BPBD Badung Optimis Pasar Hewan Beringkit Dibuka
MANGUPURA, NusaBali.com – Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung I Wayan Darma optimis Pasar Hewan Beringkit dapat segera dibuka dengan mempertimbangkan dinamika terkini di lapangan.
Meskipun keputusan resmi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Kabupaten Badung, di mana BPBD menjadi leading sector, baru akan dirapatkan secara teknis, Selasa (27/9/2022), sinergitas berbagai pihak dan kondisi yang cukup terkendali dalam dua bulan belakangan ini dinilai jadi alasan pendukung Pasar Beringkit dapat dibuka kembali.
“Saya yakin Pasar Hewan Beringkit dapat dibuka kembali,” cetus Darma ketika dihubungi Senin (26/9/2022).
Birokrat asal Desa Adat Gerana, Kecamatan Abiansemal ini mengungkapkan giat pencegahan seperti penyemprotan disinfektan serta vaksinasi tahap I dan II untuk sapi oleh Satgas PMK Kabupaten Badung, termasuk penanganan juga pengawasan baik dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung yang didukung oleh Perumda Pasar Mangu Giri Sedana merupakan bentuk sinergitas yang dapat mendukung percepatan penanggulangan PMK di kabupaten berlambang keris.
“Semua stakeholder termasuk masyarakat peternak yang sudah menerapkan biosekuriti serta perilaku hidup bersih dan sehat kepada hewan seperti sapi dan lainnya, berperan dalam pencegahan PMK di Badung,” jelas Darma.
Berdasarkan data yang diterima NusaBali.com dari BPBD Kabupaten Badung, terdapat 57.763 ternak yang rentan terkena PMK di kabupaten yang membujur dari Pelaga hingga Ungasan ini. Dari jumlah populasi tersebut, sapi menjadi hewan berkaki belah terbanyak di Badung, yakni 34.143 ekor.
Per Jumat (23/9/2022), telah terjadi 28 kasus PMK kumulatif termasuk dua kasus tambahan di hari tersebu. Dua kasus baru tersebut langsung dilakukan pemotongan bersyarat, sehingga kasus di Badung per tanggal tersebut sudah kembali zero case. Di samping itu, vaksinasi hewan berkaki belah lain seperti babi juga sudah mulai dilakukan di Banjar Jabejero, Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal pada Senin (19/9/2022) lalu.
Di sisi lain, Kepala Unit Pasar Hewan Beringkit I Made Budayasa berharap ada pengawasan lebih intensif dari Pemerintah Kabupaten Badung di masa mendatang apabila pasar hewan memang benar-benar dibuka.
Budayasa berpendapat bahwa jika hanya mengandalkan 11 staf lapangan Pasar Hewan Beringkit dalam mengawasi sirkulasi dan kondisi kesehatan sapi, tidak akan cukup memadai. Di samping itu, pengetahuan klinis maupun medis PMK dari para staf ini juga belum mumpuni.
“Mudah-mudahan, harapan saya, setelah dibuka, selalu dipantau oleh Pemerintah Kabupaten. Kami yang bertugas di sini kan tidak tahu persis dengan penyakit itu,” tutur Budayasa ketika ditemui di Kantor Unit Pasar Hewan Beringkit, Senin pagi.
Keberadaan tim pengawas langsung dari pihak berwenang, kata Budayasa, akan membantu mempercepat deteksi dini apabila ada sapi yang terjangkit PMK masuk ke pasar hewan terbesar di Pulau Bali ini. *rat
Komentar