Sasar Lansia Miskin hingga Warga yang Hidup Sebatang Kara
Bhakti Sosial Rangkaian HUT ke-28 Harian Umum NusaBali di Karangasem
Pasangan lansia Ketut Tebeng dan Ni Wayan Santreg hanya jadi buruh serabutan, karena fisiknya melemah sehingga aktivitas mereka kini hanya membantu bersih-bersih di Setra Desa Adat Iseh
AMLAPURA, NusaBali
Pasangan warga lanjut usia (Lansia) I Ketut Tebeng,73, dan Ni Wayan Santreg,70, menjadi sasaran bantuan terkait Bhakti Sosial HUT ke-28 Harian Umum NusaBali, di Banjar Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem, Sabtu (24/9), pukul 10.30 Wita. Bantuan juga diterima bajang tua yang hidup sebatang kara Ni Wayan Tekek,65, di Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat dan De Kubayan Wayan di Banjar Desa, Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem.
Bantuan yang berasal dari pembaca NusaBali dan sejumlah sponsor ini diserahkan Plt Pemred NusaBali I Ketut Suardana didampingi Ketua Panitia HU ke-28 NusaBali Ari Siswanto, Sekretaris Redaksi Ni Ketut Ayu Puspawati, Redaktur I Ketut Sukanta, M Reza Kello, fotografer Yuda Angelia Riyanto dan sejumlah kru NusaBali lainnya.
Lansia I Ketut Tebeng mengaku telah lama jatuh sakit, sehingga fisiknya melemah dan tidak lagi bisa mencari nafkah. Sedangkan istrinya Ni Wayan Santreg juga dalam kondisi tidak enak badan sejak 1,5 tahun terakhir.
Selama ini sepasang lansia ini hanya jadi buruh serabutan, namun karena fisiknya melemah sehingga aktivitas mereka kini hanya membantu bersih-bersih di Setra Desa Adat Iseh, kebetulan lokasi setra dengan gubuk tempat tinggal mereka berdampingan.
Kesehariannya untuk kebutuhan pangan mereka hanya mengandalkan dari pemberian ketiga anak-anaknya. Anaknya bekerja sebagai penyadap air nira, dan jual kayu bakar. "Kebutuhan sehari-hari, ditanggung anak-anak saya yang telah berkeluarga," ucap Ketut Tebeng dengan tangan gemetar. Ketut Tebeng yang memiliki 3 anak, dan 8 cucu ini hanya tinggal berdua dengan istrinya di gubuk yang berdinding kain bekas.
Plt Pemred NusaBali I Ketut Suardana yang menyerahkan bantuan berupa bahan kebutuhan pokok (Sembako) seperti beras, telur, minyak goreng, mie instan, serta uang tunai. Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban hidup pasangan lansia ini.
Sedangkan Perbekel Sinduwati I Nengah Rumana yang hadir mendampingi mengapresiasi bantuan dari NusaBali yang menaruh perhatian kepada warganya yang kurang mampu. "Warga kami sepasang lansia ini memang kurang mampu, lagi pula sakit-sakitan, sehingga tidak bisa kerja mencari nafkah. Selama ini mengandalkan bantuan dari anak-anaknya," jelas Rumana, Perbekel asal Banjar Iseh ini.
Bantuan yang sama diterima Ni Wayan Tekek, di Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat. Tekek merupakan putri tunggal dari almarhum I Wayan Tekek dan Ni Wayan Sobrat yang tinggal di sebuah gubuk tidak layak huni.
Tekek yang memiliki kelainan mental ini, sering pergi meninggalkan rumah tidak tentu arah. Hanya saja, Tekek selalu ingat pulang. Saat bantuan akan diserahkan Kelian Banjar Pegubugan I Nengah Suyadnya, berupaya mencarinya dan ternyata ditemukan di pinggir jalan, kemudian digiring diajak pulang.
"Sekarang telah dapat bantuan, jangan lagi sering bepergian tidak tentu arah," pinta Kelian Nengah Suyadnya. Berbeda dengan bantuan yang diserahkan kepada De Kubayan Wayan, pemimpin tertinggi di Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, dengan ramah menerima rombongan NusaBali.
De Kubayan Wayan mengajak bercerita membeberkan adat dan budaya Desa Adat Bungaya, terutama menyangkut proses jadi De Kubayan Wayan. "Ngayah jadi De Kubayan Wayan, gampang-gampang susah. Sebab ngiring Ida Bhatara, jika ada yang kurang tepat dalam pelaksanaannya, De Kubayan Wayan menanggung risikonya," katanya.
