasi termasuk pelatihan, meningkatkan mutu produk atau komoditas ekspor. Terhitung 48 perusahaan ekspor mendapat pendampingan sejak 2021.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disdagprin Bali Ni Wayan Lestari, menjelaskan pendampingan bertujuan meningkatkan kualitas komoditas Bali yang berorientasi ekspor. Hal itu mendukung peningkatan, volume maupun nilai ekspor Bali.
Kata dia, sebagaimana diketahui, untuk meningkatkan devisa, sektor perdagangan luar negeri (ekspor) mesti terus bisa ditingkatkan. Karenanya peningkatan mutu komoditas ekspor mendapat atensi. Volume dan nilai ekspor yang meningkat tentu akan menopang perekonomian dan pendapatan masyarakat Bali. “Karenanya dilakukan pembinaan-pembinaan, yang dilakukan bersama dengan pemerintah pusat,” kata Lestari, Jumat (23/9).
Materi pendampingan di antaranya menyangkut teknis pengurusan dokumen ekspor seperti surat keterangan asal (SKA) barang. Juga materi tentang desain produk atau biasa disebut designers dispatch service (DDS). Selain secara tatap muka, pendampingan juga kadang dilakukan secara online. Lestari menyatakan tidak tertutup kemungkinan jumlah pelaku usaha yang akan mendapat pendampingan bertambah. Misalnya nanti ada pembinaan dari pusat.
“Intinya jika ada peluang, tentu akan dipanggil pelaku usaha yang potensial untuk ekspor,” ucap Lestari. Terpisah, I Nengah Kita, seorang pelaku usaha kerajinan gerabah mozaik dan telah mendapatkan pendampingan dari pemerintah, mengatakan pelatihan dan pendampingan yang diberikan pemerintah memang bermanfaat. “Membantu perajin dapat pengetahuan dalam meningkatkan kualitas,” ujarnya.
Tidak pendampingan dan pelatihan saja, Nengah Kita berharap pemerintah bisa membantu memfasilitasi segi pemasaran. Salah satunya memperbanyak pelaksanaan event-event seperti pameran, di mana pelaku usaha bisa langsung memasarkan produk. “Kami harap bisa semakin banyak digelar pameran,” ucap perajin asal Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Bangli. Dia pun menuturkan pengalamannya ikut dalam 2 kali pameran di Jakarta, pada 2016 dan 2018. “Selama sepekan, di sana cukup membantu pemasaran,” kata Nengah Kita.
Gerabah mozaik merupakan salah satu kerajinan dekoratif. Tidak saja di dalam negeri, produknya juga bertujuan ekspor. Spanyol, Australia, dan Selandia Baru merupakan negara-negara yang menjadi tujuan ekspor gerabah mozaik. “Saat pandemi, ekspor turun banyak,” imbuh Nengah Kita. Sebelum pandemi, dia bisa mendapatkan omzet ekspor sekitar Rp 80 juta sebulan. Namun selama pandemi sekitar Rp 20 juta, bahkan kurang. Kini setelah pandemi mereda dan pariwisata Bali bergairah kembali, dia berharap pemasaran gerabah mozaik pulih kembali. *k17
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disdagprin Bali Ni Wayan Lestari, menjelaskan pendampingan bertujuan meningkatkan kualitas komoditas Bali yang berorientasi ekspor. Hal itu mendukung peningkatan, volume maupun nilai ekspor Bali.
Kata dia, sebagaimana diketahui, untuk meningkatkan devisa, sektor perdagangan luar negeri (ekspor) mesti terus bisa ditingkatkan. Karenanya peningkatan mutu komoditas ekspor mendapat atensi. Volume dan nilai ekspor yang meningkat tentu akan menopang perekonomian dan pendapatan masyarakat Bali. “Karenanya dilakukan pembinaan-pembinaan, yang dilakukan bersama dengan pemerintah pusat,” kata Lestari, Jumat (23/9).
Materi pendampingan di antaranya menyangkut teknis pengurusan dokumen ekspor seperti surat keterangan asal (SKA) barang. Juga materi tentang desain produk atau biasa disebut designers dispatch service (DDS). Selain secara tatap muka, pendampingan juga kadang dilakukan secara online. Lestari menyatakan tidak tertutup kemungkinan jumlah pelaku usaha yang akan mendapat pendampingan bertambah. Misalnya nanti ada pembinaan dari pusat.
“Intinya jika ada peluang, tentu akan dipanggil pelaku usaha yang potensial untuk ekspor,” ucap Lestari. Terpisah, I Nengah Kita, seorang pelaku usaha kerajinan gerabah mozaik dan telah mendapatkan pendampingan dari pemerintah, mengatakan pelatihan dan pendampingan yang diberikan pemerintah memang bermanfaat. “Membantu perajin dapat pengetahuan dalam meningkatkan kualitas,” ujarnya.
Tidak pendampingan dan pelatihan saja, Nengah Kita berharap pemerintah bisa membantu memfasilitasi segi pemasaran. Salah satunya memperbanyak pelaksanaan event-event seperti pameran, di mana pelaku usaha bisa langsung memasarkan produk. “Kami harap bisa semakin banyak digelar pameran,” ucap perajin asal Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Bangli. Dia pun menuturkan pengalamannya ikut dalam 2 kali pameran di Jakarta, pada 2016 dan 2018. “Selama sepekan, di sana cukup membantu pemasaran,” kata Nengah Kita.
Gerabah mozaik merupakan salah satu kerajinan dekoratif. Tidak saja di dalam negeri, produknya juga bertujuan ekspor. Spanyol, Australia, dan Selandia Baru merupakan negara-negara yang menjadi tujuan ekspor gerabah mozaik. “Saat pandemi, ekspor turun banyak,” imbuh Nengah Kita. Sebelum pandemi, dia bisa mendapatkan omzet ekspor sekitar Rp 80 juta sebulan. Namun selama pandemi sekitar Rp 20 juta, bahkan kurang. Kini setelah pandemi mereda dan pariwisata Bali bergairah kembali, dia berharap pemasaran gerabah mozaik pulih kembali. *k17
1
Komentar