Anjing Diduga Rabies Ngamuk Gigit Warga
Di Desa Sudaji 5 Orang Diserang Anjing Peliharaan Sendiri
SINGARAJA, NusaBali
Lima orang dalam satu keluarga di Banjar Dinas Kaja Kauh, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng, menjadi korban gigitan anjing.
Keluarga pun panik karena anjing yang menyerang tuannya sendiri, yakni 2 orang dewasa dan 2 orang remaja dan 1 orang anak-anak secara berturut-turut dari Jumat (23/9) sampai Minggu (25/9). Kasus gigitan anjing juga merebak di Bangli. Delapan orang warga Banjar Selat Tengah, Desa Selat, Kecamatan Susut, Bangli menjadi korban gigitan anjing liar. Seluruh warga ini telah mendapat penanganan dan kini sedang menunggu hasil uji lab.
Di Desa Sudaji, Sawan, Buleleng anjing yang diduga terjangkit rabies itu akhirnya dieliminasi setelah dilakukan koordinasi desa dengan dokter hewan di Kecamatan Sawan. Perbekel Sudaji, Ngurah Fajar Kurniawan dihubungi Senin (26/9) mengatakan anjing tersebut memang sudah lama dipelihara keluarga korban. Awalnya merupakan anjing liar. Kemudian dipelihara hingga saat ini.
Namun Jumat lalu, anjing betina ini tiba-tiba menyerang pemiliknya secara berturut-turut. Hingga Minggu kemarin total ada 5 orang anggota keluarga yang tergigit. “Itu ada ibu anak dan juga cucunya. Karena jumlah gigitannya masif, saya instruksikan untuk dieliminasi saja. Langkah antisipasi hasil koordinasi juga dilakukan tes laboratorium dengan mengirim sampel,” kata Fajar Kurniawan.
Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan menimpa warganya, pemerintah desa dibantu Kepala Dusun (kadus) membantu mengantarkan warga untuk mendapatkan Vaksin Anti rabies (VAR) ke Puskesmas 2 orang dan ke RS Giri Emas di Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng 3 orang. Sayangnya ada satu korban yang mendapatkan VAR di RS Giri Emas dikenakan biaya tindakan medis, karena kartu KIS-nya terblokir. Korban yang dari keluarga kurang mampu, tidak mampu melunasi tagihan rumah sakit.
“Itu masih ada yang menunggak karena warga kami memang KK tidak mampu. Kemarin Kadus yang naruh jaminan setengahnya karena warga memang tidak bawa dan tidak punya uang. Kami bingung juga, katanya VAR gratis tetapi masih ada pembebanan biaya tindakan medis, artinya kan tidak sepenuhnya gratis,” imbuh Fajar.
Sementara itu Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Buleleng Made Suparma mengatakan, sampel anjing yang menggigit 5 orang tuannya itu sedang diuji di Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. Dinas Pertanian pun masih menunggu rilis hasil laboratorium secara resmi, sebelum menentukan tindakan lebih lanjut. “Kami masih menunggu hasil tesnya, sampai saat ini belum keluar karena baru dikirim kemarin (Minggu),” ungkap Suparma.
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, dr Sucipto mengatakan biaya tindakan yang dikenakan pada salah satu pasien gigitan anjing, dikarenakan pasien tidak memiliki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sehingga terdaftar sebagai pasien umum.
“Yang dikenakan biaya bukan VAR-nya. Kalau VAR itu gratis. Hanya saja kalau pasien tidak punya KIS, tindakan medis yang didapat itu dikenakan biaya. Itu ada Perbupnya. Nilainya juga berbeda antara di Puskesmas dengan di rumah sakit,” jelas Sucipto.
Sementara Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Sudarma saat dikonfirmasi menyampaikan kasus gigitan anjing terjadi dua kali, yakni Minggu (25/9) dan Senin kemarin di Banjar Selat Tengah, Desa Selat, Kecamatan Susut, Bangli. Pada Minggu, tercatat ada tiga warga yang 3 orang, sedangkan Senin ada 6 orang yang digigit. Dari jumlah tersebut ada satu orang yang tidak mengalami luka karena kebetulan menggunakan sepatu.
Warga yang digigit anjing tersebut ada yang berusia 26 tahun hingga 75 tahun. Pasca mengalami gigitan tersebut, warga sudah mendapat penanganan tim medis. Penanganan sudah sesuai protap, baik mencuci luka hingga pemberian vaksinasi anti rabies (VAR). "Warga ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas Susut I dan juga RSU Bangli," jelasnya.
Petugas menaruh kecurigaan terhadap anjing liar tersebut karena sudah menggigit banyak orang. Maka itu, warga diberikan VAR. Pasca menggigit warga, anjing tersebut telah dieliminasi. "Kami koordinasi dengan Dinas PKP untuk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dan langkah-langkah penanggulangan di lapangan dan sekaligus mengambil sampel anjing untuk dilakukan pemeriksaan di BBVet Denpasar," ungkap Nyoman Sudarma. Proses uji lab sudah dilakukan dan kini tinggal menunggu hasil. Diperkirakan dalam sehari hasil pemeriksaan keluar. Sehingga dinas dapat melakukan langkah penanganan berikutnya. "Kalau penuh di BBVet maksimal besok (hari ini) sudah keluar hasilnya," sebutnya. *k23, esa
1
Komentar