Jadi De Kubayan Wayan katanya, banyak pantangannya, tidak boleh menengok orang melaksanakan upacara pernikahan, upacara ngaben, potong gigi dan upacara manusa yadnya lainnya. Juga tidak boleh ke pasar, tidak boleh melintasi benda-benda yang melintang di atas jalan, termasuk ke rumah sakit. Tempat mandinya khusus di Beji Saga. "Saya berterima kasih atas kedatangan rombongan dari NusaBali, saya ucapkan Selamat HUT ke-28 Harian NusaBali, semoga tetap jaya, jika datang ke Karangasem jangan lupa mampir ke Desa Bungaya," pintanya. *k16
Bantuan yang berasal dari pembaca NusaBali dan sejumlah sponsor ini diserahkan Plt Pemred NusaBali I Ketut Suardana didampingi Ketua Panitia HU ke-28 NusaBali Ari Siswanto, Sekretaris Redaksi Ni Ketut Ayu Puspawati, Redaktur I Ketut Sukanta, M Reza Kello, fotografer Yuda Angelia Riyanto dan sejumlah kru NusaBali lainnya.
Lansia I Ketut Tebeng mengaku telah lama jatuh sakit, sehingga fisiknya melemah dan tidak lagi bisa mencari nafkah. Sedangkan istrinya Ni Wayan Santreg juga dalam kondisi tidak enak badan sejak 1,5 tahun terakhir.
Selama ini sepasang lansia ini hanya jadi buruh serabutan, namun karena fisiknya melemah sehingga aktivitas mereka kini hanya membantu bersih-bersih di Setra Desa Adat Iseh, kebetulan lokasi setra dengan gubuk tempat tinggal mereka berdampingan.
Kesehariannya untuk kebutuhan pangan mereka hanya mengandalkan dari pemberian ketiga anak-anaknya. Anaknya bekerja sebagai penyadap air nira, dan jual kayu bakar. "Kebutuhan sehari-hari, ditanggung anak-anak saya yang telah berkeluarga," ucap Ketut Tebeng dengan tangan gemetar. Ketut Tebeng yang memiliki 3 anak, dan 8 cucu ini hanya tinggal berdua dengan istrinya di gubuk yang berdinding kain bekas.
Plt Pemred NusaBali I Ketut Suardana yang menyerahkan bantuan berupa bahan kebutuhan pokok (Sembako) seperti beras, telur, minyak goreng, mie instan, serta uang tunai. Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban hidup pasangan lansia ini.
Sedangkan Perbekel Sinduwati I Nengah Rumana yang hadir mendampingi mengapresiasi bantuan dari NusaBali yang menaruh perhatian kepada warganya yang kurang mampu. "Warga kami sepasang lansia ini memang kurang mampu, lagi pula sakit-sakitan, sehingga tidak bisa kerja mencari nafkah. Selama ini mengandalkan bantuan dari anak-anaknya," jelas Rumana, Perbekel asal Banjar Iseh ini.
Bantuan yang sama diterima Ni Wayan Tekek, di Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat. Tekek merupakan putri tunggal dari almarhum I Wayan Tekek dan Ni Wayan Sobrat yang tinggal di sebuah gubuk tidak layak huni.
Tekek yang memiliki kelainan mental ini, sering pergi meninggalkan rumah tidak tentu arah. Hanya saja, Tekek selalu ingat pulang. Saat bantuan akan diserahkan Kelian Banjar Pegubugan I Nengah Suyadnya, berupaya mencarinya dan ternyata ditemukan di pinggir jalan, kemudian digiring diajak pulang.
"Sekarang telah dapat bantuan, jangan lagi sering bepergian tidak tentu arah," pinta Kelian Nengah Suyadnya. Berbeda dengan bantuan yang diserahkan kepada De Kubayan Wayan, pemimpin tertinggi di Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, dengan ramah menerima rombongan NusaBali.
De Kubayan Wayan mengajak bercerita membeberkan adat dan budaya Desa Adat Bungaya, terutama menyangkut proses jadi De Kubayan Wayan. "Ngayah jadi De Kubayan Wayan, gampang-gampang susah. Sebab ngiring Ida Bhatara, jika ada yang kurang tepat dalam pelaksanaannya, De Kubayan Wayan menanggung risikonya," katanya.
Jadi De Kubayan Wayan katanya, banyak pantangannya, tidak boleh menengok orang melaksanakan upacara pernikahan, upacara ngaben, potong gigi dan upacara manusa yadnya lainnya. Juga tidak boleh ke pasar, tidak boleh melintasi benda-benda yang melintang di atas jalan, termasuk ke rumah sakit. Tempat mandinya khusus di Beji Saga. "Saya berterima kasih atas kedatangan rombongan dari NusaBali, saya ucapkan Selamat HUT ke-28 Harian NusaBali, semoga tetap jaya, jika datang ke Karangasem jangan lupa mampir ke Desa Bungaya," pintanya. *k16
1
Komentar