Musim Peralihan, Diskes Waspadai DBD-Chikungunya
DENPASAR, NusaBali
Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Bali mengantisipasi meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) memasuki musim penghujan.
Masyarakat diimbau lebih memperhatikan kebersihan lingkungan untuk menekan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor (pembawa) utama virus dengue penyebab DBD.
Kasus demam berdarah tahun ini di Bali terbilang cukup tinggi di tahun 2022 ini. Hingga bulan Agustus kasus DBD di seluruh Bali dilaporkan sebanyak 3.640 kasus, dengan total korban meninggal sebanyak 8 orang. Kasus terbanyak terjadi di Kota Denpasar sebanyak 739 kasus, 5 orang di antaranya meninggal dunia.
Kadiskes Provinsi Bali, Dr dr I Nyoman Gede Anom MKes mengimbau masyarakat mulai melaksanakan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan memperhatikan tempat-tempat di sekitarnya yang berpotensi terjadi genangan air. "Laksanakan gerakan PSN dengan 3M plus," ujar dr Anom pada, Senin (26/9). 3M yang dimaksud, yakni menguras, menutup, dan memanfaatkan.
Menguras atau membersihkan tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum, dan tempat penampungan air lainnya. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.
Selanjutnya menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Wayan Widia SKM MKes, menambahkan masyarakat juga diimbau mewaspadai penyebaran penyakit chikungunya memasuki peralihan musim. "Pembawanya sama nyamuk Aedes aegypti hanya saja virusnya chikungunya," jelas Wayan Widia.
Dia mengungkapkan, pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan BBMKG (Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Wilayah III Denpasar untuk mengetahui gambaran iklim dan cuaca yang akan dihadapi Bali memasuki musim penghujan akhir tahun ini. *cr78
Komentar